Warga yang melek informasi tentu masih ingat pernyataan politisi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu yang mengatakan bahwa untuk melawan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, PDIP cukup mengusung "kambing dibedaki". Dengan cukup mengusung "kambing dibedaki", Ahok diyakininya bakal kalah.
Namun ironisnya, berdasarkan daftar tim pemenangan yang dikirim ke KPUD, nama Masinton Pasaribu tercatat sebagai tim pemenangan Ahok untuk bidang khusus.
Ketika nama Masinton tercatat dan didaftarkan ke KPUD, tentu saja yang bersangkutan tidak protes dan oke-oke saja. Selain ini penunjukkan partai, masuk menjadi anggota tim pemenangan calon gubernur DKI Jakarta adalah prestasi tersendiri, prestisius. Kalau Ahok jadi, misalnya, nama-nama yang tercatat dalam tim pemenangan adalah salah satu "pemegang saham" kelak, setidak-tidaknya tanam budi baik.
Jika tidak ingat lagi apa yang dinyatakan Masinton Pasaribu saat itu, PepNews! kembali mengingatkannya, persisnya begini;
“Meski kambing yang dibedaki sekali pun kami usung pasti menang, apalagi lawannya cuma Ahok,” kata Masinton yang juga Anggota Komisi Hukum DPR RI ini di Pekanbaru sebagaimana ditulis portal Rakyat.win yang mengutip tempoco, Senin, 1 Agustus 2016 lalu. “Mudah sekali mengalahkan Ahok,” kata Masinton tanpa memerinci bagaimana caranya mengalahkan Ahok.
Untuk itulah Masinton Pasaribu tidak menolak meski ia harus menghapus pernyataan masa lalunya bahwa PDIP mengusung "kambing dibedaki" pun bisa mengalahkan Ahok. Celakanya, PDIP malah mengusung Ahok dan lebih spektakuler lagi nama Masinton masuk di dalam tim pemenangan Ahok. Sementara jejak digital tidak bisa dihapus dengan mudah, pernyataan Masinton berikut "meme" lucu yang menyertainya dengan mudah ditelusur di Internet.
Sebagaimana yang pernah diulas dan dperkirakan PepNews! jauh-jauh sebelumnya, Nusron Wahid yang semula bertindak selaku ketua tim pemenangan Ahok sebelum PDIP mengusung Ahok, benar-benar terlempar setelah berada di ujung tanduk banteng.
Sebagai gantinya, PDIP menunjuk Prasetio Edi Marsudi yang juga Ketua DPRD DKI Jakarta. Namun yang membuat kening berkerut, Edi ini sebelumnya dikenal sangat sengit sebagai penentang Ahok.
Kemudian yang cukup menarik, nama Ruhut Sitompul yang ditendang Partai Demokrat gara-gara mendukung Ahok, ditempatkan sebagai juru bicara bersama 13 juru bicara lainnya, termasik artis Sophia Latjuba.
Sementara pasangan Agus Harimurti dan Sylviana Murni mengangkat ketua tim pemenangan Nachrowi Ramli. Sebelumnya dia menjadi Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta dan pada Pilkada 2012 politisi yang mendapat panggilan Bang Nara ini berpasangan dengan gubernur petahana saat itu Fauzi Bowo, tetapi dikalahkan pasangan Jokowi-Ahok.
Saat Nachrowi debat kandidat bakal calon wakil gubernur berhadapan dengan Ahok yang disiarlangsungkan sejumlah stasiun televisi, publik dikejutkan dengan pernyataan lucunya tetapi berbau SARA dengan menirukan logat Tionghoa saat giliranya bertanya, "Haiyaaaaa..... Ahok, oe mau tanya, haiyaaaa....." Begitu katanya.
Pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno mengangkat Mardani Ali Sera sebagai Ketua Tim Pemenangan sedangkan Ketua Relawan dijabat Boy Sadikin, politisi "jebolan" PDIP. Sedangkan Mardani sempat digadang-gadang sebagai bakal calon gubernur mendampingi Sandiaga Uno. Tetapi karena Boss Gerindra Prabowo Subianto memilih Anies sebagai calon gubernur, maka Sandiaga "turun derajat" jadi sekadar calon wakil gubernur.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews