Kepiawaian dan kejelian Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam membidik bakal calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pilkada Serentak 2018 nanti memang patut diacungi jempol. Rupanya belajar dari Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.
Dalam Pilkada Jawa Tengah 2018 mendatang, misalnya, Gerindra telah menetapkan Mantan Menteri ESDM Sudirman Said sebagai bacagub Jateng 2018. Seperti Anies Baswedan yang terpilih menjadi Gubernur Jakarta, ia “dipecat” Presiden Joko Widodo.
Karier Sudirman Said dalam bidang energi dan migas membawanya dipilih menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kabinet Jokowi-Jusuf Kalla periode 2014-2019. Ia menggantikan Chairul Tanjung sebagai pelaksana tugas Menteri ESDM.
Chairul menggantikan Jero Wacik yang mengundurkan diri sebagai Menteri ESDM karena tersangkut kasus dugaan korupsi oleh KPK. Ia berjanji mengembalikan kepercayaan publik pada kementerian ESDM dengan mengelola kementerian secara profesional dan transparan.
Sudirman Said dipilih langsung oleh Jokowi yang mengatakan Menteri ESDM harus ada pemimpin dengan leadership yang kuat dan memiliki manajemen pengawasan. Sudirman Said dinilai memiliki rekam jejak yang memenuhi persyaratan tersebut.
[caption id="attachment_5934" align="alignright" width="494"] Sudirman Said (Foto: Kompas.com)[/caption]
Namun, ia terkena reshuffle yang kedua karena kontroversi yang terjadi berkaitan dengan PT Freeport Indonesia dan PT PLN. Sudiarman Said digantikan Archandra Tahar yang kemudian juga dicopot dan digantikan oleh Ignatius Jonan sebagai Menteri ESDM.
Rupanya, melihat track record Sudirman Said sebagai “orang bersih” itulah, Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto tertarik untuk menjadikannya sebagai Anies Baswedan “kedua” dalam Pilkada Jateng 2018 sebagai bacagub Jateng.
Sampai sejauh ini, langkah yang diambil Prabowo Subianto cukup cerdas dalam menentukan pilihan partainya atas Sudirman Said. Namun, ketika harus memilih pasangan untuk posisi bacawagubnya, ternyata lebih cerdik dan cermat Megawati Soekarnoputri.
Ketua Umum DPP PDIP itu telah menunjuk putra KH Maimoen Zoebair, Taj Yasin Maimoen alias Gus Yasin sebagai bacawagub Jateng untuk mendampingi petahana Gubernur Gandjar Pranowo. Gus Yasin menyisihkan petahana Wagub Jateng Heru Sudjatmoko.
Padahal, Sudirman Said yang diusung Gerindra sebagai bacagub Jateng juga mengincar Gus Yasin untuk dijadikan bacawagub bagi Sudirman Said dalam Pilkada Jateng 2018. Setelah gagal menggandeng Gus Yasin, akhirnya Gerindra gaet Ahmad Wafi Maimoen.
Kakak Gus Yasin yang akrab dipanggil Gus Wafi yang bakal dipasangkan dengan Sudirman Said sebagai bacawagubnya. Gus Wafi adalah Ketua DPW PPP kubu Djan Faridz. Gus Wafi akan berhadapan dengan adiknya sendiri, Gus Yasin, yang diusung PDIP.
Menurut Ketua DPP PPP Bidang Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi Djafar Alkatiri, Gus Wafi lebih tepat mendampingi Sudirman Said. “Apabila Sudirman Said ingin memilih wakil yang berasal dari ulama, maka Gus Wafi adalah orang yang tepat,” katanya.
[caption id="attachment_7720" align="alignleft" width="468"]
Gus Wafi[/caption]Gus Wafi dinilai merupakan orang yang dapat menjaga muruah sang ayah yang juga ulama terkenal, Maimoen Zoebair yang akrab dipanggil Mbah Moen. “Jadi, kami rasa cocok sekali berpasangan dengan Sudirman Said,” ungkap Djafar Alkatiri di Solo.
Sementara, Ketua DPP PPP Djan Faridz, menerangkan, pencalonan Gus Yasin oleh PDIP tidak berpengaruh kepada partainya. “Tak apa-apa, kami bersikap biasa saja, hal itu (Gus Yasin jadi wakil Ganjar) takkan berpengaruh apa-apa (bagi PPP),” ujarnya.
Ditemui usai peringatan hari lahir (harlah) ke-45 PPP di GOR Manahan, Solo, pada Minggu 7 Januarti 2018 siang, Djan Faridz lebih mengutamakan dukungannya atas Sudirman Said sebagai bacagub Jateng. Ia telah sesuai muruah PPP dengan komitmennya menandatangani perjanjian dengan partai.
Djan Faridz juga menyerahkan keputusan kepada Sudirman Said terhadp bakal calon yang akan menjadi Cawagub. “Kami menyerahkan semuanya kepada Sudirman Said,” katanya. Apakah Gus Yasin lebih memilih Gandjar Prawono terkait konflik PPP?
