Hati-hatilah Pak Jokowi pada Golkar, Anda Bisa Diridwankamilkan Juga!

Kamis, 21 Desember 2017 | 09:44 WIB
0
374
Hati-hatilah Pak Jokowi pada Golkar, Anda Bisa Diridwankamilkan Juga!

Meski Munaslub Partai Golkar yang sudah usai meneguhkan kembali dukungannya kepada Joko Widodo agar bisa menjabat kembali sebagai Presiden RI untuk periode berikutnya, yakni 2019-2024, namun Presiden Jokowi harus tetap berhati-hati kepada partai yang satu ini!

Alasannya sudah jelas dan terang-benderang. Prilaku buruk Partai Golkar yang mencampakkan Ridwan Kamil begitu saja alias menarik dukungan sebagai calon gubernur Jawa Barat, mestinya menjadi sinyal bagi Jokowi bahwa partai ini sangat "tricky" kalau tidak mau dikatakan licik dalam meraih kekuasaannya. Ketika calon yang didukungnya tidak mau segera berlutut mengikuti kemauannya, dukungan bisa dicabut begitu saja tanpa etika politik sedikit pun.

Kesalahan terbesar Ridwan Kamil, calon gubernur Jawa Barat dengan elektabilitas tertinggi tanpa tandingan hingga sekarang, adalah tidak mau segera menjadikan Daniel Muttaqien sebagai bakal calon gubernur yang harus mendampingi dirinya. Ini semacam "jebakan betmen" di mana kalau tidak segera mengikuti kemauan partai beringin tua ini, dukungan pun dengan serta merta dicabut. Dan, itu terjadi.

Apa bedanya dengan kondisi Partai Golkar sekarang yang meneguhkan dukungan kembali untuk Joko Widodo agar bisa menjadi Presiden lagi untuk periode keduanya? Adakah makan siang gratis dalam politik? Tidak ada! Jokowi harus menuruti kehendaknya juga.

Tentu saja "kerelaan" Partai Golkar mendukung Jokowi disertai keinginan yang harus terpenuhi. Bisa saja keinginan itu memajukan bakal calon presiden dari Golkar sendiri. Alasannya kuat, sebab dibanding para pendukung lainnya, Partai Golkar paling gembur dalam perolehan suara pada pemilu lalu. Kursi di DPR pun jauh lebih banyak dibanding parti lainnya yang sama-sama berkhidmat untuk mendukung Jokowi.

Dengan alasan kekuatan suara dan kursi partai ini sebagai modal pada Pilpres 2019, maka dengan mudah Golkar bakal mendikte Jokowi, apalagi sampai saat ini Jokowi belum mendapat sinyal dari PDI Perjuangan apakah akan tetap mendukungnya atau sebaliknya, mengalihkan dukungan ke sosok capres lain. Jadi wajar jika Jokowi menyandarkan harapan pada Partai Golkar.

[irp posts="6368" name="Airlangga, Ganti Pengurus untuk Persiapan Pencapresan Dirinya di 2024"]

Melihat gelagat yang sudah-sudah, PDI Perjuangan agak angkuh juga dalam hal harga diri. Misalnya dia cenderung tidak mau didahului partai lain dalam hal dukungan. Padahal, Nasional Demokrat, Golkar, PKB, Hanura dan PPP sudah lebih dini menyatakan dukungan. PDI Perjuangan? Biasalah, selalu telat dalam mengambil keputusan, termasuk dalam pernyataan dukungan kepada Joko Widodo. Lihatlah di Jawa Barat, PDI Perjuangan seperti ada dan tiada saja dalam pusaran Pilkada.

Ketika Jokowi "tidak berkutik" dan harus menerima desakan Golkar untuk memilih wakilnya, PDI Perjuangan akan semakin menjauhi Jokowi. Pun ketika PDI Perjuangan akhirnya menjatuhkan dukungan kepada Jokowi dan meminta Jokowi memilih bakal calonnya, perselisihan bakal terjadi di antara para pendukung khususnya dari Partai Golkar.

Yang terbaik buat Presiden Jokowi adalah tetap jaga jarak dengan Partai Golkar yang terkenal licin ini!

Jangan terlalu menunjukkan keinginan untuk didukung, sebab dukungan itu kadang bersifat semu sebagaimana jelas-jelas sudah ditunjukkan pada Ridwan Kamil. Presiden harus tetap menunjukkan Presiden untuk semua golongan, bukan hanya bagi Golongan Karya saja.

Meleng sedikit, salah-salah Anda bisa bernasib sama dengan Ridwan Kamil. Dengan kata lain, lengah sedikit Anda bisa diridwankamilkan juga.

Jadi, tetap berhati-hatilah, Mister President!

***