Pak Prabowo Subianto yang terhormat, UU ITE dan penangkapan terhadap emak-emak semakin ramai dan memakan banyak korban. Kami tahu dan paham walaupun dulu engkau yang dikhawatirkan oleh Mbak Wanda Hamidah akan menjadi "manusia kripik anti kritik", tapi ternyata kebebasan itu terpasung bukan karena karyamu, Jenderal.
Tapi apakah tidurmu bisa nyenyak malam ini, Jenderal, ketika emak-emak yang karena bersuara keras menyuarakan nuraninya ditangkap dan ada sebagaian dari mereka masih memiliki anak kecil dan balita?
Bisa nyenyakkah tidurmu malam ini, Jenderal? Membayangkan kalau biasanya sang Bunda mengantarkan si anak pergi ke sekolah, sebagian dengan mobil dan sebagian lagi cuma naik sepeda atau becak karena mereka cuma ibu rumah tangga biasa yang hidupnya sederhana. Tapi karena si Ibu meringkuk di tahanan, terpaksa si Anak tidak sekolah karena merasa kehilangan.
[irp posts="11560" name="Prabowo Subianto Yang Kini Sedang Galau"]
Kesalahan mereka hanya karena terlahir sebagai manusia normal yang punya jiwa, akal, pikiran dan perasaan, plus jari-jari tangan dan HP Android serta paket data sedikit. Karena resah dengan bayaran listrik yang mulai mencekik, sedangkan uang belanja dari suami tetap tidak bertambah, jari-jemarinya tidak tahan untuk sekedar update status: "Rezim Juancuk..." Besoknya si Ibu ditangkap karena dianggap penyebar fitnah dan meresahkan Indonesia.
Jenderal, bisa nyenyakkah tidur mu malam ini kala anak-anak muda kita karena punya logika, ghirah dan gairah untuk membela agama, mereka begitu khawatir melihat Pancasila diobok-obok segelintir orang yang berteriak-teriak mengaku Paling Indonesia dan Paling Pancasila tapi justru tidak percaya agama, kemudian karena marah menulis keresahan hatinya di Group-group Cinta Agama, besoknya ditangkap karena dianggap menyebarkan hoax dan kebencian?
Jenderal, saya tahu bukan anda yang memerintah di Negara ini sekarang. Tapi jangan lupa, mereka yang ditangkap dan sekarang sedang ketakutan adalah orang-orangmu, rakyat yang sejak 2014 memilihmu walaupun engkau gagal terpilih.
Mereka masih sangat percaya dan tetap akan berdiri bersamamu di 2019 nanti. Rakyat yang tidak pernah menjabat tanganmu tapi foto profil media sosial-nya justru memakai fotomu. Rakyat yang tidak rela selama ini engkau dihina-dina, walaupun engkau cuma diam tapi mereka mengamuk laksana macan ketika namamu direndahkan.
Jangan sampai mereka bersikap apatis dan tidak mau lagi kritis karena khawatir bernasib tragis. Jangan sampai rakyat yang selama ini setia kepadamu salah paham dan akhirnya kehilangan pegangan dan memilih tidak perduli lagi kepada negeri ini.
Bersuaralah Jenderal, walaupun, hanya sekedar simpati sebagai rasa perduli!
Bisakah kami mendengar sepatah-duapatah kata saja?
Kalau Anda tidak tahu mau ngomong apa, cukup meniru Pak SBY saja, "Saya Prihatin...."
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews