Anak Gadis, Selfie, dan Jilbab Amerika

Rabu, 20 Desember 2017 | 12:46 WIB
0
997
Anak Gadis, Selfie, dan Jilbab Amerika

Papa pernah mengatakan bahwa di ranah minang nun jauh disana, ada ujar ujar yang menyebutkan bahwa jauh lebih mudah menggembalakan 1.000 kambing daripada menjaga seorang anak gadis.

Ya, saya mulai merasakan hal tersebut. Kekhawatiran mulai muncul seiring tumbuh kembangnya anak gadis kami yang usianya menjelang 10 tahun.

Apalagi konon di era pemerintahan yang sekarang, kaum yang otaknya telah terkontaminasi pemikiran liberal sekuler semakin ngelunjak, di antaranya semakin beraninya mereka mengkampanyekan LGBT yang berlindung di balik Hak Asasi Manusia (HAM). Mahfud MD bahkan mengatakan pada akhir 2015, diisukan ada dana sekitar US$180 juta, atau setara Rp2,4 triliun masuk ke Indonesia dari organisasi luar negeri untuk meloloskan zina dan LGBT boleh ada di Indonesia.

Sementara itu, dari survei NIH: The 2015 Monitoring the Future survey (MTF), hasilnya menyebutkan bahwa penyalagunaan narkoba di kalangan anak-anak dan remaja, cenderung menurun. Di antaranya disebabkan oleh maraknya penggunaan gadget sebagai sarana sosialisasi diri mereka di ranah maya.

Hasil survei tersebut ternyata selaras juga dengan hasil survei BNN di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir (“Survei Penyalahgunaan Narkoba dan Peredaran Gelap Narkotika Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di 18 Provinsi Tahun 2016.”).

[irp posts="6199" name="Mahkamah Konstitusi: Untuk Rakyat atau Untuk Kaum LGBT?"]

Berita yang cukup menggembirakan, namun bagaimanapun kekhawatiran tetap ada. Apalagi kami berdomilisi di Sumut, provinsi nomor dua di Indonesia dalam hal penyalahgunaan narkoba, setelah DKI (BNN, 2015).

Beberapa waktu yang lalu, saya pernah memperhatikan beberapa kali sekumpulan anak-anak remaja yang sedang kongkow di pinggir jalan. Gaya bahasa mereka bisa dikatakan sangat bebas dan vulgar. Sering terdengar kata-kata umpatan yang sangat kasar. Topik pembicaraannyapun sekitar topik seksual dan narkoba.

Sudah jamak kita ketahui, umumnya perempuan lebih sering jadi korban akibat dari pergaulan bebas. Oleh karena itu, kami sebagai orangtuanya sering diskusi dan bermusyawarah untuk mencegah dan menghindarkan kedua anak kami dari akibat buruknya, khususnya bagi putri kami.

Bagaimana dengan selfie?

Foto ini adalah foto selfie putri kami sendiri. Untuk seusianya saya cukup terkejut mengetahui bahwa ia telah begitu pandai berselfie ria sendiri. Dari hasil pengamatan saya selama ini, terutama setelah saya membuat artikel "Antara Narsis dan Eksplorasi Diri" yang saya publikasikan tahun 2013 di Kompasiana, saya menyimpulkan bahwa lebih banyak mudarat daripada manfaatnya.

Bukan bermaksud melarang, tapi ya kalau bisa gak usahlah. Karena sisi negatifnya lebih berpeluang terjadi daripada sisi positifnya, sebagaimana yang telah saya uraikan di artikel tersebut.

[irp posts="5812" name="Status Jerusalem: Donald Trump Sedang Membuat Ribuan “Hot Spot”"]

Terakhir, mengenai pernyataan kontroversial Presiden Amerika, Donald Trump yang mengakui bahwa Jerusalem adalah ibukota Israel. Pernyataan yang telah menimbulkan reaksi negatif dari seluruh pelosok dunia. Konflik Palestina-Israel sudah berlangsung selama 70 tahun lebih. Saya sendiri lebih memilih berperan secara pasif untuk membela kemerdekaan Palestina, dengan kata lain tidak begitu reaktif terhadap perkembangan konflik yang terjadi.

Beberapa dekade terakhir, kemajuan kuantitas dan kualitas muslim dan muslimah di Amerika sangat signifikan. Tidak sedikit warga Amerika non muslim yang membela aktivitas keislaman di negaranya. Aktivis muslim tidak sungkan-sungkan mengemukakan dan memperjuangkan haknya sebagai penganut Agama Islam. Selain itu, aktif juga membela perjuangan Palestina.

Saya tidak serta merta menyalahkan Amerika. Bahkan, dari beberapa sisi saya mengagumi Amerika.

Saya melihat dari sudut pandang bahwa sikap negara terhadap suatu peristiwa politik, bisa saja sangat berbeda dengan warganya. Dengan demikian, saya berharap aktivis-aktivis dan kelompok muslim-muslimah di Amerika semakin kuat secara positif dus semakin bisa mempengaruhi kebijakan politik pemerintahannya, khususnya mengenai konflik Palestina-Israel.

***