Dua Nama Ini Juga Maju Sebagai Calon Ketum Golkar, Siapa Mereka?

Sabtu, 9 Desember 2017 | 06:24 WIB
0
499
Dua Nama Ini Juga Maju Sebagai Calon Ketum Golkar, Siapa Mereka?

Partai Golkar terus didesak untuk segera menggelar musyawarah nasional luar biasan (Munaslub) oleh para petinggi Golkar. Seiring dengan desakan itu, muncul pula nama-nama kandidat calon Ketua Umum Golkar seperti Airlangga Hartarto, Idrus Marham, hinggga anak Presiden RI ke-2, Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto.

Namun, di antara tiga nama yang muncul tersebut, ada pula dua nama lainnya yang ingin menjajal kursi empuk Ketua Umum Partai Golkar. Siapa dia? PepNews.com menggali tiga nama tersebut dari berbagai media.

AZIZ SYAMSUDDIN

Aziz Syamsuddin adalah anggota DPR RI komisi III. Dia pernah maju sebagai salah satu kandidat Bakal Calon (Balon) Gubernur DKI Jakarta. Dalam sejumlah media, saat ini dikabarkan Azis telah menyebarkan banyak spanduk atas pencalonan dirinya sebagai Gubernur Jakarta, namun, belakangan pria lulusan program doktoral Universitas Padjajaran ini mengundurkan diri dari bursa pemilihan Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017.

Sebelum terjun dalam dunia politik, Azis adalah seorang pengacara. Ia bergabung dengan sebuah kantor pengacara Gani Djemat & Partner sejak tahun 1994 hingga 2004.

Selain menjadi pengacara, Azis juga memiliki latar belakang sebagai anggota berbagai organisasi seperti Ketua Umum KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) sejak tahun 2008 hingga 2011.

[caption id="attachment_5449" align="alignleft" width="522"] Aziz Syamsuddin[/caption]

Sebelumnya, Azis adalah pengurus aktif menjabat Sekretaris Umum Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Trisakti, International Bar Association Harley Owner Group Chapter, Jakarta, Asosiasi Advokat Indonesia Bid. Diklat, dan Dewan Penasehat DPD II Golkar Tulangbawang.

Dalam berbagai media disebutkan pula, nama politikus muda itu sempat dikait-kaitkan dengan kasus korupsi proyek pembangunan Kejaksaan Agung yang menjerat Nazaruddin, tersangka kasus suap Wisma Atlet Sea Game XXVI Palembang, yang merugikan negara hingga 567,9 milyar. Namun, dugaan tersebut tak terbukti.

[irp posts="5426" name="Adu Kuat Titiek Soeharto dengan Airlangga Hartarto untuk Pimpin Golkar"]

Nama Azis juga sempat disebut-sebut ada dalam sebuah dokumen perusahaan milik Nazaruddin, yakni dalam PT. Anak Negeri yang diberi nama All Azis dengan perincian U$250 ribu (sekitar Rp 2,3 miliar) untuk anggota Komisi Hukum DPR dan US$ 50 ribu (Rp 460 juta) untuk Azis.

Namun, lagi-lagi dugaan itu tidak terbukti dan Azis saat ini menjabat sebagai Ketua Komisi III dari awal ia dilantik sebagai anggota DPR periode 2014-2019, namun pada Desember 2015, ia ditetapkan sebagai Sekretaris Fraksi Golkar, dan hanya menjadi anggota di Komisi III. Ia juga anggota dari Badan Musyawarah DPR-RI.

Pendidikan

S3 Fakultas Hukum Universitas Padjajaran, 2007, S2 Fakultas Hukum Universitas Padjajaran, 2003, S2 Finance, University of Western Sydney, 1998, S1 Fakultas Hukum Trisakti, 1993, S1 Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana, 1993

Perjalanan Politik

Dosen Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Anggota Komisi III DPR-RI

Founder Syam & Syam Law Office

Kantor Pengacara Gani Djemat & Partner (1994-2004), Officer Development Programme VII Panin Bank (1993-1994), Konsultan PT. AIA Insurance (1993)

PRIYO BUDI SANTOSO

Priyo Budi Santoso adalah seorang politikus senior dalam partai Golkar. Priyo dalam sejumlah referensi juga tercatat sebagai ketua umum termuda dalam organisasi trikarya (Soksi, MKGR, dan Kosgoro 1957), juga salah seorang ketua koordinasi dalam Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan Ketua PB Lembaga Karate Do Indonesia (Lemkari).

Pria  kelahiran Trenggalek, Jawa Timur, 30 Maret 1966 itu dalam sejumlah media disebutkan adalah sosok yang punya loyalitas tinggi terhadap partai Golkar. Oleh karena itu, niatan Priyo maju sebagai kandidat Ketua Umum Golkar tentu mendapatkan dukungan banyak pihak.

[caption id="attachment_5450" align="alignleft" width="514"]

Priyo Budi Santoso (Foto: Jawa Pos)[/caption]

Pria lulusan alumni Fisipol UGM ini juga aktif dalam berbagai forum. Hal itu sesuai dengan cita-cita besarnya untuk terus belajar dan belajar. Tak salah pula, dengan keinginannya tersebut, Priyo menjadi seorang aktivis dengan setumpuk kegiatan. Prestasi akademisnya pun sangat cemerlang, dibuktikan dengan kelulusannya dengan pujian, hampir mendekari cum laude.

Menurutnya, seorang aktivis dituntut untuk berpengetahuan luas. Sebab, mahasiswa merupakan seorang pemimpin masa depan. Maka dari itu, seorang mahasiwa haruslah dibekali dengan ilmu yang memadai.

Dalam membuktikan hal tersebut, Priyo menuliskan sebuah buku berjudul "Birokrasi Pemerintah Orde Baru: Perspektif Kultural dan Struktural”.

[irp posts="5114" name="Ketua Umum Baru Golkar; Airlangga, Nurdin Halid, atau Idrus Marham"]

Buku yang diterbikan oleh penerbit Rajawali Pers itu disebut-sebut telah naik cetak beberapa kali dan mendapatkan sambutan hangat dan pujian dari Prof. Dr. Moeljarto Tjokrowinoto (alm), salah satu Guru Besar Ilmu Administrasi Negara UGM. Menurutnya, buku yang ditulis Priyo adalah buku terlengkap yang membicarakan hitamnya politik birokrasi pada zaman Orde Baru.

Priyo juga terkenal sebagai seorang penulis aktif di surat kabar. Ia menulis berbagai jalan pikirannya seperti artikek, makalah, dan opini dalam berbagai media massa, selain menulis buku ilmiah, seminar, kajian, dan diskusi.

Pendidikan

Fisipol UGM, Ilmu Administrasi Negara (1992), SMA Negeri 1 Trenggalek (1985), SMPN I Trenggalek (1982), SDN I Karanganom (1979)

Karir

Wakil Ketua DPR RI Periode 2009-2014, Anggota DPR RI Periode 2004-2009, Anggota DPR RI Periode 1999-2004, Anggota DPR RI Periode 1997-1999, Direktur Eksekutif CIDES (1996-1997), Dosen FISIP Universitas Islam 45, Bekasi (1996-1997), Dosen FISIP Universitas Nasional, Jakarta (1996-1997), Ketua Departemen Publikasi CIDES (1993-1996)

Organisasi

Salah satu dari lima Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), 2010, Ketua Partai Golkar, Wakil Sekjen DPP Partai Golkar (2004-2009), Ketua DPP Ormas MKGR (sejak 1999), Sekretaris Korwil VII DPP Partai Golkar (sejak 1998), Sekretaris Umum BP GWB PM ICMI Pusat (sejak 1993), Ketua DPP Persatuan Mahasiswa Administrasi Indonesia (1989-1990), Ketua Senat Mahasiswa FISIPol UGM (1989-1990).

Penghargaan

Politisi Pria Terpopuler 2010 di Parlemen Senayan hasil polling Uvolution Indonesia dan Inilah.com, Tokoh Terpopuler 2010 kategori Lembaga Legislatif oleh Charta Politica.

***