Belakangan, muncul kabar lainnya bahwa Gerindra batal usung Gus Wafi. Dari sini tampak sekali kalau Gerindra “kalah cepat” dan salah langkah dalam mengambil keputusan untuk membidik Gus Wafi dengan Sudirman Said. Ingat, PPP itu masih pecah!
Langkah Sudirman Said mendatangi deklarasi kubu Djan Faridz kini jadi blunder. ”Kenapa saya ke sini? Karena yang ngundang duluan Pak Djan. Kalau yang ngundang Mas Romy (Romahurmuziy), saya juga ke sana,” katanya di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 20 Desember 2017.
Akhirnya, sekarang ini Gerindra masih belum punya bacawagub Jateng untuk disandingkan dengan Sudirman Said. Ia mengaku juga berkomunikasi dengan Romy. Komunikasi dengan Romy disebutnya sangat intensif dan hangat sehingga tidak menghalanginya membicarakan pencalonan pada Pilkada Jateng 2018.
Menurutnya, dukungan tidak selamanya harus mempertimbangkan aspek legalitas. Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu, dukungan dari Djan Faridz bermakna riil berupa jaringan dan massa.
“Bagaimanapun ini punya dukungan masyarakat di Jawa Tengah. Nanti di samping dukungan legal juga dukungan jaringan, dukungan suara, dukungan umat Islam yang menjadi anggota simpatisan PPP ini,” lanjut Sudirman Said.
Kekuatan kursi
Perlu dicatat bahwa kursi DPRD Jateng berjumlah 100 kursi. Satu-satunya partai yang bisa mengusung pasangan calon sendiri tanpa berkoalisi adalah PDIP dengan 27 kursi di DPRD Jateng. PKB 13 kursi, Gerindera 11 kursi, PKS 10 kursi, Golkar 10 kursi, Demokrat 9 kursi, PAN 8 kursi, PPP 8 kursi, dan Nasdem 4 kursi.
Sudirman Said yang diusung Gerindra dan PAN baru memperoleh 19 kursi di DPRD Jateng. Kabarnya, PKS juga akan bergabung dengan koalisi ini. Demokrat sendiri sudah menyatakan dukungannya untuk Ganjar Pranowo.
Jika melihat petanya seperti itu, tampaknya bacagub petahana Ganjar Pranowo bakal tampil sebagai pemenangnya. Mengingat, Sudirman Said hingga tulisan ini dibuat belum juga dapat jodoh untuk bacawagubnya dalam Pilkada Jateng 2018 nanti.
Sampai sejauh ini baru pasangan Ganjar – Gus Yasin saja yang siap tampil sebagai bacagub – bacawagub Jateng 2018 dari PDIP. Parpol lainnya yang tidak punya calon, akan lebih pasti akan bergabung dengan PDIP, seperti Golkar, Nasdem, atau Hanura.
PKB sendiri hingga kini belum juga menentukan siapa calon yang bakal diusungnya, meski tujuan awal tetap berniat mengusung mantan Menteri Desa Marwan Jafar sebagai bacagub Jateng 2018. Tapi, tampaknya nama Marwan Jafar “kurang laku”.
Justru nama Ketua DPW PKB Jateng HM Yusuf Chudlori alias Gus Yus yang santer muncul menjadi kandidat kuat cawagub Jateng. Selain sebelumnya diincar PDIP, Gus Yus sempat juga digadang-gadang oleh Gerindra.
“Sejak awal saya menyatakan tidak maju, karena punya tanggungan pesantren , tapi saya janji ketika kader PKB yang dipasang kita akan all out kerahkan semua jaringan dan tenaga pikiran untuk memenangkan,” kata Gus Yus kepada Detik.com, Minggu 7 Januari 2018.
Sudirman Said pun memujinya. “Gus Yusuf itu orangnya baik. Beliau pengikutnya banyak. Pemimpin partai di Jateng. Tidak pernah punya catatan macam-macam,” katanya soal sosok Pengasuh Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salafi Tegalrejo, Magelang itu.
[irp posts="5926" name="Sudirman Said, Suksesor Jakarta Uji Nyali di Jawa Tengah"]
Sudirman Said dalam jumpa pers yang digelar di Hotel Ambhara Blok M, Jakarta Selatan, Selasa 2 Januari 2018 mengatakan ada sejumlah nama cawagub yang sudah dijaring untuk mendampinginya. Salah satunya Gus Yasin.
Namun, Gerindra kalah cepat dengan PDIP yang telah mengambil Gus Yasin terlebih dahulu. “Dari Rembang muncul 7 nama anak Mbah Maimun, kemudian Gus Yasin, saya kenal satu per satu, termasuk Gus Gofur,” ucap Sudirman.
Beberapa orang lainnya yang disebutnya saat itu yakni Gus Yusuf, Rustriningsih, dan Gus Abdul Ghofur. Ada nama lain lagi yang disebut Sudirman seperti Waketum Gerindra Ferry Juliantono dan politikus Golkar Ariani Dewi.
Terus terang, dalam Pilkada Jateng 2018 ini, pilihan PDIP atas Gus Yasin patut diapresiasi. Cukup cerdas dan cermat dalam menentukan pilihannya dibandingkan Gerindra yang telat dan “salah bidik”, karena kurang cermat dan cepat.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews