Nasib Nusron Wahid Berada di Ujung Tanduk Banteng, Bakal Terpental?

Rabu, 21 September 2016 | 12:50 WIB
0
679
Nasib Nusron Wahid Berada di Ujung Tanduk Banteng, Bakal Terpental?

Posisi politisi Partai Golkar Nusron Wahid selaku ketua tim pemenangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tiba-tiba berada di ujung tanduk banteng. Hal ini terjadi setelah kemarin PDIP pimpinan Megawati Soekarnoputri mengumumkan pasangan bakal calon gubernur dan wakilnya, Ahok berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat.

Selama ini Nusron ditunjuk menjadi tim pemenangan Ahok mewakili tiga partai politik yang pertama-tama menyatakan dukungannya kepada Ahok, yakni Partai Golkar, Partai Nasdem, dan Partai Hanura. Dengan total 24 kursi DPRD DKI Jakarta, gabungan ketiga partai ini cukup mengusung bakal calon pasangan gubernur, sebab batas minimal untuk dapat mencalonkan pasangan ialah 22 kursi.

Sementara itu dengan 28 kursi di tangan, PDIP sebenarnya sudah bisa langsung mengusung bakal calonnya dan kemarin sudah dituntujukkan dengan mengusung Ahok-Djarot. Dengan posisi inilah PDIP sebenarnya bisa jalan sendiri tanpa berkawan dengan tiga koalisi Golkar-Nasdem-Hanura alias KoGanahan. Ini sangat memungkinkan!

Setelah menyatakan dukungannya kepada Ahok-Djarot, bukan mustahil PDIP punya ketua tim pemenangannya sendiri untuk Ahok, yang tidak sudi Nusron Wahid yang lebih dahulu ada eksis di posisi itu. Mustahil pula ada dua ketua dalam satu tim, sehingga potensi konflik antara PDIP dengan tiga partai terdahulu sangat terbuka lebar. Itulah sebabnya mengapa Nusron Wahid dikatakan berada di ujung tanduk banteng.

Skenario "pisah ranjang sebelum kawin" bisa terjadi manakala KoGanahan menarik dukungan untuk Ahok kemudian dengan modal 24 kursi menyorongkan pasangan yang sama sekali baru di luar pasangan-pasangan calon yang selama ini menghiasi media massa. Memang tidak cukup waktu bagi tiga koalisi awal pendukung Ahok untuk menyodorkan bakal calonnya, namun politik itu dinamis sehingga kemungkinan apapun bisa terjadi.

Potensi konflik yang besar di antara empat partai pendukung Ahok inilah yang kemungkinan akan terus mencuat dan berlanjut sampai pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta 15 Februari 2017 mendatang.

Di antara partai itu akan saling menunjukkan siapa di antara mereka yang paling berjasa mengantar Ahok ke kursi DKI-1. Jumlah kursi salah satunya. Penetapan ketua tim pemenangan yang selama ini dipegang Nusron pun tentu akan dipersoalkan.

Apalagi sebagaimana yang pernah diungkapkan Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno, partainya telah membentuk tim pemenangan sendiri yang diisi oleh kader partai. Wakil Sekjen PDIP Eriko Satorduga juga membenarkan sinyalemen Hendrawan, namun kedua politisi Banteng itu sepakat untuk tidak menyebut nama.

Artinya, siapapun yang akan ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan bagi Ahok dari PDIP, jelas akan bersenggolan dengan posisi Nusron.

Dengan demikian, posisi Nusron benar-benar berada di ujung tanduk banteng, kecuali ia berlindung di balik batang pohon beringin yang kokoh.

***