IDE MENULIS OPINI (6) - Mengenal Cara Berpikir "Mind Mapping"

Sabtu, 12 November 2016 | 11:00 WIB
0
1737
IDE MENULIS OPINI (6) - Mengenal Cara Berpikir "Mind Mapping"

Saya belum lama mengenal mind mapping atau peta pemikiran yang dikembangkan konsultan pendidikan Tony Buzan sejak empat dekade lalu. Saya baru menyampaikan manfaat metoda cara berpikir sistematis ini dalam kepenulisan saat memberi pelatihan menulis di Vale, Sorowako, beberapa waktu lalu.

Namun demikian, metoda "pohon gagasan" yang biasa saya gunakan untuk mensistematisasi ide dan pemikiran saya dalam menulis telah lama saya gunakan. Prinsipnya hampir sama, meski harus saya akui metoda Buzan lebih atraktif dan gampang diaplikasikan.

Sebagaimana yang saya dapat dari Wikipedia, kegunaan praktis mind mapping selain untuk menulis, juga untuk keperluan lainnya seperti manajemen projek, memperkaya kegiatan curah gagasan, mengefektifkan rapat, menyusun daftar tugas, melakukan presentasi yang dinamis, membuat catatan yang memberdayakan diri, mencatat materi perkuliahan, dan bahkan untuk mengenal diri sendiri.

Mind mapping untuk mengenal diri? Ya iyalah.... justru inilah yang paling dasar dan mudah dilakukan, sebab yang paham tentang diri sendiri ya kita sendiri, bukan!?

Saya coba meletakkan kata SAYA di tengah-tengah sebuah lingkaran . "SAYA" di sini ya saya, si PEPIH NUGRAHA ini. Mulailah saya mengeksplorasi diri saya sendiri misalnya PEKERJAAN - HOBI - HARAPAN - KELUARGA - PRESTASI - MENULIS - MEDIA - MENGAJAR dan lain-lain. Usahakan satu kata tunggal saja untuk memetakan pikiran kita.

Saya coba ambil kata MENULIS saja dan saya akan memetakan apa saja hal-hal yang terkait dengan MENULIS itu. Ketemulah kata-kata lain seperti FIKSI - NOVEL - ESSAY - FILM - OPINI - BUKU. Kalau kemudian saya ingin memetakan NOVEL, maka kemungkinan yang muncul adalah HOROR - HUMOR - DRAMA - ASING - KARYA. Begitu seterusnya...

Cara ini sangat membantu memetakan pikiran saya dan kalau saya lihat peta pemikiran tersebut, cerminan diri saya ada di sana semua, sehingga hal-hal yang terlewatkan bisa langsung saya identifikasi. Dengan begitu, saya mampu mendeskripsikan secara detail hal-hal yang terkait dengan hobi saya menulis atau membaca buku.

 

Mind mapping dalam menulis, baik menulis opini maupun fiksi, berguna pula untuk mendeskripsikan tempat, waktu, suasana, perasaan, maupun sosok seseorang. Gunanya agar tempat yang kita deskripsikan, misalnya, akan menjadi sebuah gambaran tempat yang komplet, nyata, hidup dan detail.

 

Cobalah sekarang kamu taruh kata WISATA di tengah-tengah pusat pikiranmu, lalu bayangkan apa saja hal-hal yang terkait dengan WISATA yang pernah kamu alami atau tempat yang pernah kamu kunjungi. Katakanlah PANTAI - GUNUNG - LUARNEGERI - RELIGI - EKOWISATA - BERKEMAH - EKSTREM.

Okay, sekarang ambil PANTAI mana yang pernah kamu kunjungi, misalnya PANGANDARAN. Maka ketika kamu akan memetakan lagi PANGANDARAN, bisa jadi yang kamu tulis SUAKAALAM - MARGASATWA - BATUHIU - PANANJUNG - LOKASI- PERAHU - PASIRPUTIH - JAMBALROTI - LANGIT- AWAN - PENYU - ANGKOT - HUTANLINDUNG.

Okay, sampai di sini paham, kan? Coba kamu deskripsikan lagi JAMBALROTI mungkin kamu akan menulis IKANASIN - PASARIKAN - RESTORAN - WARUNGNASI - MURAH/MAHAL, dan seterusnya.

Maka kalau ditarik dalam sebuah deskripsi mengenai JAMBALROTI saja, saya mungkin akan bercerita bebas begini:

"Telah banyak tempat wisata yang saya kunjungi di Tanah Air ini, akan tetapi baru di Pantai Pangandaran ini, tepatnya di Pananjung yang berpasir putih, saya menemukan jambal roti yang paling enak sedunia. Jambal roti sebenarnya cuma ikan asin yang berasal dari ikan manyung, sejenis ikan laut dengan misai panjang yang dikeringkan. Nelayan di Pantai Pangandaran biasa menjual ikan manyung basah di Pasar Ikan yang tidak jauh dari tempat wisata Pananjung. Nah, di Pananjung itulah terdapat sebuah restoran yang menyajikan ikan goreng jambal dengan menu sederhana, yaitu nasi putih, sekerat jambal roti goreng, dan tumis kangkung. Perlu ekstra sabar untuk memperoleh sekerat jambal roti Pangandaran ini, sebab antrian di restoran rakyat terbuat dari bambu dengan atap daun kelapa ini sangat panjang. Namun saya tak perlu khawatir, jambal roti selalu tersedia dan penjualnya seperti tidak kehabisan stok. Jika sudah mendapatkan sekerat jambal roti di atas piring, saya bisa menikmatinya di ruang terbuka sambil menikmati langit biru membentang di atas kepala, plus semilir angin laut yang datang dari arah pantai, dan tentu saja berbaur dengan musik alam berupa debur ombak yang menerjang batu karang di kawasan Pasir Putih..."

Begitulah, saya bisa mendeskripsikan lebih detail lagi dari sekadar cerita mengenai jambal roti di tempat wisata Pantai Pangandaran. Ini sekadar deskripsi untuk sebuah penulisan news feature atau bahkan fiksi, tetapi tetap unsur-unsurnya saya ambil dari hasil mind mapping yang saya kembangkan sendiri di atas kertas oret-oretan.

Meski berbentuk fiksi, deskripsi tempat harus diupayakan detail dan nyata. Detail dan nyata adalah hasil observasi atau pengamatan. Jika tidak mengalaminya, maka mind mapping akan menolong mendeskripsikan secara detail kemungkinan yang terkait dengan wisata alam Pangandaran yang terkenal dengan jambal rotinya itu. Begitu, kan?

Lalu kaitan atau penggunaan mind mapping dalam menulis opini? Ya, prinsipnya sama saja.

Sebagaimana yang telah saya sampaikan mengenai pohon gagasan sebelumnya, tempatkanlah gagasan utama di tengah-tengah kertas putih yang kamu siapkan. Tergantung kamu mau menulis apa, tergantung juga gagasan utama yang kamu punya dan ingin dikembangkan seperti apa.

Apakah gagasan utama penulisan opini itu mengenai TELEVISI, AGAMA, SEPAKBOLA, dan seterusnya. Ya pilih saja sesuai minat dan kepakaran kamu. Dengan hanya menempatkan TELEVISI di tengah-tengah peta pemikiran, maka selintas kamu bisa berpikir tentang TELENOVELA, KEKERASAN, PRODUKSI, ANAK-ANAK, REMAJA, PROGRAM, MEDIA, BERITA, HIBURAN, PENDIDIKAN, dan seterusnya dan seterusnya....

Sudah dulu ya, kunyah yang ini dulu sebelum beranjak ke pembahasan lainnya!

(Bersambung)

[irp posts="1640" name="IDE MENULIS OPINI (5) - Mulailah dengan Oret-oretan Cakar Ayam!"]