Bagi anak-anak muda zaman sekarang, mungkin nama Jenderal (Purn) TNI Try Sutrisno, Emil Salim, Cosmas Batubara, Subiakto Tjakrawerdaya, Abdul Gafur, Oetojo Oesman, Akbar Tandjung, Haryono Suyono, Indra Kartasasmita, Subagyo, dan Sulastomo, sangat asing didengar di telinga. Tetapi bagi mereka yang sudah berumur dan biasa membaca koran masa lalu, nama-nama ini sangat "menggetarkan" jagat politik dan tidak asing lagi.
Nah, 11 nama "asing" di telinga "kids zaman now" dari 23 nama lainnya ini datang ke Jalan Cendana (nama jalan ini pun sangat "menggetarkan") hadir di kediangan salah satu putri Jenderal Soeharto, Presiden ke-2 RI, yaitu Titiek Soeharto. Tentu saja para politikus "gaek" ini hadir karena atas undangan, tidak ujug-ujud datang.
Apalagi hal yang menarik dengan hadirnya Akbar Tandjung yang dikenal sebagai "Brutus" di saat kekuasaan Soeharto oleng dan lebih memilih hengkang sebelum "kapal pemerintahan" Orde Baru karam. Akbar Tandjung tidak sendiri, ada nama Ginandjar Kartasasmita. Tetapi, nama ini tidak tertulis dalam undangan yang hadir di kediaman Titiek.
Keinginan Putri Presiden RI ke-2 Soeharto, Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto untuk mengambil alih posisi Ketua Umum Partai Golkar sepertinya bukan isapan jempol belaka. Hal itu tampak begitu nyata dengan kehadiran 23 orang sesepuh senior Golkar di kediamannya di Jalan Cendana, No 6-8, Menteng, Jakarta Selatan, Sabtu 9 Desember 2017.
[irp posts="5426" name="Adu Kuat Titiek Soeharto dengan Airlangga Hartarto untuk Pimpin Golkar"]
Dikutip dari Detik.com, Titiek Soeharto menjawab singkat pertanyaaan wartawan di sana. Menurutnya, pertemuan itu hanya sekedar silaturahmi biasa, yakni bertemu dengan sesepuh Golkar yang pernah membantu Soeharto semasa hidupnya. "Silaturahmi sama sesepuh-sesepuh Golkar yang pernah bantu Pak Harto," kata mantan istri Prabowo Subianto itu.
[caption id="attachment_5501" align="alignleft" width="558"] Sesepuh Golkar di kediaman Titiek Soeharto (Foto: Detik.com)[/caption]
Di Cendana, tempat di mana Soeharto pernah tinggal itu, Titiek tampak elegan dengan berpakaian serba-kuning, ciri khas warna pohon beringin tua Golkar. Dalam pertemuan itu, turut pula hadir kakaknya Titiek, Hardijanti Rukmana atau Tutut Soeharto yang kata Titiek akan menemani dirinya sekaligus menjawab pertanyaan wartawan terkait pertemuan tersebut. "Nanti sama Bu Tutut sekalian," kata Titiek, yang juga Wakil Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar.
Selain dihadiri Mbak Tutut, ada 11 nama yang sudah terdaftar di buku tamu undangan, yaitu Jenderal (Purn) TNI Try Sutrisno, Emil Salim, Cosmas Batubara, Subiakto Tjakrawerdaya, Abdul Gafur, Oetojo Oesman, Akbar Tandjung, Haryono Suyono, Indra Kartasasmita, Subagyo, dan Sulastomo.
Sebelumnya, dalam sejumlah media disebutkan nama Titiek Soeharto paling banyak disebutkan selain tiga nama lainnya yang secara terbuka ingin menduduki posisi Ketua Umum Partai Golkar, seperti Airlangga Hartarto, Nurdin Halid, dan Idrus Marham. Titiek, kata sejumlah media, juga akan maju sebagai salah satu kandidat pada musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) mendatang.
Titiek mengaku, keinginannya maju sebagai kandidat Ketua Umum Golkar dipicu prihatin melihat keadaan partai yang didirikan orangtuanya itu. “Kami sangat prihatin, saya, keluarga Pak Harto, bersama saudara-saudara saya. Kami sangat prihatin apa yang terjadi di Golkar saat ini dengan kondisi yang kayaknya sudah di bawah sekali. Jadi saya tergerak untuk mungkin bisa membawa Golkar lebih baik lagi,” kata Titiek seperti dikutip Kompas.com, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa lalu.
Titiek mengatakan, ia akan berjuang untuk mengambil posisi ketua umum Golkar meskipun dia tahu bahwa, Koordinator Bidang Ekonomi DPP Airlangga Hartarto telah mengklaim mendapatkan dukungan dari 31 DPD tingkat provinsi untuk maju sebagai kandidat.
“Namanya juga usaha ya. Insya Allah niat saya baik. Saya percaya orang yang niatnya baik Allah akan diberikan jalan,” kata dia, yang juga anggota Komisi IV DPR itu.
Titiek menambahkan, ia punya kekhawatiran yang mendalam jika Golkar jatuh pada tangan yang salah, yang mengakibatkan elektabilitas Golkar semakin tak menentu. Oleh karena itu, Titiek berharap dia mendapatkan kesempatan untuk kemudian dapat menyampaikan keinginannya pada DPD I dan DPD II, pada saat Munaslub partai itu.
Koodinator Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG) Ahmad Doli Kurnia memberikan apresiasi terhadap Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, yang disebut telah mendapatkan 31 dukungan dari DPD sebagai salah satu calon ketua umum Partai Golkar.
[irp posts="5426" name="Adu Kuat Titiek Soeharto dengan Airlangga Hartarto untuk Pimpin Golkar"]
Namun, kata Doli, ia juga menilai ada satu nama yang boleh disejajarkan dengan Airlangga, yakni puteri Presiden ke-2 RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto.
“Kami pernah sampaikan langsung kepada beliau sebagai salah satu (anggota) dewan pakar yang kami anggap bersih,” kata Doli.
Dia menilai, Titiek Soeharto punya kriteria sebagai kandidat bersih dan tidak pernah memiliki persoalan hukum. Artinya, kata dia, baik Titiek dan Airlangga perlu mendapatkan dukungan agar Golkar menjadi lebih baik dan punya nilai jual dihadapan masyarakat.
Ia menambahkan, kriteria kandidat bersih ini dikatakan penting sebab, partai Golkar saat ini kadung dianggap partai korup yang diakibatkan ketua Setya Novanto dalam kasus dugaan korupsi KTP-el.
“Bahkan kalau perlu, Partai Golkar menggandeng Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memastikan nama-nama calon pimpinan Partai Golkar bersih dari kasus korupsi,” kata dia.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews