Jokowi menampar Anies dengan tangan IMF. Semua tahu di tangan Gubernur baru, Tanah Abang sungguh semrawut. Gubernur dan Wagub membanggakan kesemrawutan itu sebagai hasil kerja spektakuler.
Kemarin Presiden mengajak Direktur IMF berkeliling Pasar Tanah Abang. Mungkin Presiden ingin membanggakan hasil kerja Gubernur baru itu ke seluruh dunia. Hasil kerja yang dijalankan dengan teori dan kemampuan ngeles.
Hasilnya, jalan Tanah Abang yang semrawut mendadak bersih. Kaki lima yang tadinya dibiarkan anarkis mengokupasi jalan, dilarang berjualan. Parkir ditertibkan. Jalan-jalan diatur sebagaimana layaknya. Sehari kemarin di Tanah Abang, hukum aturan ditegakkan dengan baik.
Jalan ya, untuk jalan. Kios untuk pedagang berjualan. Trotoar untuk pejalan kaki. Padahal selama ini semua orang disuruh berakrobat di Tanah Abang.
Jalan ditutup untuk pedagang. Kios dibiarkan melompong karena pasar pindah ke halaman. Trotoar buat lahan parkir. Dan pejalan kaki harus mepet di sela-sela kesibukan.
[irp posts="11355" name="Pesan Politik di Balik Kacak Pinggangnya Anies di Depan Jokowi"]
Preman mematok harga jalanan dengan alasan uang keamanan. Sedangkan polisi sendiri kebingungan mau menindak siapa. Wong, semua pelanggaran hukum itu difasilitasi oleh Gubernur.
Tapi, kemarin Gubernur mendadak tertib aturan. Ketika Presiden bersama direktur IMF mengunjungi Tanah Abang, semua kesemrawutan dibersihkan. Dia gak mau kalah sama Ahok, yang berhasil mengatur Tanah Abang lebih tertata.
"Emang Ahok aja yang bisa. Gubernur sekarang juga bisa menegakkan aturan di Tanah Abang. Buktinya kemarin, gak ada pedagang kaki lima di jalanan," begitu alasan pendukung Gubernur.
Kenapa harus menunggu Presiden dan Direktur IMF datang baru Tanah Abang dirapikan?
"Kalau ada Presiden, Tanah Abang memang dikesankan tetap di bawah kendali Gubernur. Nanti setelah Presiden selesai kunjungan kendalinya akan diserahkan lagi pada para preman. Bagi-bagi tugaslah."
Setidaknya di mata Direktur IMF kinerja Gubernur Jakarta benar-benar yahud. Saat dia berkunjung, pasar tekstil terbesar di Asia itu diatur sedemikian rupa. Sama persis seperti saat Ahok yang jadi Gubernurnya.
Itulah cara Presiden Jokowi menunjukan prestasi anak buahnya di Tanah Abang kepada dunia. Sehingga Direktur IMF tersenyum lebar.
Gubernur DKI memang hebat. Kemampuannya mengatur Tanah Abang hampir setara dengan Ahok. Semua tertib. Semua sesuai aturan Kemarin waktu ada Presiden dan Direktur IMF mana ada kaki lima berdagang di jalanan. Mana ada trotoar dipakai buat parkir.
"Kalau Gubernurnya hebat, pendukungnya pasti hebat juga dong. Makanya jangan merendahkan FPI dan PKS, mas," ujar Bambang Kusnadi.
Siapa dulu Gubernurnya...
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews