Diplomasi Ngopi-ngopi di Udara ala Panglima Hadi

Selasa, 12 Desember 2017 | 07:10 WIB
0
606
Diplomasi Ngopi-ngopi di Udara ala Panglima Hadi

Panglima Hadi. Ke depan nama itu akan terbiasa di telinga pendengar. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menggantikan Panglima TNI Panglima Gatot Nurmantyo.

Paskapelantikannya, Panglima Hadi mengajak awak media berziarah ke makam Jenedral Besar Soedirman. Tentu saja banyak yang mau. Siapa juga yang menolak diajak Panglima.

Nah, saat di atas langit nan indah. Marsekal Hadi mengajak awak media menyeduh dan minum kopi bersama. Aduh indahnya pemandangan itu. Sangat humanis. Seorang militer dengan kesan sahabat media.

Terlihat dalam vidio berita, Marsekal Hadi mengajarkan bagaimana menyeduh kopi yang baik. Ini Marsekal atau tukang kopi sih? Becanda. Kemampuan meracik kopi menandakam Marsekal Hadi seorang penikmat kopi.

Sepertinya Marsekal Hadi paham betul cara menyelesaikan masalah TNI ke depan. Masalah tidak akan selesai dengan jalur otot. Kecuali perang, maka nyawa pun dikorbankan demi NKRI. Tapi kalau masalah beda paham dan pendapat. Tidak harus main kasar. Ngopi-ngopi dululah, gaya aktivis menyelesaikan masalah.

Diplomasi Kopi bukan hal baru. Kata ini muncul sebagai kode atau sandi. Diplomasi kopi adalah kata yang lahir sebagai jalan mencari solusi masalah. Saat dua pihak berseteru. Maka duduk sembari ngopi adalah jalan terbaik. Memang pinter nih Marsekal Hadi. Ngopi dulu bareng media. Nanti-nanti panggung terbuka dengan mudah.

Selain itu, diplomasi kopi memang cocok sebagai media kampanye TNI. Terlebih menghadapi tahun politik. Pilkada 2018 dan Pemilu 2019. Marsekal Hadi sudah berjanji "TNI Netral" katanya saat diwawancarai di atas langit di dalam pesawat Hercules.

Jadi, Marsekal Hadi sudah memberikan kode perintah kepada semua Dandim se-Indonesia. Para komandan Kodim wajib mendahulukan diplomasi kopi. Demi menjaga kenetralan TNI.

Apa hubungannya kopi dengan netralitas?

Ada dong. Bila Kodim-kodim membangun diplomasi kopi serentak, maka akan ada ruang bagi Dandim ngopi bareng awak media, pemantau pemilu dan aktivis. Dengan begitu, Dandim akan mengetahui bagaimana cara mengamankan pemilu. Tujuannya demi memupus kekhawatiran masalah pemilu serentak pertama 2019.

Marsekal Hadi terlihat memberikan makna pada diplomasi kopi. Bahwa, para komandan Kodim sewajarnya dekat dengan berita dan informasi. Juga saling bertukar pikiran. Jadi, jika ada masalah, langsung kelar tanpa harus main kasar.

Ya, banyak rakyat Indonesia yang masih takut dengan militer. Tampang seram. Apalagi kalau tersinggung. Bogem mentah bakal mendarat ke tubuh rakyat. Tidak sedikit kisah rakyat kena hantam prajurit. Meskipun banyak juga prajurit yang baik hati, tidak sombong dan ganteng.

Tapi, bila tampang seram ditujukan kepada semua pihak, kan engga enak juga. Ya paham tempat jugalah. Toh rakyat tu bangga kepada TNI. Kalau ada anak gadis di rumah, lalu ada prajurit yang melamar, dipertimbangkan untuk langsung diterima jadi mantu. Begitulah bangganya rakyat kepada TNI.

Sehingga tidak perlu ada lagi seram-seraman di lapangan. Bila muncul masalah, ngopi dululah. Jangan serius-serius kali. Toh, masalah bisa diselesaikan. Kerja tetap dilaksanakan. Dan pemilu akan kelar juga. Yang terpenting, bagaimana rakyat bisa ngopi bareng Marsekal Hadi. Kalau ada waktu, boleh juga tuh.

***