Dunia sepak bola kita sering ribut soal kepengurusan induk organisasi, yaitu PSSI. Bahkan PSSI pernah dibekukan oleh pemerintah karena kisruh tadi dan karena minim prestasi.
Akibat dibekukan oleh pemerintah banyak pemain dari klub-klub yang akhirnya menganggur dan hanya menjadi pemain di turnamen-turnamen untuk mengisi waktu kosong.
FIFA sebagai induk organisasi dunia juga menangguhkan PSSI dari keanggotaan FIFA akibat ada campur tangan dari pemerintah.
FIFA melarang campur tangan dari pemerintah karena olah raga sepak bola adalah menjauhkan kepentingan-kepentingan politik.
PSSI sebagai induk organisasi dari klub-klub sepak bola memang sering tidak berdaya atau tidak memperjuangkan pemain-pemain yang sering dirugikan oleh klub-klub seperti gaji yang belum di bayar, kontrak yang tidak jelas dan fasilitas yang minim atau jauh dari layak.
Akhirnya semua stakeholder atau pemangku kepentingan duduk bersama untuk memajukan industri sepak bola nasional, dari pemerintah,PSSI dan klub-klub dan sepakat berdamai dan mencabut pembekuan PSSI.
Dan FIFA pun juga akhirnya mencabut dan mengaktifkan ke anggotaan PSSI dari pembekuan.
PSSI akhirnya menpunyai Ketua Umum Baru dengan harapan bisa membenahi dan memajukan industri sepak bola nasional, yaitu terpilihnya Pangkostrad Edy Rahmayadi sebagai ketua umum PSSI.
Tetapi terpilihnya Edy Rahmayadi sebagai ketua umum PSSI untuk membenahi dan memajukan dunia sepak bola nasioanl malah jauh dari harapan dan keinginan pecinta sepak bola.
Karena yang bersangkutan malah mencalonkan dan fokus dalam bursa pilkada daerah, yaitu mencalonkan sebagai gubernur Sumatera Utara. Jadi tugas-tugas sebagai ketua PSSI tidak bisa berjalan maksimal sekalipun ia menunjuk Plt untuk menjalankan roda organisasi PSSI.
Edy Rahmayadi sebagai ketua PSSI sekarang sibuk kampanye, bahkan yang bersangkutan jarang hadir dalam rapat-rapat PSSI dan dalam piala Presiden juga tidak nampak hadir.
Padahal sebentar lagi negara kita akan punya gawe atau perhelatan internasioanal, yaitu Asian Games. Ini event internasional yang butuh persiapan matang dan tidak asal-asalan.
Cabang sepak bola menjadi andalan dalam perhelatan Asian Games yang butuh persiapan dan latihan bagus untuk mempersiapkan diri dalam laga nanti.
Tetapi sang ketua umum PSSI malah mengajukan cuti sebagai Ketua Umum dan menyerahkan kepada Plt. Joko Driyono untuk menjalankan roda organisasi. Sebagai Ketua Umum, harusnya ia memepersiapkan kompetesi dan liga nasional supaya para pemain tidak lama menganggur.
[irp posts="9149" name="Pilgub Sumut, Ada Pesan Agar Prabowo Hati-hati dengan Edy Rahmayadi"]
Kementerian Pemuda dan Olahraga dan PSSI, Rabu 21 Februari 2018, menggelar pertamuan. Hadir Menteri Olahraga Imam Nahrawi yang didampingi oleh Sesmenpora Gatot Dewa Broto dan deputi 3, Raden Isnanta. Sedangkan dari PSSI hadir Plt.Joko Driyono, Sekjen Ratu Thisa D dan CEO PT LIB Risha Adi Wijaya.
Sampai-sampai Imam Nahrawi mengajukan pertanyaan, "Apakah peraturan FIFA membolehkan ketua umum PSSI cuti?" Karena sekarang PSSI seperti kehilangan induk dan saya memahami pastinya PSSI sedang dalam posisi sulit, kata Imam Nahrawi.
Inilah Indonesia jabatan itu diburu, jabatan ini diburu. Jadi malah terbengkalai semua atau tidak fokus. Hanya di Indonesia tercinta ketua umumnya cuti gara-gara pilkada, mungkin di dunia lain tidak ada.
Oohh... pilkada kadang bikin orang mabuk jabatan dan gara-gara pilkada juga orang masuk penjara...
Yang ini lumayanlah, pilkada bikin orang cuti dari jabatan ketua bal-balan!
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews