Konferensi BMKG, Wartawan dan Narasumber yang Sama Anehnya

Jadi, dengan mengatakan “Sejauh ini belum ada gempa susulan” itu menyesatkan, bisa memicu ketakutan. Kenapa tidak dikatakan “Sejauh ini tidak ada gempa susulan"?

Sabtu, 3 Agustus 2019 | 07:19 WIB
0
371
Konferensi BMKG, Wartawan dan Narasumber yang Sama Anehnya
Ilustrasi pengukur gempa bumi Seismograf (Foto: Tribunnews.com)

Barusan saat Press Conference BMKG tentang gempa berpusat Samudera Hindia, Barat Daya Banten tadi malam, pada sesi tanya jawab, ada wartawan yang menanyakan adanya korban (luka atau meninggal dunia) kepada Kepala BMKG.

Woi... korban (jiwa atau luka) itu bukan urusan BMKG! Itu urusan BKKBN! Eh...., Basarnas, BNPB, atau Polisi!

Pertanyaan itu mengingatkan saya pada beberapa jam setelah Lion Air JT610 jatuh di Laut Jawa lepas pantai Karawang, ada wartawan yang menanyakan kelayakan terbang pesawat yang jatuh ke pejabat Basarnas. Haduuuuhhh ... makan apa sih kok mikirnya kayak gitu? 

Pada tanya jawab dengan Kepala BMKG, ada wartawan yang menanyakan kemungkinan adanya ‘gempa susulan’. Terus, Kepala BMKG menjawab, “Sejauh ini belum ada gempa susulan.”

Bagi saya jawaban Kepala BMKG dengan mengatakan, “Sejauh ini BELUM ada gempa susulan.” itu aneh. Untuk hal ‘yang tidak diinginkan’, seyogyanya tidak mengatakan 'BELUM'. Belum itu pasti (ada atau terjadi) di waktu mendatang tapi tidak diketahui kapan persisnya, atau waktunya belum tiba.

Jadi, dengan mengatakan “Sejauh ini belum ada gempa susulan” itu menyesatkan, bisa memicu ketakutan. Kenapa tidak dikatakan “Sejauh ini tidak ada gempa susulan"? Kecuali Kepala BMKG tahu persis, pasti akan terjadi gempa susulan. 

Narasi itu terus dikatakan presenter TV Kedoya berulang-ulang, akan adanya gempa susulan. Kemudian presenter itu bertanya kepada Sekda Kab. Pandeglang, "Apakah sudah ada laporan korban (jiwa atau luka)?" Geblekly jawabannya pun sama, "Sejauh ini kami BELUM mendapat laporan tentang korban." Seolah PASTI akan ada korban (jiwa atau luka). 

Heiii... 'BELUM' itu kata untuk menjelaskan satu peristiwa yang waktu terjadinya AKAN tiba, tapi tidak diketahui persisnya kapan, atau memang seseai perhitungan/rencana tapi waktunya belum sampai. “Saya belum makan.” Tapi pasti pada waktunya saya akan makan.

Paham, ya?!

***