Ditolak Yenny Wahid, Prabowo Subianto Tak Perlu Patah Hati

Kamis, 4 Januari 2018 | 09:05 WIB
0
439
Ditolak Yenny Wahid, Prabowo Subianto Tak Perlu Patah Hati

Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto mengaku bersedih hati -bukan patah hati- karena keinginannya ditolak putri Gus Dur, Yenny Wahid. Bukan Yenny menolak pinangannya wong Yenny sudah punya suami, melainkan menolak tawaran sebagai calon gubernur Jawa Timur yang diusung Partai Gerindra. Jadi, tak perlulah Prabowo sakit hati,

Jagat media massa sepekan lalu diramaikan oleh berita kemungkinan Yenny Wahid, putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid, didorong sebagai calon gubernur di provinsi terujung timur Pulau Jawa itu. Hal itu gara-gara Yenny mencuit di Twitter kebersamaannya dengan Prabowo dengan menyematkan berbagai kalimat.

Cuitan inilah yang memantik spekulasi bahwa Prabowo PDKT dengan Yenny, atau sebaliknya, untuk dijadikan calon gubernur bahkan kelak dijadikan wakil presiden jika Prabowo maju ke lagi gelanggang Pilpres 2019. Namun dengan ketetapan hati Yenny, gugurlah semua spekulasi, kecuali ada "second wind" yang berembus dan dalam politik hal itu sudah biasa.

Prabowo sendiri akhirnya mengakui bahwa ia sempat menawari Yenny untuk maju sebagai calon gubernur Jawa Timur itu, namun dia langsung menyatakan menghormati penolakan Yenny. "Dengan sedih saya menerima dan menghormati, tapi ya mau diapakan lagi," kata Prabowo di kediamannya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu 3 Januari 2018, sebagaimana dikutip Kompas.com.

Yenny sendiri kepada sejumlah media mengungkapkan alasan penolakan itu. Antara lain tidak diizinkan oleh keluarga besar Nahdlatul Ulama di mana ayahandanya dikenal sebagai tokoh organisasi kemasyarakatan terbesar itu. Atau juga tidak ingin membelah suara Nahdlatul Ulama di Jawa Timur. Tapi Yenny tidak menyebut apakah tidak diizinkan juga oleh suaminya, Dhohir Farisi.

[irp posts="6976" name="Yenny Wahid Mau Dicalonkan Prabowo, Khofifah dan Gus Ipul Bisa Tewas"]

Yenny sendiri mengaku sempat memikirkan tawaran Prabowo menjadi bakal calon gubernur di Pilkada 2018 Jawa Timur. Namun, setelah berdialog dengan sesepuh NU dan keluarga besar Gus Dur, katanya, ia memastikan tak ikut kontestasi Pilkada. "Kami keluarga Gus Dur meyakini punya tugas sejarah untuk menjaga bangsa ini dan memastikan keluarga NU tidak pecah. Oleh karena itu kami tak boleh ikut masuk dalam kontestasi yang sedang berlangsung," katanya.

"Yang terbaik untuk kita belum tentu untuk orang lain. Yang paling penting adalah tugas sejarah kami memastikan bahwa umat ini utuh, terutama umat NU," kata Yenny lagi.

Di tempat yang sama Yenny menjelaskan, NU telah menyumbangkan dua kader terbaiknya, yaitu Saifullah Yusuf dan Khofifah Indar Parawansa untuk memimpin Jawa Timur. Yenny berharap kedua kader NU itu memberikan kebaikan bagi seluruh warga Jawa Timur.

Menurut Yenny, dalam tradisi Nahdlatul Ulama dikenal dua metode yang digunakan untuk menentukan suatu pilihan, yaitu aspek rasional dan spiritual harus diperhatikan. "Tradisi NU itu ada namanya dua dalil, aqli dan naqli. Akal dipakai rasional dan spiritual. Intinya, kita memohon petunjuk kepada Tuhan," imbuhnya.

Apa yang ditawarkan Prabowo tidaklah salah dalam konteks "pencarian pemimpin", sebab marwah dan jiwa kepemimpinan ada pada Yenny, sebagaimana yang diwariskan ayahandanya.

Kader berkualitas

Prabowo menyebut Yenny sebagai kader bangsa berkualitas dan berwawasan luas yang diharapkan mampu memberi sumbangan berharga kepada Indonesia di masa depan. "Beliau (Yenny Wahid) datang hari ini dan menyampaikan bahwa beliau tak diizinkan maju oleh keluarga," kata Prabowo lagi.

Sebagaimana diketahui, ajang Pilkada Jatim 2018 menjadi pertarungan antara dua kandidat kuat yang sama-sama berasal dari kalangan Nahdlatul Ulama. Saat ini ada dua calon dari kalangan NU, yaitu Saifullah Yusuf yang biasa disapa Gus Ipul dan Khofifah Indar Parawansa. Gus Ipul, yang kini menjabat Wakil Gubernur Jatim, tercatat merupakan salah satu ketua PBNU dan mantan Ketua Umum GP Ansor. Sementara Khofifah adalah Ketua Umum Muslimat NU.

[irp posts="6750" name="Koalisi Trio Kwek Kwek" Bisa Bikin Demokrat Tersingkir"]

Secara nasional, Gerindra-PKS-PAN membentuk "Koalisi Reuni" yang PepNews! sebut sebagai "Trio Kwek Kwek", meminjam keolompok penyanyi anak-anak yang bersuara kompak. Disebut koalisi reuni, karena Prabowo ingin mengulang sukses Pilkada DKI Jakarta dengan menjadikan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI. Di Jawa Tengah pola yang sama digunakan dengan mengusung Sudirman Said.

Sementara pada Pilkada Jatim 2018, Gerindra tetap membentuk "Koalisi Reuni" bersama PKS dan PAN. Di DPRD Provinsi Jawa Timur Gerindra memiliki 13 kursi, PAN 7, dadan PKS 6, total 26. Ini jumlah yang lebih dari cukup sebagai syarat pencalonan, yaitu memenuhi persyaratan 20 persen suara atau 20 kursi DPRD.

Jauh sebelumnya partai besutan Prabowo Subianto ini sempat memberi mandat kepada La Nyalla Mattaliti untuk menjadi bakal calon gubernur dengan syarat menjalin komunikasi dengan PAN. Namun hingga batas waktu yang ditetapkan, komunikasi antara La Nyalla dan Gerindra terputus karena tidak membuahkan hasil. La Nyalla dengan sportif akhirnya  mengembalikan mandat ke DPP Gerindra.

Beberapa waktu lalu Gerindra juga sempat memunculkan nama mantan pembalap yang kini duduk sebagai anggota DPR, Moreno Soeprapto. Namun nama Morena diperkirakan tidak akan mengangkat nama Gerindra karena diprediksi tidak akan mampu melawan para pentolan NU di Jawa Timur. Konon alasan mengusung Moreno karena ia dianggap representasi kaum milenial.

Namun sepertinya Gerindra bakal segera menarik dukungan terhadap putra Tinton Soeprapto itu.

***