Golkar setelah Setya Novanto Resmi Mengenakan Rompi Oranye KPK

Senin, 20 November 2017 | 06:04 WIB
0
383
Golkar setelah Setya Novanto Resmi Mengenakan Rompi Oranye KPK

Komisi Pemberantasan Korupsi akhirnya mengenakan jaket oranye kepada tersangka korupsi KTP Elektronik, Setya Novanto, tadi malam, yang menandakan "perjuangan gigih" Ketua DPR sekaligus Ketua Umum Partai Golkar itu nyaris berakhir. Ibarat sinetron, episoden selanjutnya tinggal "flash back" saja dengan pembuktian di pengadilan. Golkar segera merapatkan barisan atas status baru Ketua Umum Golkar dan Ketua DPR itu.

Tadi malam, jelng pergantian hari dari Minggu 19 November 2017 ke hari Senin, Setya Novanto dipindahkan dari RSCM tempat di mana ia selama bebeapa hari dirawat ke rumah tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Saat terjadi kecelakaan di mana Fortuner yang dikendarai menabrak tiang listrik yang tak berdosa, Setya sempat berobat di RS Permata Hijau.

Sebelum Setya Novanto yang mengenakan rompi oranye dan turun dari mobil tahanan menggunakan kursi roda, KPK telah mengeluarkan pernyataan penahanan terhadapnya dimulai sejak Jumat 17 November 2017 hingga 6 Desember 2017, dibuktikan dengan dikeluarkannya surat perintah penahanan oleh komisi antirasuah tersebut. Tadi malam, "bakpao" yang menonjol sebesar tinju bayi itu sudah kempis

Diketahui, Setya Novanto merupakan politisi partai Golkar yang namanya heboh dalam beberapa tahun terakhir ini terkait berbagai kasus korupsi yang menimpa ayah dari Dwina Michaella tersebut. Paling terbaru, ia ditetapkan oleh KPK dalam daftar pencarian orang (DPO) lantaran menghilang saat KPK melakukan jemput paksa terhadap dirinya.

[irp posts="4178" name="KPK Menahan Setya Novanto, Berikut Ini Para Calon ketua DPR"]

Belakangan ia mengalami kecelakaan dalam sebuah mobil Fortuner yang ditumpanginya bersama ajudan dan salah satu wartawan Metro TV, Hilman Mattauch. Dalam kecelakaan tersebut, Novanto berkilah dia akan melakukan wawancara ekslusif dengan Metro TV dan kemudian akan menyerahkan diri kepada KPK.

Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, KPK mengambil tindakan penahanan tersebut didasari oleh berbagai bukti yang cukup untuk menjerat Ketua Partai Golkar itu. Novanto, kata dia, telah dengan sengaja melakukan merugikan negara dengan melakukan korupsi bersama pihak lainnya pada proyek e-KTP.

“Menahan selama 20 hari terhitung 17 November 2017 sampai dengan 6 Desember 2017 di Rutan Negara Klas I Jakarta Timur Cabang KPK,” kata dia dalam jumpa pers di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat lalu sebelum akhirnya dibuktikan dengan pengenaan rompo oranye yang legendaris itu.

Perintah penahanan itu, lanjut Febri sesuai dengan HUHAP, yaitu dalam pasal 21 ayat 1 yang berbunyi, “Perintah penahanan atau penahanan lanjutan dilakukan terhadap seorang tersangka atau terdakwa yang diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti yang cukup, dalam hal adanya keadaan yang menimbulkan kekhawatiran bahwa tersangka atau terdakwa akan melarikan diri, merusak atau menghilangkan barang bukti dan atau mengulangi tindak pidana,” kata Febri.

Sementara, melihat buruknya masa depan Golkar setelah Setya Novanto berkali-kali lepas dari jerat KPK hingga akhirnya ditetapkan sebagai tersangka membuat Dewan Pimpinan Pusat Golkar akan mengadakan rapat pleno membahasa status penahanan itu.

Ketua DPP Partai Golkar Andi Sinulingga mengatakan, adapun keputusan untuk segera mengadakan rapat pleno tersebut disampaikan Ketua Harian DPP Golkar Nurdin Halid kepada seluruh anggota DPP. Rapat tersebut, kata dia, akan dilaksanakan munggu depan, hari Selasa atau Rabu. “Insyaallah minggu depan ada rapat. Menurut ketua harian Selasa atau Rabu,” kata Andi seperti dilansir Tirto.id, Sabtu 18 November 2017) kemarin.

[irp posts="3494" name="Istri dan Anak Disebut, Setya Novanto Mungkin Terpaksa Menyerah""]

Andi mengatakan, dalam rapat pleno nantinya tak saja akan membahas penahanan Ketua Umum Golkar, namun akan dibicarakan pula penetapan pelaksana tugas haruan atau penyelenggaraan Musyawarah Kerja Nasional istimewa. “Soal materi rapat, nanti dibicarakan bersama oleh pengurus. Tidak tertutup kemungkinan ada [pembahasan mengenai Plt dan Mukernas]. Tapi kita lihat nantilah,” kata dia.

Kasak-kusuk dan desakan untuk memperbaharui partai beringin itu tak saja dikhawatirkan oleh para petinggi Golkar, namunm datang juga dari Generasi Muda Partai Golkar (GMPG). Mereka mendesak agar Setya Novanto segera diganti dan Golkar harus segera mengadakan Mukernas Istimewa.

“Para senior Golkar sudah menegaskan untuk segera melakukan Munas, kami pun menilai bahwa hanya itu mekanisme yang tepat untuk memulihkan kondisi partai Golkar saat ini,” kata Generasi Muda Golkar, Almanzo Bonara dalam rilisnya pada hari yang sama.

Tak saja mendesak, Almanzo juga mengingatkan para petinggi Golkar untuk menyiapkan pemimpin baru partai itu yang bersih dari tindak korupsi. Sehingga, kata dia, Golkar tak lagi perlu membuang banyak energi yang juga membuat partai mendapatkan dampak negative dari masyarakat, yang akhirnya membuat Golkar tak dapat melakukan kerja politik mereka.

“inilah syarat mutlak bagi ketua umum partai Golkar selanjutnya. jika hal ini tidak menjadi perhatian bersama maka jangan berharap partai ini bisa bangkit dari kerterpurukan,” kata Almanzo.

***