Era reformasi menjadi awal terbukanya kran informasi, semua keterbukaan menjadi jalannya demokrasi negeri ini. Tetapi korupsi semakin menjadi-jadi, hampir banyak anggota Dewan dan kepala daerah menjadi tersangka yang di bully. Sejatinya reformasi adalah perbaikan, tetapi sekarang hanya jadi barang usang.
Kebebasan era ini sudah mulai kebablasan, semua orang punya kebenaran yang dipegang. Kadang saling menyakiti dan caci jadi tradisi. Padahal budaya menjaga diri, lisan dan perbuatan adalah ciri pribadi. Kebebasan itu bukan bebas sebebasnya, tapi ada batas dengan kebebasan orang lain.
Era sosial media merubah semua lapisan masyarakat, padahal belum semua bisa menjaga diri. Masih banyak hoax yang tersebar lebih cepat dari kecepatan cahaya. Budaya membaca ulang dan mengkaji informasi sudah mulai hilang. Tergerus oleh keinginan membangun citra pribadi.
Media sosial sudah jadi raja, menumbangkan sebagian besar media meanstrem. Banyak yang lebih suka membuat berita instan tanpa membuat berita yang bernilai. Pilar demokrasi mulai rapuh karena kepentingan pemodal. Inilah realitas zaman now yang mulai membuat orang lebih instan dan cepat dalam membuat keputusan.
Fungsi media adalah penyedia informasi, kadang benar kadang salah. Cek dan ricek adalah tindakan awal ketika mendapat informasi.
Jangan telat semua informasi mentah-mentah, amati dulu siapa yang membawa dan apa maksudnya. Karena semakin susah indentifikasi, maka salah dalam ambil keputusan.
Mari kita bangun negeri ini dengan damai dan nyaman. Budaya persatuan yang menjadi ciri bangsa harus dikuatkan. Semboyan berbeda-beda tetapi tetap satu jua harus selalu di dada. Karena membangun negeri ini tak bisa sendiri, semua harus terlibat agar kuat.
[irp posts="9064" name="Media Massa Penampung Sampah"]
Pancasila harus kembali jadi jati diri bangsa, dasar negara yang menjadi cita-cita pendiri negari ini. Jangan suka membuat arus yang saling bertetangan tetapi tak punya solusi. Hobi hanya berdebat tapi tak berbuat. Kontribusi harus nyata dalam tindakan bukan hanya dalam anggan.
Kepentingan sesaat jangan jadi acuan, hanya membaut bangsa ini lebih menderita. Jangan biarkan kebebasan ini jadi bumerang, tapi jadikan batu loncatan untuk lebih baik. Kemampuan membuat suasana bebas tetapi tetap terjaga. Persatuan harus selalu ada ketika bangsa ini ingin lebih baik. Jangan sampai kebebasan hilang dan terampas ketika penguasa resah akan rakyatnya.
Mari bangun kebebasn yang bermartabat. Salam perjuangan.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews