Gara-gara tertangkap video saat Paspampres mencegah atau menahan Gubernur Anies Baswedan turun stadion untuk menemani Presiden Joko Widodo menyerahkan Piala Presiden, nama Anies serta merta melambung di ranah media publik sebagai sosok yang "terzolimi", apalagi setelah video itu viral di media sosial. Momen ini menjadi berarti besar buat Anies sekaligus menunjukkan kekeliruan kecil yang fatal dari Tim Jokowi.
Sebagaimana diberitakan, Tim Persija kemarin menjadi juara Piala Presiden setelah menekuk 3-0 Bali United tanpa balas. Momen di mana Anies yang akan menemani Presiden dicegah Paspampres menjadi viral bagai air bah di media sosial. Sebelumnya, Anies memprediksi Persija menang 3-1, namun prediksi inipun menjad bahan olok-olok publik yang tidak menyenangi Anies.
Kini perahu berbalik. Giliran publik yang tidak menyenangi Jokowi mengelu-elukan "kemenangan" Anies atas insiden kecil dicegah Paspampres itu. Tim Jokowi pun kalang-kabut menjelaskan insiden ini.
[embed]https://youtu.be/nQ58I6I7gpw[/embed]
Video tersebut pertama kali diunggah oleh pemilik akun Facebook, Ali Ghuraisah hari ini, Minggu 18 Februari 2018 sekitar pukul 11.30 WIB. Hingga pukul 12.35 WIB, video dan empat foto ini telah dibagikan sebanyak 1.191 kali dan disukai lebih dari 5.000 kali.
Sebagaimana ditulis Kompas.com, dalam unggahan tersebut Ali menambahkan keterangan sebagai berikut:
Kemarin pas Persija juara, gue sempet nanya ke bang Anies. "Bang Anies kok ga turun ke lapangan Bang? Ngucapin selamat ke pemain Persija dong pak". Beliau hanya tersenyum gak jawab pertanyaan gue. Entah karena ga kedengeran, atau kenapa. Tapi beliau kaya menjawab dalam diam yg artinya "gue ga diundang ke podium".
Terus pagi ini ada temen yg kirim postingan tentang kemenangan Persija semalam. Waduh langsung buru2 ngecek rekaman video di HP.
Ternyata..... gue ga sengaja ngerekam bang Anies ditahan sama paspampres waktu mau turun ke lapangan bareng rombongan Pakde Jokowi, Mentri Olahraga, dll. Terlihat wajah Bang Anies langsung berubah.
Keterangan gambar:
1. Video pas ditahan paspampres
2-4 Kira2 5 menit setelah bete di tahan paspampres
5. Postingan yg bikin gue ngecek rekaman HP hehe
Postingan yg saya maksud diatas :
Jiwa Sportivitas itu Masih ada!!!
Meski gak disebut dan diundang naik podium oleh Maruarar Sirait saat pemberian hadiah, padahal Anies Baswedan adalah Tuan Rumah dan "Bapak" Tim Pemenang.. Tapi anak-anak Persija tetap mendatangi dan memberikan pernghormatan kepada Gubernurnya..
Yang difoto adalah pemain terbaik Marco Simic asal Kroasia yang sudah bergabung dengan Tim Persija. SELAMAT PERSIJA !!!
Ternyata sportivitas itu masih ada di tengah panasnya politik Indonesia. Meski ditekan dan ditenggelamkan, jiwa ksatria masih ada di dada pemain Persija.. Mereka tahu siapa sebenarnya yang pantas diberi tepuk tangan.
Pemain Persija tahu, bahwa Bapak Asuhnya adalah "musuh politik" dengan pihak penguasa panggung, maka mereka yang mendatanginya.
Mungkin mereka tahu, kalo disebut nama Anies maka elektabilitasnya bisa makin moncer.. Maka mereka maklum kenapa panitia meminggirkan Anies.
Persija pantas untuk Menang, Namun Anies tak pantas untuk dipinggirkan!!!
Untung masih ada Jiwa Sportivitas di Dada Mereka..
Bravo Persija, di tangan yang benar kalian bisa Juara!!!
Namun, postingan tersebut sudah dihapus oleh pengunggahnya sendiri. Pemilik akun Facebook, Ali Ghuraisah mengumumkan penghapusan postingan itu di status selanjutnya.
"Bismillah dengan ini, saya hapus postingan saya yang tentang Persija. Supaya ga ada polemik ditengah-tengah pesta kemenangan yg sangat dirindukan oleh Jakmania," tulis Ali.
Hingga berita ini ditayangkan, Kompas.com tengah mengupayakan konfirmasi kepada Paspampres mengenai kejadian tersebut.
Menurut Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudi, tindakan Paspampres tersebut merupakan prosedur pengamanan karena Paspampres berpegang pada daftar nama pendamping Presiden yang disiapkan panitia.
"Paspampres hanya mempersilakan nama-nama yang disebutkan oleh pembawa acara untuk turut mendampingi Presiden Joko Widodo," ujar Bey melalui keterangan tertulisnya yang dimuat sejumlah media, Minggu 18 Februari 2018 sore.
Bey menambahkan, mengingat acara tersebut bukan acara kenegaraan, maka panitia tidak mengikuti ketentuan protokoler kenegaraan mengenai tata cara pendampingan Presiden oleh Kepala Daerah. Ia menegaskan, tidak ada arahan dari Presiden Joko Widodo kepada Paspampres untuk mencegah Anies.
[irp posts="10720" name="Bang Anies Memang Guebener!"]
Bey menggambarkan, selama pertandinganPresiden Joko Widodo dan Gubernur Anies sangat menikmati jalannya pertandingan final. Keduanya menonton dengan rileks, sangat informal dan akrab. Presiden pum sempat menyampaikan selamat dan menyalami Anies saat Persija mencetak gol.
Uniknya, Kompas.com yang memuat berita mengenai viralnya video Anies dicegah Paspampres merasa perlu mengganti judul beritanya pada Minggu 18 Februari 2018 pukul 15.30 dengan alasan agar "tidak terjadi kesalahpahaman tentang konten video yang dimaksud". Semula judulnya "Viral, Video Anies Dicegah Paspampres Saat Akan Beri Selamat ke Persija" yang kemudian diganti menjadi "Viral, Video Anies dan Paspampres di Laga Persija Versus Bali United".
Memang peristiwa ini hanyalah "debu" dari peristiwa besar politik lainnya terkait pencitraan dan berperannya seorang pejabat atau politikus dalam suatu event besar seperti final Piala Presiden ini. Namanya juga "Piala Presiden", yang berperan tentu saja Presiden, bukan Gubernur. Tetapi perlu diingat, "mbahnya" Persija adalah Gubernur DKI Jakarta alias Anies Baswedan. Jangan lupa pula, lokasi Stadion GBK di mana final berlangsung berada di bawah "kekuasaan" Anies, jadi wajar Anies ingin berperan dalam penyerahan Piala Presiden itu.
Namun hal-hal kecil ini kurang taktis dilakukan Tim Jokowi. Seperti sepele atau remeh-temeh, tetapi ketahuilah, dalam konstelasi politik jelang Pilpres 2019 di mana Anies sering disebut-sebut berpotensi menjadi pesaing petahana, ini kemenangan kecil Anies untuk sementara.
Anda boleh setuju atau tidak, boleh percaya atau enggak, bebas saja!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews