Ada isu besar akhir minggu ini Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan merapat ke Jokowi dengan menaruh beberapa nama yang bisa diajukan sebagai Cawapres. Padahal, apa yang dituju PKS itu bukan Cawapres, mereka cukup bisa dapat beberapa posisi menteri saja.
Tapi, ada yang lebih penting dari sekadar komposisi kabinet yaitu PKS nggak ingin nyungsep di Pemilu 2019. Survey Pollmark punya-nya Eep Saefullah Fatah kemarin baru saja merilis PKS diprediksi hanya mendapatkan suara 2,4% pada Pemilu 2019. Satu satunya cara untuk menaikkan elektabilitas PKS, ya merapat ke Jokowi!
Karena Jokowi ini seperti magnet besar di tahun 2019, kejadian di Sumbar saat Jokowi dikerubungi rakyat dengan teriakan teriakan eforia sudah menyadarkan beberapa lawan politiknya untuk tidak melakukan serangan politik.
PKS ditengarai akan mengikuti cara cara Partai Golkar untuk menyelamatkan suaranya, yaitu merapat ke Jokowi atau setidak tidaknya mengurangi intensitas gesekan dengan kubu Jokowi.
Pilkada 2018 ini juga akan melihat gambaran paling jelas dari posisi Jokowi di 2019, bila kemudian Banteng menang 70% dari seluruh wilayah, dipastikan posisi Jokowi juga menguat dan gejolak politik stabil.
Anies juga keliatannya agak ogah ogahan maju ke posisi capres atau cawapres, dia lebih mementingkan jabatan yang pasti yaitu Gubernur DKI Jakarta. Jusuf Kalla belum dipandang kuat sebagai patron atau Godfather untuk level pertarungan Pilpres 2019.
[irp posts="9327" name="9 Poin Ini Menyebabkan PKS Terpuruk dan Terancam Gagal ke Senayan"]
Kalau saja Prabowo Subianto sudah melihat posisinya kuldesak, satu satunya cara ia merancang kubunya mengajukan calon cawapres. Kalau ini terjadi maka Pilpres selesai. Tapi dari tarik ulur masih ada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menunggu keadaan dan memperhatikan situasi.
Seandainya seluruh hitung hitungan politik Jokowi di atas 50% sampai Agustus 2018, maka pilpres 2019 yang diperkirakan berlangsung panas dan penuh gejolak malah bisa jadi Pilpres yang adem, karena pertarungan sesungguhnya adalah 2024.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews