Banteng Panik di Jateng dan Jatim: Ancam "Sembelih", Jual Proklamator

Sabtu, 10 Februari 2018 | 20:35 WIB
0
1193
Banteng Panik di Jateng dan Jatim: Ancam "Sembelih", Jual Proklamator

Ancaman dari Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri yang meminta seluruh kader banteng Jawa Tengah bekerja untuk memenangkan pasangan Ganjar Pranowo dan Taj Yasin pada Pilkada Jateng 2018, jangan dianggap remeh. Ia bakal memecat kader yang tidak mau bekerja untuk memenangkan Ganjar–Yasin.

Pesan Megawati ini disampaikan oleh Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul dalam Acara Legislator Summit di Semarang, Jateng.

Tak hanya sampai di situ. Mengutip Kantor Berita RMOLJateng, Minggu 4 Januari 2018, sebagai pimpinan PDIP Jateng, Bambang Pacul mendapat pesan khusus saat menemui Megawati di gedung DPP PDIP beberapa waktu lalu.

Pesan bernada gurauan itu masih diingat Bambang hingga saat ini. “Rapatlah kita hari Kamis siang, dipanggil Ibu Ketua Umum. Ibu duko (marah). Jawa Tengah, Pacul, Kalau sampai (Jateng) kalah, tak 'sembelih' kamu. Siap. Saya cacah-cacah. Siap,” ungkap Pacul.

Bambang Pacul mengungkapkan meski hanya gurauan pesan tersebut tetap harus dijalankan. Menurutnya sebagai kader PDIP ia harus siap, patuh melaksanakan perintah Ketua Umum PDIP, memenangkan Ganjar–Yasin.

“Intinya saudara-saudara, sekarang saya tanya yang duduk di sini ini (Legislator Summit), tidak ada kata mundur. (harus) menang. Saudara-saudara sanggup, Sanggup? Tidak ada kata mundur, tidak ada kata kalah, apapun akan kita berikan,” jelasnya.

Benarkah statement Megawati yang disampaikan Bambang Pacul tersebut memang ditulis di berbagai media? Jika melihat jejak digital, ternyata pernyataan itu memang ada. Seharusnya “pernyataan” Megawati tersebut tidak perlu dipublikasikan ke publik.

Sebab, bila benar Megawati memang menyatakan, “tak sembelih kamu”, ini justru bisa jadi blunder buat Megawati dan PDIP sendiri. Rakyat Jateng menjadi tidak simpati pada PDIP, dan malah akan mewujudkan “ancaman” Megawati tersebut.

Jika menyimak sejumlah jejak digital, ternyata ucapan serupa, “aku sembelih kamu”, juga pernah disampaikan Puan Maharani, putri Megawati, kepada Tjahjo Kumolo ketika masih menjadi Sekjen DPP PDIP saat pencalonan Bibit Waluyo pada Pilkada Jateng 2008.

Pernyataan ancaman “keras” bernada guyonan dari Megawati itu jelas menunjukkan bahwa PDIP akan berjuang mati-matian untuk memenangkan Pilkada Jateng 2018. Begitu halnya Pilkada Jatim 2018. Kali ini yang dibawa adalah Soekarno.

Wasekjen DPP PDIP sekaligus Ketua Pemenangan Internal PDIP Ahmad Basarah, meminta seluruh kadernya all out memenangkan pasangan cagub–cawagub Saifullah Yusuf alias Gus Ipul – Puti Guntur pada Pilkada Jatim 2018.

“Kami minta semua kader dan Soekarnois ikut memenangkan Gus Ipul – Puti dalam Pilkada Jatim. Nama Soekarno ada di belakang nama Mbak Puti. Ini pertaruhan nama besar PDIP, Soekarno,” kata Basarah, di sela-sela Rakerdasus PDIP Jatim, di Empire Palace Surabaya, Sabtu, 3 Februari 2018.

Dengan menyimak pernyataan para petinggi PDIP tersebut, jelas sekali bahwa mereka sangat berharap dan bergantung pada pemenangan Pilkada Serentak 2018, khususnya di Jateng dan Jatim, untuk menebus kekalahannya pada Pilkada di Banten dan DKI Jakarta 2017.

Pada Pilkada Banten 2017, paslon Wahidin Halim – Andika Hazrumy yang diusung Partai Golkar, Demokrat, PAN, PKB, PKS, Hanura, dan Gerindra, dinyatakan sebagai pemenang kontestasi Pilkada Banten 2018 tersebut.

Putusan MK menetapkan pasangan paslon ini meraup 50,95% suara sah pemilih dibandingkan dengan paslon Rano Karno – Embay Mulya Sariep yang diusung PDIP, PPP, dan Nasdem yang hanya meraup 49,05%.

[irp posts="992" name="Berebut Kursi RI-3", Megawati, Prabowo, dan SBY Rela Turun Kelas"]

Clash yang tak kalah serunya dan bahkan menjadi panggung utama adalah Pilkada Jakarta 2017. Paslon yang diusung PDIP, Basuki Tjahaja Purnama – Djarot Saiful Hidayat, harus tumbang di tangan paslon Anies Baswedan – Salahudin Sandiaga Uno.

Anies – Sandi diusung Partai Gerindra, PAN, PKS. Sedangkan Ahok – Djarot, selain PDIP, juga didukung Partai Golkar, NasDem, dan Hanura. Dari sini terlihat bahwa 1 dari 4 parpol peraih suara terbanyak Pemilu 2014 berhasil menguasai 2 provinsi: DKI Jakarta dan Banten. Parpol ini adalah Gerinda.

Sementara Demokrat tidak bisa dihitung sebagai bagian dari pemenang Pilkada DKI Jakarta karena posisi parpol itu tidak menyatakan berkoalisi dengan parpol pemenang, meski para kader Demokrat diyakini mengalihkan suara mereka dari pasangan Agus Harimurthi Yudhoyono – Sylviana Murni kepada pasangan Anies – Sandi.

Jika pun ada yang dapat menyamakan kedudukan sebagai “penguasa” Jawa pada 2017 adalah Golkar. Dan, sebagai kader Golkar dan dilindungi oleh keistimewaan daerahnya berdasarkan peraturan perundang-undangan, Sri Sultan Hamengkubuwana X kembali dilantik dan menjadi Gubernur DIJ hingga pada 2022.

Dengan demikian, di Jawa sementara ini dikuasai oleh Golkar dan Gerindra, baik keduanya berkoalisi maupun tidak, dengan masing-masing 2 provinsi. Partai Golkar di Provinsi Banten dan DIJ, sementara Gerindra di DKI Jakarta dan Banten.

Jadi, tidak ada salahnya jika PDIP harus mati-matian untuk memenangkan Pilkada Jateng dan Pilkada Jatim 2018 nanti. Sebab, untuk Pilkada Jabar 2018, PDIP tidak “terlalu berharap” TB Hasanudin – Anton Charlian yang diusungnya tampil sebagai jawara.

Makanya, tidak salah jika kemudian Megawati mengancam kadernya di Jateng, “tak sembelih kamu”! Sebuah peringatan keras bahwa Megawati tidak main-main dengan ucapannya agar mereka memenangkan pertarungan Pilkada Jateng 2018 mendatang.

Begitu pula di Jatim dengan mengingatkan bahwa pertarungan Pilkada Jatim 2018 adalah “pertaruhan” nama besar Bung Karno, karena di belakang nama Puti Guntur yang diusung bersama Gus Ipul itu menyandang nama Soekarno. Inga’-inga’-inga’, ting....

***