Minggu-minggu ini semua calon-calon dalam pilkada mulai mendaftarkan diri ke KPU. Dengan membawa massa mereka berduyun-duyun untuk ikut mendaftarkan jagoan masing-masing. Ada yang meramaikan dengan baju adat dan tradisi di tiap daerah.
Penetapan pasangan calon-calon kepala daerah, baik itu pasangan untuk Walikota, Bupati maupun Gubernur membawa kegembiraan tersendiri bagi yang mendapatkan mandat dari partai pengusungnya; ada calon yang dari kader partai sendiri, ada juga dari luar partai.
Lobi sana-sini antarpartai dilakukan calon-calon yang akan diusung dalam pilkada, dan bongkar pasang calon juga tidak kalah dramatisnya.
Kalau dalam kehidupan rumah tangga ada perpisahan atau perceraian, ternyata dalam pilkada juga seperti itu hampir 80 persen petahana yang maju dalam pilkada adalah berpisah atau berganti pasangan dalam periode ke dua. Yang dulunya wakil ingin posisi yang lebih tinggi, dalam hal ini \yang dulunya wakil Walikota ingin jadi Walikota, yang dulunya wakil Gubernur ingin jadi Gubernur.
Kemudian terjadilah konflik dalam masa-masa memerintah karena yang wakil merasa tidak dikasih atau pembagian tugas yang tidak jelas atau tidak diberi wewenang lebih luas.
Banyak kader-kader partai yang hari ini ada yang senang atau bahagia karena ditunjuk atau dikasih mandat untuk maju dalam pilkada, tapi tak sedikit yang kecewa karena tidak mendapat mandat partai, padahal ia merasa kader partai dan sudah berjuang demi kebesaran partainya.
Salah satunya ini terjadi di Partai Demokrat Kota Bogor, yaitu ketua DPC Demokrat Usmar Hariman yang saat ini menjabat Wakil Walikota Bogor atau wakilnya Bima Arya. Usmar Hariman mengundurkan diri dari Ketua DPC Demokrat dan keluar sebagai kader partai. Ia sudah mengirimkan surat pengunduran diri ke Ketua Partai Demokrat, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono
[irp posts="6974" name="Pegawai KPK Ini Terima 'Pinangan' Wali Kota Bogor Berlaga di Pilkada"]
Alasannya pengunduran diri tentu normatif yaitu ingin fokus menjadi Wakil Walikota dan menggantikan posisi Walikota yang akan cuti pilkada.
Bima Arya saat ini maju dalam bursa Walikota dengan berpasangan dengan Dedie A. Rachim, yaitu mantan pegawai KPK, yang ingin mengundi nasib dalam pilkada.
Dan partai Demokrat malah memberi mandat kepada Bima Arya - Dedie A. Rachim untuk maju sebagai calon Walikota dan wakil, bukan menunjuk Usmar Hariman yang juga sebagai kader partai dan wakil walikota saat ini.
Inilah suka duka pilkada, ada yang berpisah, ada yang lanjut,ada ngambek.
Contoh di atas sekelumit peristiwa saja.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews