Sulit Berharap Ketua DPR Baru Yang Bersih dari Partai Golkar

Selasa, 2 Januari 2018 | 19:12 WIB
0
405
Sulit Berharap Ketua DPR Baru Yang Bersih dari Partai Golkar

Buruknya tanggapan publik tarhadap lembaga negara Dewan Pimpinan Rakyat sudah bukan lagi isu hangat untuk dibicarakan. Banyak anggota dewan bahkan pimpinannya yang tersangkut kasus korupsi, seperti yang terjadi terhadap mantan Ketua DPR RI yang juga Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto.

Olehnya, setelah Komisi Pemberantasan Korupsi menangkap Setnov, muncul harapan baru kepada pimpinan DPR RI yang bersih, peduli dengan masyarakat dan jauh dari praktik korupsi yang sudah begitu memuakkan publik ini.

Koordinator Komite Pemilih Indonesia Jerry Sumampouw yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil mengatakan selama periode 2014-2019, ada kesalahan yang sejak awal diperbuat DPR RI.

Hal itu dikatakannya sebab Golkar bersama koalisinya dinilai telah mengangkangi Undang-undang DPR.

"DPR RI periode ini sejak awal sudah masalah. Undang-undang sudah mengatur Ketua DPR itu yang menang Pemilu. Tapi itu dikangkangi Golkar dan koalisinya. Jadi itu sejak awal sudah ada tanda-tanda bermasalah," kata Jerry di D'Hotel, Jakarta, seperti dikutip Kompas.com, Selasa 2 Januari 2018.

[irp posts="6693" name="Sudah Sebulan Lebih Kursi Ketua DPR Dibiarkan Kosong"]

Jerry memberikan usulan agar adanya penentuan ulang posisi pimpinan DPR sebagaimana aturan baku yang selama ini dijalankan.

"Kenapa enggak kita kembalikan sesuai Undang-undang. Kocok ulang, diberikan haknya kepada partai pemenang Pemilu. Seperti DPR sebelumnya. Setya Novanto dulu maksa diri ingin jadi Ketua DPR. Kemudian Undang-undang berubah. Karena itu kocok ulang adalah sesuatu yang rasional," kata Jerry.

Saat ini, tambah Jerry, ia meragukan empat pimpinan DPR lainnya seperti Fahri Hamzah, Fadli Zon, Taufik Kurniawan, dan Agus Hermanto. Menurutnya, keempat pimpinan DPR itu tidak pro terhadap pemberantasan korupsi. 

"Ada Fahri Hamzah dan Fadli Zon yang ingin KPK bubar, dua lainnya pemain tengah yang hanya lihat bola, tak punya pegangan apa-apa," kata dia.

Dia berharap, dengan adanya momen pergantian Ketua DPR yang baru, diharapkan lembaga negara tersebut dapat melakukan pembersihan pimpinan parlemen agar kinerja DPR lebih baik. "Jadi kalau Ketua DPR bersih, enggak akan bisa lakukan apa-apa lawan empat pimpinan seperti itu. Makanya repot juga kalau ketua baik tapi empat pimpinan lainnya seperti itu. Jadi paling rasional kocok ulang pimpinan DPR," tuturnya.

Sementara, Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo menilai adapun Ketua DPR yang baru nantinya haruslah sosok yang antitesis dari Setya Novanto, berintergritas, bersih, dan bebas dari korupsi. "Sosok pengganti Novanto harus antitesis Novanto, sosoknya berintegritas, bersih dan bebas dari korupsi," kata Ari pada media yang sama di D'Hotel, Jakarta, pada hari yang sama.

[irp posts="5974" name="Terkait Ketua DPR Yang Baru, Ini Kata Fahri Hamzah"]

Ari mengatakan, slogan Golkar Besih yang disuarakan partai itu harus mampu melahirkan konsistensi dalam pergantian Ketua DPR yang baru. "Bola di Golkar. Pemilihan Ketua DPR akan jadi tujuan konsistensi Golkar Bersih. Kalau tidak, kita bisa pertanyakan slogan Ketua Umum Airlangga Hartarto (Golkar Bersih)," ucap Ari.

Menurutnya, sosok antitesis dari Novanto adalah sosok yang bersih, berintegritas, antikorupsi dan tidak mendukung terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi dalam menjalankan tugasnya sebagai penegak hukum.

"Harus bersih, berintegritas, anti-korupsi bisa dilihat lewat rekam jejak, tak mendukung pelemahan KPK dan bukan inisiator angket KPK," kata dia.

***