Entah bagaimana perasaan Rasullulah di alam sana, manusia mulia utusan Allah itu begitu bersusah payah diutus membenahi akhlak. Dia bukan membenahi agama, tapi AKHLAK. Sampai pada sabdanya beliau mengatakan "Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat untuk orang lain, dalam sabda yang lain, bila engkau mengaku Islam, artinya keberadaanmu menyelamatkan orang lain dari lidah dan perilakumu."
Lha sekarang ada ormas yang junjungannya diletakkan bagai nabi, mulutnya pedas melibas orang lain bahkan sampai negara dimaki-maki, mengkafirkan orang seperti dia yang paling suci. Ada pasukan penebar teror dengan nama keren Moslem Cyber Army, setelah terkuak isinya gila, sampai malu kita mengatakannya. Bahkan untuk ukuran orang gila saja tak tega kita mengucapkannya.
Mengarang cerita buta, fitnah dan tindakan amoral serta memusuhi negara. Begitu bencinya mereka kepada kebaikan, begitu irinya mereka kepada Jokowi, manusia rendah hati tapi tinggi akal budi ini mau dihabisi dengan akal keji. Sayang agama dijadikan tameng kebuasan akhlak mereka, agama dijadikan benteng untuk kelakuan yang kontra dengan Islam yang kerap diteriakkan mereka, agama surga dibalut neraka, saya saja sebagai muslim sudah pucat pasi mengikuti jumpalitannya manusia-manusia kebas muka ini.
[irp posts="11564" name="Bidadari dan Tupperware MCA"]
Sampai kapan ini terjadi, tak pasti tapi sudah kelihatan kalau mereka mulai ngos-ngosan. Tapi kita tak boleh lengah, karena menghadapi manusia setengah jadi harus dengan nyali, mereka tak perlu dikasih hati, jangan coba-coba menasihati, negara dan presiden saja dimaki-maki apalagi diajak argumentasi, tak mungkin bisa diatasi karena mulut dan otaknya sudah basi.
Nama keren MCA, isi bak MCK, siapa yang membuat dan membesarkannya sekarang mulai kecium baunya walau seperti biasa mereka pura-pura tidak tau. Padahal kita tau sudah lama, kita juga sudah lama mencium baunya. Kondisi itu membangun stigma menjadi Muslim Caci Maki, siapa saja yang tak sama dengan mereka pasti dimaki, bahkan patung bisa dibenci dan dicemburui.
Kawan saya pernah bertanya, kenapa mereka tak ngerti seni, saya jawab: "Jangankan seni, dirinya sendiri saja mereka tak mengenalnya. Coba tanya siapa mereka? Spontan nanti mereka menjawab Allahu Akbar."
Kan nggak ngerti, iya memang nggak ngerti, kita tanya siapa dijawab Tuhan Maha Besar. Para ulama mengatakan, orang-orang yang tidak mengenal dirinya, akan sulit bagi mereka mengenal Tuhannya. Kalaupun ada, cuma sekedar agar dibilang imam besar, aha... aku baru sadar kak Emma ada di mana... kok lama gak jumpa, jangan-jangan sudah lupa bahwa Indonesia kampung halamannya, walau bukan asli pribumi tapi minimal sudah pandai mengelabui.
Lama saya merenung dan selalu... kenapa agama ini di huni manusia-manusia dungu hati, dan beku pikiran. Kenapa Tuhan membiarkannya... ada yang mengatakan bahwa mereka cobaan untuk kita, tapi mengapa agama yang dikoyaknya, kenapa jalan menuju Tuhannya dirusaknya, kenapa? Apakah ini akhir zamannya dan kenapa harus Indonesia, kenapa,... ah entahlah... semoga mereka cepat mengenal dirinya dan tidak berlarut merusak agamanya.
[irp posts="11562" name="Manifesto MCA dan Peran Jasmev"]
Indonesia engkau harus tetap ada karena kelak engkau akan menjadi serambi surga, izinkan kami terus bertegur sapa sesama orang yang mempunyai keyakinan akan agamanya bukan yang menyempitkan pikirannya dan mengeritkan dahi karena iri dan dengki.
Doa kami untuk Jokowi agar diizinkan memimpin kembali untuk kedua kali dan dimudahkan mencari pengganti yang mumpuni, bukan yang suka mencaci maki.
Harus ada muslim cerdas akhlak, bukan muslim cekak akhlak!
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews