Beredar kabar bahwa Yenny Wahid menolak dirinya didorong Partai Gerindra sebagai bakal calon gubernur Jawa Timur. Tetapi itu masih kabar burung. Kabar yang paling santer adalah kebersamaan Yenny dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto beberapa waktu lalu yang kemudian memantik berbagai spekulasi.
Jika saja benar terjadi, nampaknya pertarungan pilgub Jawa Timur 2018 makin seru dan panas. Pasalnya, ketiga calon Gubernur yang akan berlaga merupakan kader NU atau dikenal dengan sebutan Nahdliyin. Diketahui bahwa Jatim merupakan basis pendukung NU.
Nahdliyin pertama ada Saifullah Yusuf atau Gus Ipul yang merupakan mantan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor periode 2000-2010. Gus Ipul juga memiliki keturunan darah biru NU sebagai cicit dari salah satu tokoh pendiri NU, KH Bisri Syamsuri.
[caption id="attachment_7159" align="alignright" width="560"] Yenny Wahid (Foto: Merdeka.com)[/caption]
Gus Ipul yang berpasangan dengan Azwar Anas, didukung sejumlah tokoh NU seperti Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Timur Anwar Iskandar; Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur Hasan Mutawakkil; dan cicit pendiri NU Hasyim Asy’ari Abdul Halim Iskandar. Gus Ipul dan Azwas Anas ini didukung oleh poros koalisi PKB dan PDI Perjuangan.
[irp posts="6976" name="Yenny Wahid Mau Dicalonkan Prabowo, Khofifah dan Gus Ipul Bisa Tewas"]
Poros koalisi kedua ada Partai Demokrat dan Nasional Demokrat yang mendukung pasangan Khofifah Indar Parawansa dengan Emil Dardak. Khofifah merupakan Ketua Umum Muslimat NU periode 2016-2021. Sudah pasti Khofifah juga punya barisan pendukungan yang kuat dari NU. Seperti dukungan dari Salahuddin Wahid yang merupakan cucu pendiri Nu Hasyim Asy'ari serta ada mantan Rais Syuriah PBNU Afifudin Muhajir.
Dikabarkan tiga partai lainnya juga akan mendekat dan bergabung memenangkan Khofifah-Emil. Ketiganya adalah Partai Hanura, Partai Golkar, dan Partai Persatuan Pembangunan.
Ada poros koalisi ketiga yang berisi partai PKS, PAN, dan Gerindra. Kabar burungnya sih Gerindra digadang-gadang akan mengusung Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau yang lebih akrab ditelinga Yenny Wahid.
Udah pasti tau, Yenny juga punya hubungan erat dengan NU. Sebab merupakan anak dari tokoh NU, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Yenny juga cucu Menteri Agama RI pertama, Wahid Hasyim sekaligus cicit pendiri NU Hasyim Asy’ari.
Namun Gerindra belum resmi mengumunkan Yenny sebagai calon gubernur Jatim yang diusung. Keputusan itu kabarnya baru akan diumumkan dalam waktu dekat. Bagi Gerindra, Yenny Wahid bukanlah sosok asing. Sebab suami Yenny, Dhorir Farisi, merupakan kader Gerindra.
Seperti yang dikatakan oleh Ferry Juliantono selaku Wakil Ketua Umum Gerindra yang dikutip dari Tempo.co. "Jadi (Yenny) bukan orang lain bagi Gerindra," kata Ferry di Kantor SMRC, Menteng, Jakarta pada Selasa, 2 Januari 2018.
Kabar soal penjajakan antara kedua pihak sudah santer terdengar sejak Yenny berkunjung ke kediaman Prabowo pada Selasa, 26 Desember 2017 lalu. Namun, hingga saat ini Gerindra masih memepertimbangkan siapa pasangan calon yang akan didukung di pilgub Jatim beberapa bulan lagi. Sebab Yenny katanya masih harus bersaing dengan nama anggota DPR Moreno Soeprapto.
[irp posts="6606" name="Moreno? Seriuslah Hadapi Pilkada Jatim 2018 Ini, Jenderal!"]
Moreno yang merupakan kader Gerindra sekarang tengah duduk di kursi senayan sebagai anggota komisi III DPR RI. Namun, jika harus bersaing dengan dua pasangan yang sudah ada, tentu Moreno masih kalah jauh. Ibaatnya beda kelas. Jika boleh diibaratkan, Gus Ipul dan Khofifah kelasnya sudah level 'ahli' sementara Moreno masih 'pemula'. Lagipula sosok generasi muda ini belum banyak diketahui oleh warga Jatim.
Selain nama Moreno, ada calon alternatif lain dari PAN, yaitu Anang Hermansyah yang merupakan anggota Komisi X DPR dan kader PAN. Anang yang sudah terkenal sebagai selebriti ini dinilai mampu meraup suara warga Jatim. Tetapi jika harus bersaing dengan dua nama besar sebelumnya, tentu Anang juga masih jauh kelasnya.
[caption id="attachment_7222" align="alignleft" width="459"]
Suyoto Arya Manggala (Foto: Mediaindonesia.com)[/caption]Ada nama lain lagi yang juga mencuat dari kader PAN, yakni Suyoto yang merupakan Bupati Bojonegoro.
"Kita harap Bupati Bojonegoro yang jadi wakil gubernur," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad kepada Kompas.com, Sabtu 23 Desember 2017.
Jika menimbang dua nama pesaing yang sudah lebih dulu mendeklarasikan maju, Gus Ipul dan Khofifah, sepertinya hanya akan bisa disaingi oleh nama besar Yenny Wahid. Anak mantan Presiden RI Gus Dur ini baru dinilai selevel dengan dua petarung Jatim itu.
Nah, untuk wakil, mungkin nama Anang atau Suyoto dari kader PAN akan lebih cocok mendampingi Yenny. Dengan Anang yang popularitasnya sudah tak diragukan lagi, atau berpasangan dengan Suyoto yang pasti sudah berpengalaman di bidang birokrasi sebab sekarang sedang menjabat sebagai Bupati.
Dan tentu saja nama Anang atau Suyoto ini kemungkinan besar dipilih demi kelangsungan politik. Karena sudah berjanji koalisi, tentu harus ada 'jatah' menentukan siapa dan dari partai mana calon yang diusung. Mungkin saja jatah calon wakil Gubernur dari kader partai PAN. Mungkin saja.
Namun, ketiga partai, Gerindra, PKS, dan PAN akan membahas nama pasangan jagoan mereka sebelum diumumkan pada Kamis, 4 Januari 2018 hari ini.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews