Maaf pemirsa, gue lagi uring-uringan nih. Gue ini nasionalis. Nggak bisa denger ada orang asing yang berani menghina gue punya Presiden, gue punya darah langsung mendidih. Gue denger ada orang yang namanya John McBeth nulis di Asia Times. Nulis nggak bener soal Presiden gue. Gue nggak bisa terima!
Kurang ajar betul nih orang. Masa Presiden gue dibilang penipu, pembohong, menutupi kebenaran dengan pencitraan. Emangnye dia siape? Pasti nih bule kebanyakan makan micin. Namanya aje mirip jenderal Macbeth dalam kisah tragedi karya Shakespeare. Jenderal Macbeth yang menghalalkan segala cara untuk mencapai kekuasaan. Jenderal Macbeth menjadi raja Skotlandia setelah membunuh raja Duncan. Coba itu. Jangan-jangan si McBeth juga sengaja membunuh karakter gue punya Presiden dengan tujuan yang nggak bener.
Satu hal yang pasti, John Mcbeth pasti anti Pancasila. Ini tugas berat Pak Yudi Latif dan rombongannya buat menatar si Mcbeth agar dia menjadi pancasiliais sejati. Kalau dia mengamalkan Pancasila nggak bakalan dia menulis kaya gitu. Dia juga pasti anti NKRI. Suruh pindah aje dia jangan tinggal di sini (Eh, emang dia nggak tinggal di sini ya?). Jangan-jangan Pak Mcbeth bergaulnya dengan kaum radikalis. Jangan-jangan dia dulu ikutan aksi dua satu dua.
[irp posts="9347" name="Siapa John McBeth yang Menyerang Presiden Joko Widodo?"]
Gue nggak bisa terima! Masa Presiden gue yang selalu menetapi janjinya dibilang tukang tipu, yang bener aje. Dulu waktu kampanye Presiden gue berjanji akan menyusun kabinet anti transaksional. Dan telah dibuktiin. Nggak ada transaksi. Partai mana aje yang mau ikut die, die kasih kursi gratis. Kalau ada yang nuduh transaksional, mana bukti kwitansinya?
Waktu kampanye gue bangga banget Presiden gue bilang anti impor beras. Sekarang udah dibuktiin, pemerintah nggak lagi impor beras. Kalau ada yang impor beras pasti itu kerjaan IMPORTIR bukan Presiden, bukan juga menteri.
Satu lagi yang bikin gue bangga, dulu banyak menteri rangkap jabatan. Sekarang nggak ada lagi. Buktinya, Pak Muhaimin Iskandar nggak mau jadi menteri karena dia memilih menjadi ketum PKB. Pak Wiranto pas ditunjuk menjadi Menko langsung berhenti jadi ketua umum Hanura. Sudah, sampai di Pak Wiranto saja, jangan diterusin.
Gue nggak bisa terima! Si Mcbeth kurang ajar banget. Masa katanya media kita nggak berani kritis terhadap penguasa. Nggak bener banget tuh. Buktinya MetroTV, Kompas TV, CNN Indonesia hampir tiap hari “ngebully” Anies-Sandi. Anies-Sandi 'kan penguasa. Walaupun tingkat provinsi, tapi 'kan judulnya tetap saja penguasa. Iya, nggak?
Maaf pemirsa. Gue lagi uring-uringan gara-gara John Mcbeth nulis di Asia Times pake bahasa Inggris. Soalnya gue nggak ngerti bahasa Inggris. Kurang ajar!
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews