Mungkin sekitar tahun 2013-an, saya sempatkan ke Brebes dalam rangka urusan usaha yang ingin saya kembangkan. Menjadi supplier bawang ke pasar induk. Pak Ganjar saat itu masih jadi anggota DPR, masih duduk manis diruang AC dan kemana-mana bawa asisten dan terima data lalu jadi bahan omongan.
Saya sempatkan begadang dengan petani bawang saat panen. Terasa sekali budaya gotong royong, dengan lampu penerangan petromak saya banyak menyelami seluk beluk usaha bawang dari petani bawang langsung.
Saat hujan, bawang mereka jatuh sekali, tapi saat musim panas, seharusnya harga bawang naik, tapi tidak juga dirasakan petani bawang, karena kartel dan tengkulak bermain.
Tengkulak meng-ijon, hal ini terjadi karena para petani bawang sudah mengalami kerugian saat musim hujan, jadi tidak ada modal buat memulai bertani sehingga harus pinjam ke tengkulak. Siklus seperti ini terus terjadi hingga saat ini.
Dampaknya, petani bawang tidak pernah sejahtera, sementara istri saya selalu cemberut ketika harga bawang naek ke langit, nah dampak ke saya juga kan.
Padahal seandainya pemerintah daerah mau turun memediasikan, tentu situasi ini tidak perlu terjadi.
Saya yakin, banyak emak-emak senasib dengan istri saya, cuman mau ngadu ke siapa? ke petani bawang? mereka aja perlu dibantu.
Apakah ada perubahan saat ini? tidak. Lalu jika tidak ada perubahan, untuk apa bertahan dengan situasi seperti ini? Carilah pemimpin yang mau memperhatikan rakyatnya, jangan diam, atau jangan termakan dengan pencitraan sesaat waktu kampanye seperti saat ini.
Kesalahan 3 detik waktu pencoblosan, sama saja menyuramkan 5 tahun lagi.
Okeh, sekarang apa hubungannya tulisan ini dengan judul diatas? GAK ADA.
Cuman ingin menyentil aja, tidak selalu mangan ora mangan yang penting kumpul itu baik, atau pasrah itu baik. Nah subtansi judulnya sama, seperti mangan ora mangan yang penting kumpul.
Jateng, bersikaplah, ubahlah dengan harapan yang lebih baik.
Tentu tau dong maksud saya.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews