Kita tidak pernah tahu bagaimana nasib seseorang saat dia beranjak dewasa. Apakah sesuai dengan keinginannya atau pun tidak. Namun, bagi jawa petarung dan tak pernah mengenal lelah dan kerja keras, cita-cita apapun yang diinginkannya akan terwujud karena terus menerus dibarengi dengan niat baik dan demi kemajuan diri dan bangsa.
Sebut saja misalnya, Marsekal Hadi Tjahjanto, calon tunggal Panglima TNI yang akan segera menggantikan posisi Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang akan memasuki masa pensiun. Dalam sejumlah media, pria yang tumbuh dalam lingkungan TNI Angkatan Udara (AU) di Kabupaten Malang, Jawa Timur itu tak pernah punya cita-cita yang muluk.
Dalam sebuah media yang pernah mewawancarainya pada awal Januari 2017 lalu, Hadi pernah mendapat sebuah pertanyaan tentang peluang dirinya menjadi Panglima TNI. Saat itu, Hadi menjawab dengan rendah hati bahwa dirinya tak pernah membayangkan poisi Panglima tersebut. “Saya tidak pernah membayangkan (jadi Panglima TNI),” ujar dia seperti dilansir Kumparan.com, Jumat 13 Januari 2017 lalu.
[irp posts="5132" name="Hadi Tjahjanto, Calon Panglima Pembongkar Kasus Korupsi"]
Namun, jabatan yang tak dibayangkan olehnya justru mendekatinya. Itu pun berkat Presiden Joko Widodo yang langsung meminta dirinya untuk menjadi Panglima TNI, sebagai calon pengganti Jenderal Gatot.
Dalam keluarganya, Hadi dikenang sebagai anak yang pendiam namun disukai oleh teman-temannya. Ayahnya, belakangan diketahui juga seorang anggota TNI AU dengan pangkat terakhir Sersan Mayor (Serma), yakni Serma (Pur) Bambang Sudarto.
Hadi menyelesaikan sekolahnya di Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) hingga SMP di kampung halaman, yang tak jauh dari tempatnya tinggal. “Ya memang kepingin jadi tentara AU, mungkin karena melihat bapaknya. Lingkungannya juga lingkungan TNI AU,” kata ibunda Hadi, Nur Sa’adah seperti dikutip Merdeka.com, di rumahnya, Desa Tamanharjo, Singosari, Malang, Jawa Timur, Selasa 5 Desember 2017.
Nur mengatakan, saat anaknya mendaftar taruna, ia mengingat bahwa Hadi pernah berujar ia tidak masalah menjadi orang yang terakhir, yang penting bisa masuk taruna. Hadi juga tak bermasalah jika tidak mendapatkan ranking. “Waktu mendaftar di Taruna itu bilang, nggak apa-apa jadi yang nomor belakang, yang penting bisa masuk. Tidak ranking tidak apa-apa, kalau mungkin diambil 40 orang, saya yang nomor 40 tidak apa-apa,” kata dia didampingi suami.
Sementara, Serma (Pur) Bambang Sudarto mengatakan, keinginan anaknya untuk menjadi tantara sudah terlihat saat Hadi kecil. Saat itu, kata dia, Bambang mengingat satu kejadian saat dirinya membawa pulang senjata jenis bran 12,7 ke rumahnya. Melihat senjata, Hadi menaiki senjata itu dan berteriak, ‘besok aku jadi tantara’.
“Senjata itu dinaikkan, sambil teriak 'besok aku jadi tentara'. Akhirnya benar-benar keinginan menjadi tentara terwujud. Karena memang lingkungannya Angkatan Udara,” katanya.
Bambang mengatakan, Hadi adalah anak pertama dari lima bersaudara. Adik Hadi, adalah seorang bidan bernama Artiningsih Tjahjanti. Yang ketiga, seorang lelaki bernama Budi Cahyono (Wiraswasta), dilanjut dengan Wahyu Cahyadi yang mengikuti jejak ayahnya juga di TNI AU dan Heni Cahyani (dinimahi TNI AU).
[irp posts="5212" name="Rotasi 85 Jenderal oleh Panglima TNI Itu Bukan Rotasi Biasa"]
Presiden Joko Widodo akhirnya resmi mengumumkan nama Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI baru kepada masyarakat untuk menggantikan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang akan segera pensiun.
Penyerahan surat pengajuan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno kepada Wakil Ketua DPR Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin 4 Desember 2017 sekira pukul 08,50 WIB. “Surat tadi saya terima dan juga diserahkan langsung kepada Plt Sekjen DPR Ibu Damayanti untuk kami proses,” ujar Fadli Zon.
Fadli mengatakan, dalam surat tersebut juga disebutkan bahwa Presiden akan memberhentikan Gatot dengan hormat. Selanjutnya, kata dia, pihaknya akan membahas surat pengajuan tersebut bersama pimpinan DPR yang rencananya akan digelar siang tadi. “Sesuai mekanisme, surat akan terlebih dahulu dibahas dalam rapat Badan Musyawarah untuk mengagendakan uji kelayakan dan kepatutan oleh komisi terkait, yakni Komisi I,” kata dia.
Hari ini, calon pengganti Panglima TNI yang baru itu, yakni KSAU Marsekal Hadi Tjahjanto menyambangi Gedung Nusantara II DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu 6 Desember 2017 untuk mengikuti uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews