Marc Marquez baru saja dinobatkan menjadi juara dunia motoGP untuk keempat kalinya dari total enam gelar juara dunia di semua kelas (4x MotoGP, 1xMoto2, 1x125cc).
Diusia 24 tahun 254 hari, Marquez memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang Mike Hailwood yang meraih gelar keempat saat masih kelas 500cc di usia 25 tahun 107 hari. Titel ini juga mengalahkan Valentino Rossi menjadi pebalap termuda yang meraih 6 gelar di usia 25 tahun 244 hari.
Marquez juga hanya kalah dari Angel Nieto, sama-sama pebalap Spanyol, dalam urusan titel. Nieto memenangi 13 gelar juara dunia (7 x 125cc, 6 x 50cc).
Dalam sejarah 69 tahun balapan MotoGP, Marquez juga memecahkan rekor milik Giacomo Agostini. Dalam delapan musim terakhir, Marquez sudah berada di puncak podium pada lebih dari lima kesempatan.
Di musim ini saja, Marc Marquez mengoleksi 12 podium dengan meraih 6 kemenangan dan 8 kali pole position.
Terlepas dari titel juara dunia yang diraih Marquez musim ini dan rekor yang berhasil dipecahkannya. Ada sosok yan menarik perhatian publik pada musim ini, Andrea Dovizioso.
Pebalap Ducati ini menjadi saingan terkuat Marquez dalam perebutan gelar juara dunia sebelum akhirnya dimenangkan oleh 'The Baby Alien'. Dovizioso yang tampil memukau musim ini, sebelumnya diprediksi akan menjadi jawara di akhir musim.
Meski pada laga pamungkas, Dovi sebenarnya hanya punya sedikit sekali peluang, namun setidaknya masih ada haapan. Misinya di awal adalah mampu memenangi balapan Valencia pada Minggu, 12 November 2017. Nasib tidak beruntung, Dovizioso malah terjatuh dan gagal finish.
Meski tidak banyak, tapi ada suara-suara yang berpendapat gagalnya Dovizioso menyelesaikan balapan karena 'mapping 8' yang tidak diindahkan Jorge Lorenzo, rekan satu tim Dovizioso.
Lorenzo yang saat balapan di Valencia berada di posisi keempat, persis di depan Dovi, sempat memberikan sinyal tak ingin mengalah kepada Dovizioso. Bahkan pesan 'mapping 8' team order dari Ducati kepada Lorenzo untuk memberi jalan kepada rekan satu timnya tidak dihiraukan.
Tepat pada lap ke-25, Lorenzo tergelincir saat berusaha melahap tikungan. Dovizioso juga mengikuti jejak temannya tak lama berselang. Dovizioso gagal mengalahkan Marquez dalam pacuan titel juara dunia MotoGP 2017.
Sering sekali, peran rekan satu tim dijadikan sebagai 'faktor pembantu' dalam taktik perebutan gelar juara. Rekan satu tim kerap dijadikan sebagai 'bala bantuan' bagi pebalap yang tengah memperebutkan gelar juara, apalagi dalam tim tersebut diperkuat oleh pebalap langganan podium.
Lalu bagaimana peraturan MotoGP soal strategi seperti ini?
Seperti dilaporkan Bolasport.com tidak ada regulasi di MotoGP yang mengatur hal tersebut secara khusus. MotoGP hanya mengharuskan para pebalap untuk balapan dengan baik dan benar, biar lambat asal selamat. Eh, bukan. Kalo gitu bukan balapan dong namanya.
MotoGP justru menekankan jika para pebalap harus membalap dengan cara yang benar dengan tidak membahayakan pebalap lainnya. Jika ada taktik untuk meraih gelar juara dengan usaha untuk membantu rekan setim atau menahan pebalap lain pada dasarnya sah-sah saja untuk dilakukan. Tidak dilarang. Dengan catatan, tidak membahayakan rider lain.
Mengutip tulisan media yang sama, ada peraturan Moto GP menyebut, "Setiap pelanggaran peraturan ini dapat dikenakan sanksi oleh FIM MotoGP Stewards."
Dengan kata lain, jika salah satu pebalap secara sengaja hanya sekadar menutup atau membuka ruang bagi pebalap lain untuk melewatinya, itu tidak akan menjadi sebuah pelanggaran di MotoGP. Akan menjadi pelanggaran jika akibat ulah tersebut menyebabkan pebalap lain mengalami kecelakaan atau nyari menyebabkan insiden kecelakaan.
Akan tetapi, usaha yang dilakukan pebalap tersebut akan terkena hukuman jika membuat pebalap lainnya terluka atau nyaris menyebabkan insiden kecelakaan. Jika hal tersebut dilakukan, barulah pebalap tersebut berada dalam masalah berat.
Di sirkuit, soal apakah pebalap mau membantu teman satu timnya atau tidak itu balik lagi ke pebalapnya. Ya, kalo pebalapnya gak mau, tim bisa apa? Tim order cuma bisa ngasih pesan atau rekomendasi apa yang harus dilakukan pebalap. Yang mengeksekusi tetap si pebalap.
Jika kalahnya salah satu rider disebut karena faktor rekan satu tim yang gak mau bantu, mungkin ini terdengar 'mengkambing-hitamkan'. Karena sejatinya balapan MotoGP ini pertarungan individu masing-masing rider. Berbeda dengan sepakbola yang memang kekuatan kolektif sebelas orang pemain.
Namun, Dovizioso mengatakan kekalahannya ini bukan karena Lorenzo. Justru Dovizioso mengukir musim terbaiknya. Pebalap asal Italia itu meraih enam kemenangan yang merupakan pencapaian terbaik di sepanjang kariernya. Dia dan tim Ducati merasa puas dengan hasil di akhir musim 2017 ini.
"Kami sangat puas dengan hasil musim ini. Di beberapa seri awal saya berhasil unggul, tapi kemudian ada momen di mana saya kehilangan poin," kata Dovi.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews