Khofifah Unggul Tipis Versi Kompas, Gus Ipul Menang Telak Versi PolMark

Kamis, 15 Maret 2018 | 05:46 WIB
0
799
Khofifah Unggul Tipis Versi Kompas, Gus Ipul Menang Telak Versi PolMark

Kompas.com memberitakan, hasil survei Litbang Kompas yang dirilis pada Senin 12 Maret 2018 menunjukkan, selisih tingkat keterpilihan paslon Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto dengan Saifullah Yusuf – Puti Guntur Soekarno amat tipis, hanya 0,5 persen.

Kedua paslon yang akan bertarung pada Pilkada Jatim 2018 nanti itu menyebut, Khofifah – Emil memperoleh elektabilitas 44,5 persen, sedangkan Saifullah alias Gus Ipul – Puti Guntur 44,0 persen.

Tipisnya selisih tingkat keterpilihan ini diperkirakan karena kedua paslon itu memiliki basis massa yang relatif sama, yaitu warga Nahdlatul Ulama (NU). Keduanya juga mendapatkan perhatian besar dari pemilih karena sama-sama populer dalam bidang masing-masing.

Dengan perhitungan toleransi kesalahan pengambilan sampel penelitian (sampling error) sebesar +/- 3,46 persen, Kompas mencatat, selisih tipis ini masih membuka kemungkinan besar keduanya menang.

Selisih tingkat elektabilitas yang amat tipis juga pernah terjadi pada Pilkada Jatim 2008. Dari lima pasangan calon peserta pilkada, tidak ada pasangan yang perolehan suaranya lebih dari 30 persen.

Pasangan Soekarwo – Saifullah Yusuf (KarSa) hanya memperoleh 26,44 persen suara pada putaran pertama, sedangkan pasangan Khofifah – Mudjiono (KaJi) mendulang 24,82 persen suara. Pilkada Jatim 2008 diikuti lima paslon.

[caption id="attachment_12591" align="alignleft" width="451"] Pasangan Khofifah-Emil (Foto: Realita.co)[/caption]

Yaitu Khofifah Indar Parawansa – Mudjiono (KaJi), Sutjipto – Ridwan (SR), Soenarjo – Ali  Maschan Moesa (Salam), Achmady – Suhartono (Achsan), dan Soekarwo – Saifullah Yusuf (KarSa).

Pada putaran pertama hasilnya tidak ada yang memperolah lebih dari 30 persen suara. Dua pasangan yang lolos adalah Khofifah – Mudjiono dengan 24,82 persen dan Soekarwo – Gus Ipul dengan 26,44 persen suara.

Pilkada Jatim berlangsung dua putaran. Pilkada Jatim putaran II yang digelar 4 November 2008 berjalan tertib dan lancar. Pada putaran kedua terjadi persaingan yang sangat sengit antara dua paslon yang bisa disebut sama-sama kuat tersebut.

Hasil akhir dari putaran kedua yang dirilis KPU Jatim memenangkan pasangan KarSa atas pasangan KaJi dengan perolehan suara 7.729.944 (50,20 persen) dan 7.669.721 (48,80 persen). Pilkada Jatim ini berbuntut ke Mahkamah Konstitusi.

Khofifah menggugat ke MK dan berbuah putusan putaran ketiga, yaitu pemungutan ulang di Sampang dan Bangkalan, dengan hasil akhirnya KarSa menang dengan 50,11 persen suara sementara KaJi dengan 49,89 persen suara.

Pilkada Jatim 2008 memunculkan persaingan ketat KarSa dan KaJi. Pesaingan berlangsung hingga tiga putaran. Saat itu, sebanyak 29.061.718 warga Jatim memilih gubernur dan wakil gubernur mereka secara langsung. Tiga putaran pun digelar.

[irp posts="11884" name="Antara Janji Kampanye Khofifah dan Realita Janji Manis Gus Ipul"]

Sebuah perhelatan pilkada dalam tempo relatif panjang, selama tujuh bulan. Putaran pertama digelar pada Juli 2008, dan baru pada Februari 2009, pasangan terpilih Soekarwo – Saifullah Yusuf dilantik. Pelantikan berlangsung 12 Februari 2009.

Proses pelantikan cukup singkat, sekitar satu jam. Ketua DPRD Jatim Fathorrasjid (kala itu yang kemudian terjerat kasus P2SEM) membacakan Keppres 07/P/2009 tentang penetapan Soekarwo – Saifullah Yusuf sebagai gubernur dan wakil gubernur Jatim periode 2009-2014.

Makanya, ketika berlangsung Pilkada Jatim 2013, pasangan KarSa kembali memenangkan pertarungan melawan Khofifah Indar Parawansa – Herman Surjadi Sumawiredja. Pilkada Jatim kali ini diikuti oleh empat pasangan cagub-cawagub Jatim 2013.

Dan, Pilkada Jatim 2013 akhirnya dimenangi oleh pasangan KarSa dengan perolehan suara sebesar 8.195.816 (47,25%) sesuai dengan keputusan KPU Jatim pada 7 September 2013. Khofifah – Herman 6.525.015 (37,62%).

Berpijak dari hasil survei Litbang Kompas di atas, prediksi perolehan suara Khofifah – Emil lebih unggul 0,5 persen atas Gus Ipul – Puti Guntur, menunjukkan betapa ketat persaingan diantara dua paslon pada Pilkada Jatim 2018 tersebut.

Khofifah – Emil unggul di empat wilayah Jatim. Mataraman Pesisir (Bojonegoro, Lamongan, Tuban) 54,1 persen, Mataraman (Pacitan, Madiun, Magetan, Ponorogo, Trenggalek, Nganjuk, Blitar, Tulungagung) unggul di angka 47,2 persen; Madura 50,7 persen, Osing (Banyuwangi) menjadi milik Khofifah-Emil dengan persentase 53,1 persen.

Hasil survei Litbang Kompas itu ternyata bertolak belakang dengan hasil survei PolMark Indonesia yang dirilis Rabu, 14 Maret 2018. Lembaga survei milik Eef Saefulloh Fatah ini paslon Gus Ipul – Puti Guntur menang telak atas Khofifah – Emil.

Mengutip Merdeka.com, Gus Ipul – Puti Guntur unggul dengan selisih cukup tebal, 15,5 persen. “Hasil survei, Gus Ipul – Puti menang dengan 42,7 persen, sedangkan pasangan Khofifah – Emil 27,2 persen,” ujar Direktur Riset Polmark Eko Bambang Subiantoro saat menggelar jumpa pers di Hotel Mercure, Surabaya, Rabu (14/3/2018).

Hasil survei dari 1.200 responden, Gus Ipul – Puti Guntur mendapatkan 42,7 persen suara, sedangkan Khofifah – Emil hanya mencapai 27,2 persen. Sisanya, 30,1 persen menyatakan belum menentukan pilihan. . “Itu sangat ngawur,” ujar tokoh relawan Khofifah – Emil kepada Pepnews.com.

“Kemenangan Gus Ipul-Puti hampir merata di semua wilayah,” lanjut Eko. Kemenangan Gus Ipul – Puti Guntur di Mataraman 37 persen, sedangkan Khofifah – Emil 23,8 persen. Untuk Tapal Kuda dan Pendalungan, Gus Ipul – Puti Guntur mendapat 48,7 persen, Khofifah – Emil 18,7 persen.

Di wilayah Arek, Gus Ipul – Puti Guntur meraih 50 persen, sedangkan Khofifah – Emil 27 persen. Di wilayah Madura, pasangan Khofifah – Emil 57,7 persen, Gus Ipul – Puti Guntur 25,4 persen

Survei PolMark juga membedah alasan para responden dalam memilih pasangan cagub dan cawagub Jatim. Dari survei tersebut ada berbagai alasan yang mendasari para responden dalam menentukan pilihannya kepada para pasangan calon.

Untuk paslon Gus Ipul – Puti Guntur, 22,6 persen responden menyatakan memilih paslon ini karena mantan Ketua GP Ansor itu dianggap berpengalaman dalam memimpin Jatim. Gus Ipul sudah dua periode mendampingi Soekarwo memimpin Jatim.

Sebanyak 5,8 Persen responden memilih Gus Ipul – Puti Guntur adalah karena mengidolakan mereka. Paslon ini juga dipilih 5,8 responden yang ingin Jatim berubah. Sedangkan sebanyak 3,5 persen menyatakan Gus Ipul adalah santri yang dekat ulama.

[irp posts="12266" name="Golkar All Out untuk Khofifah, 2 Anggota Pemenangan Gus Ipul Mundur"]

Untuk pasangan Khofifah – Emil, responden tertinggi sebanyak 6 persen menyatakan alasan mereka memilih paslon nomor urut satu ini karena dianggap peduli dan merakyat. Lalu 3,8 persen memilih mantan Mensos ini karena Khofifah adalah tokoh sentral di Muslimat NU.

Sebanyak 3,7 persen responden memilih Khofifah karena dianggap berkinerja baik selama menjadi Mensos.Survei ini dilakukan pada 6-11 Februari 2018 dengan populasi warga Jatim yang memiliki hak pilih, 17 tahun ke atas dengan responden sebanyak 1.200 orang.

Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan margin error sebesar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Untuk porsi jenis kelamin, laki-laki dan perempuan dibuat imbang.

Hasil survei PolMark itu tampak jomplang sekali bila dibandingkan dengan survei Litbang Kompas sebelumnya, yang menyatakan Khofifah – Emil unggul tipis atas Gus Ipul – Puti Guntur, yakni selisih 0,5 persen dengan margin of error sebesar +- 3,46 persen.

Hasil survei PolMark yang menyebut Gus Ipul – Puti yang menang dengan 42,7 persen atas paslon Khofifah – Emil 27,2 persen tentunya masih patut diuji realitasnya di lapangan nanti. Selisih 15,5 persen terlalu besar dibanding dua hasil Pilkada Jatim sebelumnya. PolMark milik Eep Saefullah Fatah ini memang menangani Gus Ipul sejak lebih dua tahun lalu.

Yang perlu diingat dan dicatat oleh kedua paslon adalah jangan karena hasil survei tersebut memberi “angin segar”, sehingga mereka lupa bahwa hasil lembaga survei belum tentu sama dengan realitas di lapangan saat pemungutan suara pada Pilkada Jatim 2018 nanti.

Belajarlah dari Pilkada DKI Jakarta pada 19 April 2017. Sebelum pemilihan, banyak lembaga survei yang mengunggulkan paslon Basuki Tjahaja Purnama – Djarot Saiful Hidayat, ternyata hasilnya, paslon Anies Baswedan – Sandiaga Uno tampil sebagai pemenangnya.

Hasil real count KPU DKI Jakarta menyebutkan Basuki – Djarot mendapatkan 2.350.366 suara sedangkan pasangan Anies – Sandi mendapatkan 3.240.987 suara. Total suara sah mencapai 5.591.353.

Prosentasenya, paslon Basuki – Djarot memperoleh suara 42,04 persen. Kemudian, paslon  Anies – Sandi mencapai 57,96 persen, selisih 15,92 persen yang nyaris sama dengan hasil survei PolMark yang memenangkan Gus Ipul – Puti Guntur pada Pilkada Jatim 2018.

Tapi, yang perlu dicatat adalah bahwa realitas politik dengan hasil pemungutan suara itulah yang sah menurut peraturan perundangan yang berlaku. Bukan hasil survei yang dinyatakan sebagai pemenang Pilkada Jatim 2018 mendatang.

***

Editor: Pepih Nugraha