Saya mulai takut hits saya tergerus di PepNews. Bukan apa-apa ini berpengaruh terhadap keterkenalan saya sebagai penulis. Kalau pembacanya sedikit bagaimana bisa menyamai Eko Kunthadi, Faisal Assegaf, Anto Kasihanto dan penulis lain yang tulisannya bisa melambung tinggi menjemput viewer yang bejibun.
Tentu akan berpengaruh terhadap periuk nasi rumah tangga (hahaha bercanda kok). Tapi berbicara tentang menulis memang tidak ada habis-habisnya, apalagi sekarang banyak konten blog berceceran di dunia maya. Mau jenis tulisan-tulisan ngawur, mau yang tulisannya dibumbui tulisan penuh canda, mau yang sersan (serius atau santai). Atau gabung dengan blog serius yang dimiliki instansi pemerintah.
Ide menulis tercecer di sekitar
Menulis itu gampang kok (bagi yang terbiasa), ngapain dipikir susah. Ide? ide ada di sekitar kita. Berita trending topik tinggal membuka lebar-lebar, telinga, mata dan baca isu-isu terkini yang detik demi detik muncul. Tinggal memungut, dibumbui dengan gosip-gosip sedikit ditambah racikannya dengan dialog bergaya storytelling seperti yang sering dikatakan pendiri blog ini, Kang Pepih Nugraha.
Tugas penulis mencerahkan pembaca
Tugas penulis itu meracuni pembaca (eh mencerahkan ding!). Berita serius bisa dikemas sedikit nakal dan diracik dengan bahasa tutur nan lugas. Dari sekian tulisan di PepNews ini gosip politiklah yang masih menjadi andalan sebuah artikel akan ngehits meninggalkan artikel remeh temeh seputar sketsa atau romansa yang ajib-ajib masih sedikit, terkecuali Abang Ikhwanul Halim tentunya.
Tugas penulis itu adalah mengajak pembaca berwisata kata, tidak mengajak untuk stress mengeja kosa kata. Sang pengecer kata punya tuntutan jeli membaca kemauan pembaca yang rata-rata sudah bosan baca koran, apalagi diktat mata kuliah yang nggladrah (bertele-tele bikin ngantuk).
Penulis itu sang pencerah, kalau perlu bisa memberi senyum pada orang –orang yang terindikasi setengah gila sekalipun. Bukannya sekarang hampir semua orang sedang menderita tergila-gila pada gadget. Kemana-mana tidak mau pisah dengan benda kecil yang multifungsi tersebut.
Barisan orang gila itu seringkali menebar gosip, memproduksi gosip dan memviralkan berita-berita bombastis. Akhirnya Facebook penuh umpatan-umpatan kebencian, WA menghadirkan iklan-iklan terselubung serta berita viral nyeleneh tentang kiat menghindari perselingkuhan, kiat kaya mendadak, serta gambar-gambar serta video yang membuat gadget seperti orang linglung karena kebanyakan muatan.
Ibarat kitab atau catatan harian
Fungsi gadget bagi orang yang “bener” memang luar biasa bisa mendapatkan pendapatan yang menggiurkan, tapi bisa membuat orang waras menjadi gila dan orang gila berbalik waras. Kekuatan tulisan di media sosial bisa mennyihir manusia yang semula adem ayem menjadi beringas, yang semula tidak tertarik selingkuh jadi pengin coba-coba, yang semula sehat- sehat saja tiba tiba takut dan penuh penyakit.
Zaman modern ini telah menciptakan manusia-manusia super yang tidak kerasan bekerja kantoran, mereka lebih suka ngetem di kafe, nongkrong di bioskop, jalan-jalan di lokasi wisata. Keberatan laptop, ah kuno sekarang dengan smartphone aneka aplikasi untuk menyimpan artikel sudah tersedia, dengan keyboard gawai bisa saja artikel disimpan paragraf demi paragraf.
Tulisan bisa di save lalu ditinggal ngupi (ngopi) makan camilan sambil melirik cewek kece yang mondar-madir di mal, susah apa coba. Uang… sekarang ada uang virtual, kartu kredit tidak perlu membawa uang segepok untuk belanja. Itulah pengaruh dunia modern semua serba mudah…kalau punya uang.
Peluang untuk menjadi penulis
Lowongan menjadi penulis itu terbuka lebar tinggal berusaha keras, tapi menjadi penulis yang paling mudah itu ya bikin status di Facebook. Hampir semuanya bisa menulis, mau mengumpat, mau menuliskan kata-kata galau atau mau merayu kekasih dengan rumus kata dari Dilan yang bikin baper. Tapi merangkai kata-kata menjadi artikel, feature, cerpen, puisi yang berkualitas itu tidak bisa instan. Butuh latihan-butuh konsistensi, butuh perjuangan.
Berkarya sebagai penulis berarti memilih jalan sunyi, terkadang harus menerima cacian ketika tulisan tidak berkenan di hati pembaca. Tapi bukan berarti ketika mendapat kritik lantas ngambek dan tidak mau nulis lagi. Ketangguhan penulis itu jika bisa melewati badai kritikan dan konsisten menulis dalam keadaan apapun.
Biarkan tulisan menemukan takdirnya sendiri, begitu khan kata kang Pepih. Ayo menulis tangkap ide di sekitar dan beri inspirasi kepada pembaca untuk mencintai menulis karena menulis itu sejatinya menciptakan sejarah. Setiap tulisan anda akan dikenang sepanjang masa.
Waduh kok jadi serius sih.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews