Jika bergaul dengan tukang minyak wangi akan ketularan wangi, jika dekat tukang bensin akan bau bensin. Jika berhubungan dengan PLN akan tersengat.
Setetelah dipersekusi, setelah dideportasi, kali ini Ustad Abdul Somad (UAS) Disengat listrik oleh pemilik setrum milik negara. PLN Disjaya yang telah mengundang UAS untuk ceramah sejak 6 bulan lalu, tiba-tiba membatalkan secara sepihak. Padahal konon kabarnya, tenda sudah terpasang, sejumlah snack untuk jamaah sudah disiapkan.
Beredarlah kabar burung. Rupanya bagi siluman beringas yang membenci UAS, prinsip pantang menyerah sebelum janur kuning layu, diterapkan secara maksimal. Saat injury time, turunlah perintah larangan itu yang tentu saja membuat panitia pengajian walaupun sehari-harinya bercanda dengan listrik tetap saja tersengat, belingsatan nggak karuan, mencari tempat pengganti yang tentu saja pekerjaan yang rada musykil.
Tidak cukup sampai di situ, panitia pengajian harus terpaksa cari alasan yang rada masuk akal. Dalam situasi seperti itu, nampaknya sulit. Masa bodolah yang penting ada alasan, mau masuk akal atau tidak urusan belakang. Alasannya, Masjid diperkirakan tidak akan bisa menampung jamaah yang mungkin akan datang membeludak.
Pertanyaannya, setelah 6 bulan baru terfikirkan saat injury time? Saat tenda sudah dipasang, dan snack sudah datang?
Begitulah kesimpuan dialog tadi malam, Kamis 28 Desember 2017 pukul 20.00 WIB di TV One dengan pengacara UAS dan anggota DPR Maman Imanulhaq. Rencananya, DPR akan memanggil pemerintah terkait persekusi UAS di Bali, deportasi di Hongkong, dan kasus PLN ini. Malah rencananya Kang Maman, anggota DPR itu berencana minta penjelasan Ibu menteri BUMN.
TV One adalah satu-satunya televisi yang rajin memberitakan pelarangan da’wah yang dialami oleh UAS. Televisi lain nyaris bungkam.
Bukan cuma televisi yang pro pemeritah saja yang bungkam, pemerintah juga malas bicara. Mulai dari persekusi di Bali, deportasi di Hongkong, sampai pembatalan di PLN. Warganet yang pro pemerintah malah yang cerewet, tentu saja cerewetin UAS yang dituduhnya macam-macam. Anti kebhinekaan lah, beringas lah. Kok bisa kompak gitu,ya?
Pemerintah tidak dengar nasehat Bang Napi. Kejahatan terjadi karena ada peluang. Bungkamnya pemerintah memberi peluang penyebar hoax beraksi. Hingga akhirnya saling tuduh tak terhindarkan. Fakta dan hoax bercampur aduk. Sia-sia saja Menkominfo teriak-teriak perlunya bermedsos yang sehat.
**
Berikut ini penjelasan Serikat Pekerja PLN yang disampaikan melalui Kepala Humas PLN I Made Suprateka:
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Menanggapi pemberitaan beberapa media perihal statement dari DPD SP PLN Disjaya mengenai penundaan acara Tabligh Akbar oleh Ustadz Abdul Somad yang sudah berkembang dimedia sosial dan online, berikut disampaikan kronologis penjelasan dari hasil komunikasi dengan pihak Panitia Pelaksana Tabligh Akbar tersebut sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Tabligh Akbar di Masjid Nurul Falah PLN Disjaya sebenarnya merupakan kegiatan internal pengajian rutin bulanan.
2. Dalam pelaksanaan kegiatan serupa yang pernah mendatangkan para dai kondang seperti Ustadz Arifin Ilham, Koko Liem, dll... dihadiri jamaah pengajian sekitar 1.000 orang sebagaimana kapasitas daya tampung Masjid Nurul Falah.
3. Namun untuk penyelenggaraan Tabligh Akbar kali ini karena tausiyah diisi oleh Ustadz Abdul Somad dan sangat viral diberitakan oleh media sosial maka Panitia memprediksi jumlah jamaah yang hadir bisa mencapai 5.000 orang atau bahkan lebih.
4. Karena kondisi tersebut di atas serta mengingat kapasitas daya tampung Masjid Nurul Falah yang tidak mencukupi meski telah dilakukan pemasangan tenda tambahan maka demi kenyamanan jamaah dalam mengikuti tausiyah UAS yang menyejukkan, dilakukan upaya untuk memindahkan tempat pelaksanaan acara tabligh akbar ke tempat yang lebih representatif sejak 2 hari sebelumnya yaitu Masjid Istiqlal, Masjid Sunda Kelapa atau Masjid Balai Kota.
5. Panitia telah berupaya melakukan komunikasi dengan pihak pengelola di ketiga tempat tersebut dan menyatakan bersedia kecuali pihak pengelola Masjid Istiqlal yang baru memberikan jawaban kesediaannya jam 08.30 WIB tadi pagi.
6. Panitia Pelaksana Tabligh Akbar juga melakukan komunikasi dengan pihak Manajemen UAS terkait dengan upaya pemindahan lokasi acara tersebut, namun pihak Manajemen UAS masih menginginkan acara dilaksanakan tetap ditempat semula karena perlu berkomunikasi dahulu dengan UAS.
7. Panitia Pelaksana juga mencoba melakukan komunikasi langsung dengan UAS bahkan sampai dengan saat penjemputan beliau di Bandara namun karena beliau sedang istirahat maka komunikasi dilakukan dengan pihak Manajemen UAS kembali.
8. Akhirnya atas pertimbangan tersebut diatas maka dicapai kesepakatan antara pihak Panitia Pelaksana Tabligh Akbar dengan pihak Manajemen UAS untuk melakukan penundaan pelaksanaan acara tersebut dan akan dijadwalkan ulang kembali.
9. Sebenarnya pihak Panitia Pelaksana Tabligh Akbar sudah mencoba mencarikan penceramah pengganti.
10. DPD SP PLN Disjaya akan terus bersinergi dengan Manajemen PLN Distribusi Jakarta Raya untuk membangun Hubungan Industrial yang harmonis
Kiranya tulisan ini bisa mengklarifikasi atas permasalahan yang ada dan kami atas nama DPD SP PLN Disjaya tidak pernah bermaksud membuat mendiskreditkan pihak mana pun.
Akhirul qalam, wabillahi taufik walhidayah....
Wassalamu'alaikum Wr Wb.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews