Kampanye CELUP, Belajarlah dari Imam Hasan Al-Bashri!

Kamis, 28 Desember 2017 | 18:50 WIB
0
569
Kampanye CELUP, Belajarlah dari Imam Hasan Al-Bashri!

Sebuah kampanye memata-matai aktivitas orang berpacaran tengah ramai dibicarakan di media sosial. CELUP (Cekrek, Lapor Upload) demikian nama gerakan  itu mendorong publik memotret aktivitas pacaran di tempat umum dan mengunggahnya ke media sosial dan linimasa akun CELUP. Motonya “Kampanye Anti-Asusila”.

Alih-alih didukung, gerakan ini malah kena rundung. Pantauan penulis pada Kamis 28 Desember 2017 sore akun media sosial CELUP sudah tidak aktif. Tak ada aktivitas di akun Instagram-nya @cekrek.lapor.upload, foto profilnya kosong dan hanya memiliki 50 followers. Akun Line di @fpf7760i tidak ditemukan, begitu juga di Facebook. CELUP tumbang sebelum berkembang.

Niatan penggagas membebaskan Indonesia dari tindakan asusila adalah niatan mulia, tetapi caranya kurang bersahaja. Media sosial bak hutan rimba, ruang bebas pakai. Sesuatu yang telah diunggah akan jadi konsumsi warga dunia. Bijak-bijaklah memanfaatkannya.

Ada sebuah kisah menarik yang mungkin bisa jadi perenungan bersama. Seorang ulama bernama Imam Hasan Al- Bashri pernah memergoki sepasang kekasih bermesaraan di tepi sungai, tetapi kenyataannya di luar dugaan sang ulama. Berikut kisahnya dikutip dari laman nu.or.id.

[irp posts="3001" name="Bagaimana Mengubah “Noise” di Media Sosial Menjadi “Voice”?"]

Suatu hari di tepi sungai Dajlah, Imam Hasan Al-Bashri melihat seorang pemuda duduk berdua-duaan dengan seorang perempuan. Di sisi mereka terletak sebotol arak. Kemudian Hasan berbisik dalam hati, “Alangkah buruk akhlak orang itu dan alangkah baiknya kalau dia seperti aku!”

Tiba-tiba Hasan melihat sebuah perahu di tepi sungai yang sedang tenggelam. Lelaki yang duduk di tepi sungai tadi segera terjun untuk menolong penumpang perahu yang hampir lemas karena karam. Enam dari tujuh penumpang itu berhasil diselamatkan.

Kemudian dia berpaling ke arah Hasan Al-Bashri dan berkata, “Jika engkau memang lebih mulia daripada saya, maka dengan nama Allah, selamatkan seorang lagi yang belum sempat saya tolong. Engkau diminta untuk menyelamatkan satu orang saja, sedang saya telah menyelamatkan enam orang.”

Bagaimanapun sang ulama gagal menyelamatkan yang seorang itu. Maka lelaki itu menjelaskan padanya. “Tuan, sebenarnya perempuan yang duduk di samping saya ini adalah ibu saya sendiri, sedangkan botol itu hanya berisi air biasa, bukan anggur atau arak.”

Hasan Al-Bashri tertegun lalu berkata, “Kalau begitu, sebagaimana engkau telah menyelamatkan enam orang tadi dari bahaya tenggelam ke dalam sungai, maka selamatkanlah saya dari tenggelam dalam kebanggaan dan kesombongan.”

Lelaki  itu menjawab, “Mudah-mudahan Allah mengabulkan permohonan tuan.”

Semenjak itu, Hasan Al-Bashri berjanji kepada dirinya sendiri akan semakin dan selalu merendahkan hati di hadapan orang lain. Bahkan ia menganggap dirinya sebagai makhluk yang tidak lebih baik daripada orang lain.

Terakhir, kejadian yang menimpa warganet bernama Sri Mulyani mestinya telah dijadikan pelajaran. Di Facebook-nya, Sri Mulyani mengunggah video dua laki-laki yang  dikira sedang bermesaraan pada Kamis, 21 Desember 2017.

Beriringan dengan hangatnya isu Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) video itu ramai menjadi bahan obrolan. Belakangan, setelah video itu ramai-ramai dibagikan, ternyata kedua laki-laki di video itu merupakan kakak-adik. Sri pun minta maaf. Rugi sendiri kan jadinya.

***