Pilkada Jawa Timur memasuki babak baru: fase injury time. Masa ini bisa jadi akan mengalami pertambahan waktu karena KPUD Provinsi Jatim telah memberikan sinyal: pengunduran waktu pendaftaran para bakal pasangan calon.
Pendaftaran para bakal pasangan calon di dalam pergelaran Pilkada Serentak 2018 telah dibuka di seluruh wilayah Indonesia. Tak luput pula hal ini berlaku di Jatim. Namun, hingga memasuki hari kedua baru paslon Khofifh Indar Parawansa – Emil Elistianto Dardak yang mendaftar.
Dan, memasuki hari terakhir, dipastikan baru paslon satu paslon yang sudah memberikan sinyal positif. KPUD Jatim sendiri mulai menyiapkan langkah antisipasinya. Sinyal memperpanjang proses pendaftaran kemungkinan akan dilakukan.
Syaratnya, jika sampai batas terakhir pendaftaran jumlah kontestan Pilkada Jatim 2018 hanya satu paslon. Padahal, KPU Jatim sudah menunjukkan kesiapannya. Koordinasi dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jatim, parpol, aparatur berwenang lainnya, termasuk BNNP Jatim dan himpunan psikolog sudah dilakukan.
Bahkan, tim penerima pendaftaran, yang terdiri dari 7 orang staf dan 5 komisioner KPU Jatim, sudah disiapkan. “(Namun) kalau yang mendaftar cuma satu paslon, tentu akan diadakan proses perpanjangan pendaftaran. Sesuai jadwalnya diperpanjang tiga hari,” kata Ketua KPU Jatim Eko Sasmito, seperti dilansir Liputan6.com, Selasa (9/1/2018).
Pangkal kemungkinan pengunduran waktu pendaftaran ini adalah “sinyal” baru satu paslon yang sudah fix: Khofifah – Emil Dardak. Mereka diusung dan didukung oleh Partai Demokrat, Golkar, PPP, Hanura, Nasdem, PKPI, dan kemungkinan PAN.
Saifullah Yusuf (Gus Ipul), yang diusung PKB, PDIP, dan didukung PKS mungkin besok atau menjelang akhir pengunduran tahapan pendaftaran (11, 12, dan 13 Januari 2018), karena baru hari ini PDIP menetapkan Puti Guruh Soekarnoputri sebagai bacawagub Gus Ipul.
Putri Guruh Soekarnoputra yang anggota DPR RI itu ditunjuk menggantikan Abdullah Azwar Anas yang mengundurkan diri akibat isu foto syuurr dirinya bereda di berbagai media. Partai Gerindra sendiri hingga kini belum menentukan sikapnya.
Gerindra, satu-satunya parpol yang belum menentukan sikap, diyakini akan menyampaikan rekomendasi bakal paslonnya saat last minute. “Mengenai Jawa Timur… ya istikharah dulu. Biasanya sampai saat-saat terakhir ada perkembangan,” ujar Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto, seperti dikutip Detik.com.
Akankah Gerindra gabung ke PDIP? Gerindra bakal bergabung tentunya jika paslon yang telah didukung PDIP itu pas dengan yang dimau Gerindra. Jika menangkap sinyal PDIP dan Gerindra seperti itu, muncul sebuah pertanyaan: mungkinkah akan muncul koalisi baru?
Jika benar muncul poros baru, konsekuensinya PDIP harus mencabut dukungan atas Gus Ipul dari pencalonan sebagai bacagub Jatim. Hal ini memungkinkan, jika mengingat pemeo politik: tidak ada kawan atau lawan abadi; yang ada hanyalah kepentingan abadi.
Terlebih, jejak koalisi kedua parpol ini memiliki sejarah yang panjang; dan tentunya memenuhi persyaratan untuk memajukan bakal paslon sendiri. PDIP punya 19 kursi; dan Gerindra punya 13 kursi. Total jenderal: 32 kursi.
Jika memang demikian, siapakah yang pantas untuk mewakili koalisi baru ini? Teka-teki alotnya PDIP menentukan bacawagub bagi Gus Ipul menjadi kata kuncinya. Sempat muncul beberapa nama yang beredar di kalangan media. Mulai Puti Guntur Sukarnoputri, yang kemudian sempat dibantah oleh Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto sendiri.
“Saya malah baru dengar itu (Puti Guntur). Sebagai anggota parlemen dari Jawa Barat, biarlah dia tetap bertugas di sana. Dia punya tanggung jawab karena konstituennya di sana,” tegas Hasto, sebagaimana dikutip dari Tempo.co.id.
Adapun menurut radar partai, imbuh Hasto, mereka yang memungkinkan dicalonkan sebagai bacawagub Gus Ipul adalah Ahmad Basarah, Wakil Sekjen PDIP; Budi “Kanang” Sulistiyono, Bupati Ngawi; dan Sri Untari, Sekretaris DPD PDIP Jatim.
[irp posts="7661" name="Tahapan Pilkada Jatim Bisa Molor Akibat Politik Sandera"]
Bahkan, meski setengah berseloroh, Hasto mengimbuhkan dirinya juga berharap dapat masuk radar partai tadinya. Namun, menurut sumber Pepnews.com, bisa saja terjadi perubahan yang signifikan. PDIP pecah kongsi dengan PKB!
Dan, mengajukan Puti Guntur sebagai bacagubnya. Mengapa demikian? Semua ini tidak lepas dari persoalan pengunduran diri Azwar Anas dari posisi bacawagub dari PDIP. Sehingga Azwar Anas harus rela “undur diri” karena tidak tahan dengan terpaan isu tersbut.
Siapa dongkel Azwar Anas?
Sayangnya, hingga kini tidak ada upaya dari penegak hukum seperti Polri yang mengusut siapa yang memunculkan foto-foto yang mirip Azwar Anas tersebut. Analisa pun mengarah siapa yang diuntungkan dengan beredar dan tersebarnya isu foto-foto itu.
Siapa berada di balik isu terkait Azwar Anas tersebut, menurut sumber PepNews.com, sebenarnya bisa ditelusur dari jejak digital yang pertama kali memunculkan isu pengunduran diri Bupati Banyuwangi dari konstestasi pada Pilkada Jatim 2018 mendatang. Berikut ini jejak digitalnya:
Gus Ipul Akui Azwar Anas Mundur dari Pencalonan di Pilkada Jatim. Dian Kurniawan. 04 Jan 2018, 23:03 WIB. 0. 20. Gus Ipul. Calon Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul. (Liputan6.com/Dian Kurniawan). Liputan6.com, Surabaya - Jelang dibukanya pendaftaran peserta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) ..
Isu ini muncul pertama justru dari Gus Ipul. Berlanjut berita yang ini: Azwar Anas Dikabarkan Mengundurkan Diri, Ini Calon Pengganti ... 22 jam yang lalu - Budi Sulistyono menyampaikan, Azwar Anas mengundurkan diri dari pencalonan di Pilgub Jatim baru disampaikan secara lisan.
Disusul berita ini: Beredar Isu Abdullah Azwar Anas Mundur dari Pencalonan Pilgub ... surabaya.tribunnews.com › Road to Election 1 hari yang lalu - Bakal calon Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf, mengaku terkejut dengan isu pengunduran diri Abdullah Azwar Anas.
Beredar Isu Abdullah Azwar Anas Mundur dari Pencalonan Pilgub Jatim 2018, Ini Komentar Gus Ipul. Kemudian muncul kembali tulisan: Azwar Anas Dikabarkan Mengundurkan Diri, Ini Calon Pengganti Jumat, 05 Januari 2018 – 00:28 WIB.
Disusul berita Gus Ipul: Azwar Anas Mendadak Ingin Mundur dari Cawagub Jatim .. regional.kompas.com › News › Regional 17 jam yang lalu - Abdullah Azwar Anas, bakal calon wakil gubernur Jatim pendamping Saifullah Yusuf (Gus Ipul), tiba-tiba ingin mundur dari pentas Pilkada Jatim.
Gus Ipul: Azwar Anas Mendadak Ingin Mundur dari Cawagub Jatim Kontributor Surabaya, Achmad Faizal Kompas.com - 05/01/2018, 05:07 WIB
[irp posts="7438" name="Azwar Anas Mundur dari Pencalonan, Koalisi PDIP-PKB Pecah?"]
Berlanjut yang lainnya, hingga muncul klarifikasi dari Azwar Anas. Jika melihat jejak digital di atas, jelas sekali bahwa yang pertama kali menghembuskan itu justru Gus Ipul sendiri. Apakah ini sudah ada setting sebelumnya dengan pihak lain atau internal timnya?
Jelas sekali manuver semacam ini tidak sehat dalam konteks pembangunan politik kita ke depan. Padahal, pernyataan pengunduran diri tidak ada sama sekali dari Azwar Anas sebelumnya.
Dia melakukan manuver yang tidak elok sama sekali hanya untuk menyingkirkan “kawannya”. Tujuan akhirnya, hanya untuk mendongkel Azwar Anas dengan figur yang lebih menjanjikan kemenangan, seperti Tri Rismaharini, Walikota Surabaya.
Isu pengunduran diri Azwar Anas bisa disimak dari jejak digital yang menulis soal itu. Gus Ipul mungkin tidak sadar, jejak digital itu bisa ditelusuri siapa pelontar pertama soal pengunduran diri Azwar Anas. Dan siapa yang senang dengan pengunduran diri itu?
Jelas sekali, Gus Ipul lah yang senang, seperti link berita Tempo . Bahwa Azwar Anas sudah tidak dikehendaki bisa dilihat di link berita sikap Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar.
Jika melihat fakta digital tersebut, mestinya PDIP harus mengambil sikap tegas: tetap koalisi dengan PKB atau ganti koalisi dengan Gerindra yang masih memungkinkan untuk mengusung paslon, menempatkan Puti Guntur sebagai bacagub PDIP!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews