Nama Teten Masduki tiba-tiba masuk dalam daftar pencarian terbanyak google trends hari ini. Hal ini tidak terlepas dari pergeseran posisinya menjadi Koordinator Staf Khusus Presiden. Sebelumnya, Teten menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan yang sekarang digantikan oleh mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko pada Reshuffle kabinet kerja jilid III tadi pagi, Rabu, 17 Januari 2018.
Tenang! Teten Masduki tetap dalam lingkaran orang dekat Presiden kok. Malah posisisnya sekarang akan semakin dekat dengan Presiden. Alasan pergantian posisi ini sih katanya karena Presiden Jokowi ingin lebih dekat dengan Teten Masduki. Selama menjabat sebagai KSP, terlalu banyak hal yang diurusi Teten. Jokowi katanya butuh masukan dari orang yang ia percaya. Ya, teten ini salah satunya. Sehingga Teten diposisikan lebih dekat dengan dirinya.
Namun, belum ada kejelasan lanjut mengenai mekanisme pengangkatan Teten dengan jabatan barunya tersebut: Kordinator Staf Khusus Presiden. Katanya sih penunjukan Teten pada jabatan baru itu akan melewati prosesi penyerahan surat keputusan presiden oleh Presiden Joko Widodo terlebih dahulu.
"Jadi ya saya kira Pak Presiden ingin memperkuat tim di sekitar beliau untuk konsolidasi berbagai program yang ada di pemerintahannya," kata Teten saat ditanya di bekas kantor lamanya, Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Presiden Jakarta, Rabu, 17 Januari 2018, seperti dilansir dari Kompas.com. Namun, banyak yang berspekulasi perombakan kabinet kerja kali ini sebentuk timses Jokowi untuk Pilpres 2019 mendatang.
[irp posts="8462" name="Dua Menteri dari Partai Golkar Rangkap Jabatan, Kok Bisa?"]
Tentu asumsi ini muncul setelah melihat nama-nama menteri baru hasil rombakan yang ketiga kalinya setelah kabinet kerja pertama kali dilantik 27 Oktober 2014 lalu. Ada nama mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko yang dilantik sebagai Kepala Staf Presiden, Agum Gumelar sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Marsekal Madya TNI Yuyu Sutisna menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Udara, serta Idrus Marham sebagai Menteri Sosial menggantikan Khofifah Indar Parawansa.
Diketahui Idrus merupakan Sekjen Partai Golkar, partai yang sudah menyatakan akan mengusung Jokowi pada pilpres tahun depan. Dan meski dicopot dari jabatannya, Teten akan mendapatkan jabatan yang spesial dan jadi tangan kanan dengan Jokowi.
Teten sudah menjabat sebagai KSP sejak 2 September 2015 lalu menggantikan Luhut Binsar Panjaitan. Aktivis kelahiran Garut, Jawa Barat 54 tahun silam ini merupakan pimpinan Indonesia Corruption Watch (ICW) periode 1998-2008 silam.
Namanya mencuat setelah ICW yang di bawah pimpinannya membongkar kasus suap yang melibatkan Jaksa Agung saat itu yang dijabat oleh Andi M. Ghalib. Saat itu masa pemerintahan presiden B.J Habibie. Karena prestasi itu Teten dianugerahi Suardi Tasrif Award tahun 1999.
Teten kecil menghabiskan waktu pendidikannya di Kecamatan Limbangan, Garut, Jawa Barat. Setamat dari SMAN 1 Garut ia kuliah di IKIP Bandung, mengambil jurusan kimia. Teten suka ikut kelompok diskusi sejak bangku kuliah. Ia juga mempelajari teori-teori dari yang kiri sampai yang kanan. Bahkan Teten tercatat pernah ikut aksi demontrasi membela petani di Garut, yang tanahnya dirampas sekitar tahun 1985.
Sebelum menjadi ketua ICW, Teten pernah menjadi Koordinator Forum Solidaritas Buruh tahun 1980-1994. Ia juga pernah menjadi staf Lembaga INSAN dari 1986-1989, lalu menjadi guru sekolah menengah keterampilan keluarga (SMKK) Negeri Tangerang pada 1986-1990, menjadi kepala divisi perburuhan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jakarta sejak 1990-1998.
Lalu lulusan jurusan Matematika dan Ilmu Kimia IKIP Bandung itu memutuskan maju mendampingi Rieke Diah Pitaloka sebagai Wakil Gubernur dalam Pilgub Jawa Barat 2013. Namun pasangan ini kalah dari Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar. Selain itu, Teten juga menjabat sebagai Ketua Dewan Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia. Ketika Pemilu Presiden 2014, Teten masuk dalam tim kampanye pasangan Jokowi-Jusuf Kalla. Teten kerap mendampingi Jokowi ketika menemui masyarakat di berbagai daerah.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews