Sampai saat ini polisi telah berhasil menangkap 14 anggota komplotan perusak bangsa via medsos. Mereka semua tergabung dalam sebuah group WA The Family MCA. Ada yang berstatus PNS, dosen, bahkan ada yang berdomisili di Korea Selatan.
MCA Family ini adalah otak dari semua gerakan tukang fitnah dengan label MCA yang menyebarkan berbagai informasi palsu dan meresahkan masyarakat. Isu PKI dan penyerangan ulama adalah tema yang paling disenangi. Selain isu kebencian rasial dan agama.
Di bawah MCA Family ada banyak group FB. Ada Muslim Sniper, yang tugasnya mencari akun-akun musuh -biasanya para Jokower dan Ahoeker- untuk dilaporkan. Tujuannya agar akun tersebut tumbang. Jadi kalau akunmu sempat tumbang atau kena suspend, kemungkinan itu adalah hasil kerja mereka.
Ini adalah akun tertutup dengan jumlah anggota 145 orang. Dari 145 orang inilah komando penyerbuan pada akun-akun lain dilakukan. Mereka akan mengabarkan pada jaringan di bawahnya untuk secara serentak melaporkan sebuah akun yang berseberangan. Jangan heran, jika baru saja menulis status kritis, akunmu langung di-suspend atau di blok FB.
Dalam prosesi penyebaran fitnah, isu yang digodok dari group WA dimatangkan dalam sebuah group tertutup di FB. Nama grupnya Cyber Moeslem Defeat Hoax. Anggota group ini ada 177 orang.
Nah, dari tangan 177 orang inilah sebuah informasi hoax dan busuk disosialisasikan. Kesemua anggota group ini punya kaki di berbagai group lainnya. Sebut saja Pojok MCA, Srikandi Muslim Cyber, The Legend MCA, dan masih banyak grup FB lainnya.
Proses perekrutan dilakukan dalam sebuah akun grup terbuka yang namanya The United MCA. Anggota grup ini mencapai 120 ribu orang. Mereka dipantau sebelum diajak untuk naik ke jenjang memfitnah kelas yang lebih tinggi.
[irp posts="11428" name="Fenomena Muslim Cyber Army dan Bentuk Fanatisme Beragama"]
Jadi gerakan ini memang bukan sporadis dan asal jadi. Ini adalah gerakan yang terstruktur dan masif, yang tujuannya untuk membuat kekacauan Indonesia.
Bahkan polisi mencium gerombolan ini ada yang membiayai. Para politisi kampret minus prestasi dan hobi nyolong biasanya suka jika rakyat berada dalam suasana resah. Dengan demikian kesempatan mereka untuk berkuasa jadi lebih tinggi. Kenapa? Karena rakyat yang resah dan kacau logikanya tumpul. Mereka tidak bisa lagi berfikir jernih untuk menentukan pilihan politiknya.
Dari keresahan rakyat itulah mereka bermaksud memetik suara dan dukungan. Pilkada Jakarta membuktikan, rakyat yang dibuat resah akhirnya kehilangan rasionalitasnya dalam menentukan pilihan. Bahkan bukan tidak mungkin mereka mencoblos sepasang ondel-ondel, saking resahnya. Atau memilih Golput.
Sementara jika rakyatnya nyantai, peluang mereka untuk menimbang-nimbang secara rasional pilihan politiknya jauh lebih besar. Kemungkinan yang dipilih adalah orang yang punya integritas dan kapabilitas.
Keresahan rakyat juga menumpulkan kepekaan mereka menilai prestasi seseorang. Jadi teori mudahnya, ciptakan dulu keresahan, agar peluang seorang yang minus prestasi atau mungkin bengis bisa terpilih jadi pimpinan.
Dulu pernah ada yang mengungkap sebuah strategi penghancur. Kira-kira begini langkahnya. Bakar dulu sebuah rumah, lalu rampok isinya. Orang akan sibuk memperhatikan kebakaran, tidak sempat menjaga barang miliknya.
Jangan heran jika banyak politisi berkepentingan untuk membiayai gerombolan srigala perusak model MCA ini. Jadi kekuatan MCA bisa amat dasyat dalam pemilu elektoral. Makanya disinyalir pucuk-pucuk pimpinanya mendapat kucuran dana dari kelompok-kelompok politik.
[irp posts="11582" name="Dua Menguak Takdir"]
Dalam Pilpres lalu strategi menciptakan keresahan ini sudah dicobakan dengan memproduksi berbagai fitnah kepada Jokowi. Untung saja sebagian besar rakyat Indonesia masih waras. Meskipun virus sakit jiwa ditebarkan seperti racun.
Ke mana isu yang disebarkan MCA akan dibawa dan dari siapa support finansialnya, hanya tokoh-tokohnya saja yang tahu. Anak kampret di bawahnya mah, cuma dibohongi dengan iming-iming membela agama. Pokoknya ada isu apapun, main sebar saja. "Yang penting surga bro. Banyak bidadari, gratis!"
"Di surga itu, selain banyak bidadari pasti banyak Tupperware juga ya, mas," seperti biasa Bambang Kusnadi hobi nyeletuk.
"Kok, Tupperware Mbang?"
"Iya dong. Kalau bidadari kan buat lelaki. Yang ibu-ibu dapat Tapperware gratis, mas..."
Oh, pantas banyak emak-emak ikut-ikutan MCA. Mau dapat Tupperware gratis, toh?
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews