Apa Solusi Jitu Anies Perkara Pasar Tanah Abang Yang Mulai Semrawut?

Kamis, 7 Desember 2017 | 06:33 WIB
0
512
Apa Solusi Jitu Anies Perkara Pasar Tanah Abang Yang Mulai Semrawut?

Pasar Tanah Abang menunggu jawaban, ya kalimat tersebut sekiranya mewakili ketidakpastian akan kondisi terkini kawasan Pasar Tanah Abang. Setelah media ramai memberitakan kembali semerawutnya kawasan Pasar Tanah Abang dan Jakarta berganti kepemimpinan. Seketika Pasar Tanah Abang menjadi sorotan, kemampuan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno pun dipertanyakan apakah mereka mampu memberikan win-win solution bagi para Pedagang Kaki Lima (PKL) dan menertibkan area tersebut.

Penelusuran media dan hasil investigasi Ombudsman telah mewakili seperti apa tabir gelap kawasan Pasar Tanah Abang dan beberapa lokasi PKL dan parkir liar di wilayah Jakarta. Hadirnya oknum aparat, preman, serta ormas yang mengeruk pungli hasil kesemerawutan dan jerih payah para PKL seolah tidak terbantahkan dan benar-benar terjadi. Bukti sudah di depan mata, kini bola ada pada Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di mana kabarnya mereka telah menemukan solusi untuk membenahi kawasan Pasar Tanah Abang. Benarkah demikian?

Sebagaimana dari informasi yang beredar sebelumnya konsep penataan kawasan Pasar Tanah Abang akan diterapkan pada awal bulan Desember ini. Namun awak media yang berusaha mencari tahu kelanjutan informasi tersebut kepada Wakil Gubernur Sandiaga Uno justru dibuat bingung dengan jawaban ambigunya.

Dikutip dari portal berita Republika.com. Menurut Sandiaga, pembahasan tentang penataan Tanah Abang sudah mencapai titik final. "Insya Allah kemarin sudah final. Mungkin minggu-minggu depan bisa diumumkan sama Pak Anies. Pak Anies yang akan mengumumkan," kata Sandiaga di Kemang, Jakarta Selatan, Ahad 3 Desember 2017.

Tentu apa yang Sandiaga Uno ucapkan bukanlah jawaban yang memuaskan namun sebuah pernyataan seolah memberikan harapan bahwa solusi akan kawasan Pasar Tanah Abang telah dipersiapkan dan nanti Anies Baswedan-lah yang akan menyampaikannya. Seperti apa dan bagaimana bentuknya, pertanyaan ini yang sampai detik terakhir masih menjadi misteri.

[irp posts="4819" name="Pasar Tanah Abang Tertib Lagi, Itu Mimpi di Siang Bolong"]

Konsep dari sebuah solusi setidaknya memiliki gambaran dan menjadi keharusan bagi seorang Wakil Gubernur untuk tahu serta mampu menjelaskan wujudnya, dikarenakan dengan adanya gambaran maka setiap pihak yang tahu akan informasi tersebut dapat terlebih dahulu menelaah apakah solusi tersebut tepat dan apakah masalah yang ada bisa terselesaikan. Bukan malah melampirkan jawaban mengambang. Tidak menjadi patokan bahwa harus si A atau si B yang mengemukakan, apabila keadaan tersebut menjadi kebiasaan maka orang akan meragukan kemampuan dari pemimpinnya.

Jika merangkum permasalahan yang terjadi di kawasan Pasar Tanah Abang ada beberapa masalah utama dan langkah yang dapat dilakukan, di antaranya:

1. Kawasan Pasar Tanah Abang semerawut tak hanya oleh banyaknya PKL yang berjualan di trotoar dan mengganggu pengguna jalan, melainkan juga oleh transportasi umum dan online yang mangkal mencari penumpang. Maka solusi dari masalah ini apabila mengacu pada upaya pembenahan dengan santun harus masuk marwah penertiban dan langkah persuasif kepada pihak-pihak terkait bagaimana agar kawasan tersebut dapat tertib dan nyaman.

2. Pungli yang dilakukan oknum aparat, preman, ormas, serta aksi tindak kejahatan di kawasan Pasar Tanah Abang. Bisa dikatakan ini masalah klasik yang samar dari hiruk pikuk aktivitas ekonomi di area tersebut dan menyangkut hal ini jelas sekali butuh ketegasan. Pembenahan pada tingkat aparatur yaitu Satpol PP itu merupakan sudah tanggungjawab dari instasi terkait, tindakan meminta pungli jelas suatu pelanggaran. Butuh tindak lanjut serta ketegasan bagi mereka-mereka yang melakukannya. Rencana rotasi petugas pun tidak akan membawa perubahan apabila mental "pemeras" masih tersimpan dalam pribadi masing-masingnya.

Hadirnya preman, ormas, serta terjadinya tindak kejahatan maka solusi tepat untuk menyelesaikannya adalah keikutsertaan aparat penegak hukum yaitu kepolisian setempat dalam mengawal kawasan Pasar Tanah Abang dan langkah hukum serta ancaman sanksi hukum yang berat bagi mereka yang kedapatan memeras. Sayangnya hal ini seolah dilupakan, Pemda selalu berkutit pihak mereka mampu menyelesaikan tanpa campur tangan instansi lain.

3. Dalih ekonomi. Sebagaimana kita ketahui bahwa kesemerawutan kawasan Tanah Abang didasari oleh faktor ekonomi dimana lokasi-lokasi yang PKL gunakan untuk berdagang bersinggungan dengan pusat keramaian yaitu stasiun Kereta Tanah Abang. Memindahkan stasiun tentu mustahil dilakukan, akan tetapi Pemda kiranya memungkinkan dapat merelokasi atau memodifikasi tempat para PKL berdagang sehingga tidak mengganggu pengguna jalan.

[irp posts="4479" name="Menanti Jawaban Pejabat dari Benang Kusut Pasar Tanah Abang"]

4. Semenjak permasalahan Pasar Tanah Abang marak, ada hal yang luput dari perhatian dimana nampak begitu minim peran dan kepedulian aparatur daerah setempat apakah itu tingkat Walikota, Kecamatan, maupun Kelurahan dalam mengakomodir aduan-aduan PKL baik pungli, oknum aparat, preman, dan ormas. Oleh karena itu perlu disediakan posko aduan khusus yang dapat bertugas menanganinya dan dapat segera menindaklanjuti aduan tersebut. Permasalahan Pasar Tanah Abang seharusnya tidak sampai membesar sampai tingkat Gubernur jika saja aparatur dibawahnya bekerja dengan baik dan benar.

5. Kondisi blog G Pasar Tanah Abang yang tidak terawat. Sebagaimana penelusuran media bahwa kondisi Blog G yang sedianya sebagai tempat relokasi menampung PKL saat ini sepi, tidak terawat, dan terdapat aksi tindak kejahatan. Jelas sekali Blog G ini seharusnya mendapatkan perhatian utama agar dibenahi dan sesuai ekspektasi PKL yang direlokasi. Bukan malah terjadi pembiaran dan mencari solusi lain seenak hati dan kepentingan sepihak.

Mengingat minggu ini telah mendekati akhir pekan maka kemungkinan besar prihal solusi penyelesaian semerawutnya Pasar Tanah Abang akan kembali tertunda. Target sasaran tentu Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang berada di pucuk kekuasaan, untuk apa berlama-lama menunda dan apa yang sebenarnya mereka kerjakan?

***