Kota-kota besar seperti Rotterdam, Marseille, Osaka, Buenos Aires, Calcutta, Casablanca, Dhaka, Shanghai, Manila termasuk juga Jakarta adalah kota langganan banjir.
Penanganan banjir selama ini dilakukan sangat konvensional yaitu memperdalam alur sungai, melakukan sodetan sungai, memperlebar badan sungai, memperbanyak pompa buangan air, mempertinggi dan memeperkokoh tanggul sungai dan lain-lain, itu penanganan banjir ala kaum liberal.
Sebenarnya pengendalian hujan dan banjir di sebuah kota itu simple, pahami dan kembalikan semua ini kepada tuntunan agama.
Biarkan hujan itu turun, beri waktu secukupnya, karena pada saatnya akan berhenti juga, semua hal butuh waktu.
Jika terjadi banjir atau genangan, beri juga waktu secukupnya, pada ahirnya air banjir itu akan mengalir ke laut juga.
Konsep penanganan banjir di sebuah kota, itu bukan pekerjaan fisik tapi lebih ke persoalan mental - ajari warganya agar mampu bersabar dan tawakal, sesungguhnya menerima apa yg telah di tentukan Tuhan itu mencerminkan kekuatan iman.
Dengan demikian indah kotanya, bahagia warganya, sabar dan tawakalah pangkal penyelesainnya.
Ini konsep penanganan banjir "out of the box" dan insya Allah syar'i.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews