Menkominfo dan Polisi Tidur

Karena Jokowi sudah menang, di Pilpres 2019 ini, saatnya mengritik pembantu-pembantunya yang kurang smart dalam bekerja.

Sabtu, 25 Mei 2019 | 05:50 WIB
0
660
Menkominfo dan Polisi Tidur
Rudiantara (Foto: Kompas.com)

Di fesbuk dulu ada semacam adagium 'no pict = hoax'. Sekarang di tengah upaya pemberantasan hoax, Menkominfo malah memblokir postingan bergambar. Semua gambar, bahkan gambar sop buah saya yang segar itu juga ilang. Takut ngiler, ya?

Meski Rudiantara sudah menyampaikan permintaan maaf, susah saya memaafkan. Alasan pemblokiran gambar, sungguh merupakan bentuk kegagalannya sebagai menteri. Gagal memberikan pemahaman dan pembelajaran literasi digital pada rakyat. Sebagai balas dendam, usulan saya sederhana. Dalam periode kedua, Rudiantara nggak usah disertakan dalam zaken kabinet yang bakal dibangun Jokowi. Rudiantara nggak zaken deh!

Memblokir gambar, tapi membiarkan teks dan narasi kebencian, adalah sama saja. Maksudnya, sama saja bodohnya. Kenapa tak diblokir sekalian semuanya, segala macam teks atau narasi itu? Karena bukan gambar yang mengerikan, melainkan teks atau captionnya yang bisa menjadikan gambar itu 'berbunyi' dan berbohong.

Lagian, kenapa Menkominfo beraninya dengan yang gratisan? Kenapa segala televisi yang hampir semuanya melanggar UU Penyiaran 2002, dibiarkan terus menyiarkan acara demo kerusuhan secara live? Nggak berani pada yang berduit, ya? Kalau cuma mau mandang gambar sebagai provokasi, televisi bisa jadi biang provokasi.

Narasi kebencian, atau teks-teks provokasi hitam, mestinya dilawan dengan kontra narasi atau kontra teks. Pembelajaran pada rakyat mestinya melalui digiatkannya gerakan penyadaran.

Membangun basis literasi. Agar rakyat pinter dan imun, sehingga tak mudah tertipu. Meskipun saya jamin Rudiantara tak akan berani memblokir narasi kebohongan yang memakai label agama. Padahal, mana lebih berbahaya gambar atau agama? Nggak berani jawab palingan.

Baca Juga: Gerakan Tukang Pulsa ke Istana Minta Jokowi Pecat Menkominfo

Apa yang dilakukan Menkominfo persis seperti orang-orang kampung yang bikin 'polisi tidur' pada jalan-jalan yang dibikin mulus di kampung mereka. Mereka tak berani menegur para pengebut di jalanan kampung, tapi yang jadi korban seluruh pengguna jalan itu.

Padahal bisa kita pastikan jumlah pengebut liar jauh lebih sedikit dari pemakai jalan yang sopan. Bayangkan, polisi tidur itu betapa menyusahkan penjual mi dogdog kelilingan. Pernah lihat penjual mi dogdog ngebut mendorong gerobagnya?

Karena Jokowi sudah menang, di Pilpres 2019 ini, saatnya mengritik pembantu-pembantunya.

***