Adriatma Dwi Putra adalah walikota termuda sepanjang sejarah. Ia adalah walikota Kendari. Usianya baru 28 tahun. Ia menggantikan jabatan ayahnya sebagai walikota Kendari, yaitu Asrun, selama dua periode. Tetapi kini keduanya harus berurusan dengan komisi antirasuah setelah KPK menangkap keduanya dalam sebuah operasi.
Tadi malam, Selasa 27 Februari 2018, KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan terhadap Walikota Kendari itu bersama ayahnyayang juga calon Gubernur Sulawesi Tenggara. Rekor baru, bapak dan anak sama-sama bakal mendekam dalam jeruji KPK jika keduanya terbukti bersalah.
Dalam satu bulan saja KPK melakukan OTT kepada empat kepala daerah, yaitu bupati dan walikota. Seakan KPK mau tutup buku pada akhir bulan ini dengan melakukan operasi tangkap tangan kepada Adriatma Dwi Putra.
Adriatma Dwi Putra adalah kader dari Partai Amanat Nasional dan ia juga pernah dilaporkan model cantik dan seksi, yaitu Destiya Purna Panca karena pernah dijanjikan akan dinikahi tetapi malah menikah dengan wanita lain, padahal sudah layaknya suami-istri.
Dan Asrun sekarang calon gubernur Sulawesi Tenggara, berpasangan dengan wakilnya, yaitu Hugua, didukung oleh tujuh partai yaitu PAN, PDIP, PKS, Hanura, PPP, Gerindra dan PKB.
Inilah dampak negatif dari politik dinasti, ayahnya sebelumnya walikota dua periode ,terus dilanjutkan oleh anaknya dan sekarang anak dan ayah ditangkap oleh KPK.
Usia yang begitu muda untuk seorang kepala daerah yang seharusnya idealismenya masih meledak-ledak untuk pemerintahan yang bersih dari korupsi malah melakukan tindakan korupsi atau menerima gratifikasi berkaitan dengan proyek.
Sepertinya penangkapan kepala daerah oleh KPK yang sering diberitakan di media TV tidak menjadikan takut atau mengurungkan niat untuk tidak korupsi, malah nekat dan sepertinya tidak belajar dari kepala daerah yang ditangkap oleh KPK sebelumnya.
Sampai saat ini KPK belum memberikan konferensi pers berkaitan dengan status,anak dan ayah tersebut.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews