Ulama Kok Melanggar Syariat Agama!

Meski kasus-kasus ini demikian jelas dan gamblang tapi anehnya masih banyak saja umat Islam yang bisa terpedaya oleh para pelanggar syariat agama tersebut dan bahkan membelanya dan memuja-mujanya.

Minggu, 16 Januari 2022 | 07:15 WIB
0
200
Ulama Kok Melanggar Syariat Agama!
Ilustrasi perempuan (Foto: jawapos.com)

Agama Islam sangat menekankan pentingnya penegakan hukum yang berkeadilan. Ini adalah syariat agama yang harus ditegakkan. Tidak boleh ada orang yang dianggap kebal hukum.

Itu sebabnya Nabi Muhammad sendiri sampai berpesan dengan keras. “Sesungguhnya yang telah membinasakan umat sebelum kalian adalah jika ada orang terhormat dan mulia di antara mereka mencuri, mereka tidak menghukumnya. Sebaliknya jika orang rendahan yang mencuri, mereka tegakkan hukuman terhadapnya. Demi Allah, bahkan seandainya Fatimah putri Muhammad mencuri, niscaya aku sendiri yang akan memotong tangannya!”

Jadi semua sama di hadapan hukum.

Nah, bagaimana jika justru orang yang dianggap ulama yang justru melanggar syariat agama yang sangat penting ini? Ada beberapa contoh.

Pertama adalah kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh seorang anak kyai di Ponpes Shiddiqiyah Jombang pada santriwatinya. Kasusnya sudah diusut oleh kepolisian dan tersangka akan diproses, tapi justru dilindungi oleh pondoknya sendiri. Ribuan santrinya membela dan menghalangi pemanggilan paksa oleh polisi karena sudah dua kali dipanggil tidak datang.

Jelas sekali bahwa para ustad dan kyainya sendiri yang membiarkan pelanggaran penegakan hukum ini. Ini sungguh memalukan dan sangat tidak layak dilakukan oleh ustad dan kyai yang dianggap sebagai ulama penegak syariat agama.

Semestinya si Kyai sendirilah yang mengantar anaknya yang tersangkut kasus itu agar polisi dapat memproses kasusnya dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya. Ini kok malah anaknya dilindungi dan penegak hukum dihalang-halangi untuk menjalankan tugasnya menegakkan hukum.

Di mana martabat ajaran Islam diletakkan jika ulamanya sendiri tidak mampu berlaku adil dan bersedia menegakkan syariat agama yang diajarkannya di pesantrennya? 

Kedua adalah kasus Bahar Smith. Jika dia benar-benar ulama maka semestinya ia dengan patuh dan dengan berbesar hati untuk menjalani semua proses pengadilan atas kasus yang ditimpakan kepadanya.

Apa yang dilakukannya dengan selalu memprovokasi jamaahnya untuk menentang pemerintah adalah tindakan yang sama sekali jauh dari sikap seorang ulama yang saleh, tawadduk dan zuhud. Sama sekali tidak ada sikap saleh dan rendah hati yang ditampilkannya.

Sebelum ini kita dikagetkan dengan prilaku kejamnya menganiaya santrinya sendiri sampai ia dijebloskan ke penjara.

Prilakunya yang kejam menganiaya santrinya sendiri jelas adalah perbuatan kriminal yang melanggar ajaran agama. Bagaimana mungkin seorang guru yang mengajarkan agama justru berprilaku seperti seorang preman?

Tapi keluar dari penjara sama sekali tidak ada perubahan sikapnya menjadi lebih saleh, tawadduk, dan zuhud. Justru semakin hari semakin pongah ia dengan banyaknya orang yang memuja-mujanya. Ia bahkan dengan bangga mempertontonkan bagaimana santinya sampai mencium kakinya. Sudah jelas bahwa ini sama sekali bukanlah sikap seorang ulama. 

Ketiga adalah kasus Rizieq Shihab. Sikapnya yang lari ke Arab Saudi ketika akan diusut kasus sex chatnya dengan Firza sungguh sangat bertentangan dengan sikap seorang ulama. Rizieq Shihab mengatakan bahwa itu adalah fitnah. Firza Husein katanya juga membantah konten video yang disangkakan padanya. Bahkan katanya ada puluhan pengacara yang sudah siap untuk membela Rizieq dalam kasus ini.

Jadi apa yang ditakutkan? Seharusnya Rizieq malah mendorong agar kasus fitnahnya tersebut dibuka di pengadilan agar terbukti bahwa itu memang fitnah. Bukankah jika kita benar maka Tuhan akan membela kita meski pun seluruh dunia bersekongkol untuk menzalimi kita?

Seorang ulama tentu tidak akan pernah lari dari kasus fitnah pornografi yang sangat dia yakini bahwa dirinya tidak terlibat sama sekali. Seorang ulama tentu ingin agar namanya dibersihkan dari kasus tersebut melalui pengadilan yang terbuka agar masyarakat tahu bahwa dirinya benar-benar bersih dari tuduhan tersebut.

Bukankah kita sudah diajarkan bagaimana menghadapi tuduhan keji soal sex ini dalam Alquran melalui kisah nabi Yusuf?

Jika Anda sudah lupa kisahnya mari saya ingatkan. 

Nabi Yusuf itu kan ceritanya dipenjarakan karena kasus tuduhan melakukan upaya pemaksaan melakukan hubungan seks dengan istri tuannya, Zulaikha, yang mengangkatnya sebagai anak. Saking takutnya beliau mengikuti keinginan Zulaikha dan mengkhianati tuannya beliau malah minta dipenjara saja.

Beliau bertahun-tahun dipenjara sampai kasus ia mampu menjelaskan mimpi horror Raja Mesir. Raja Mesir dihantui oleh mimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan tujuh ekor sapi betina yang kurus, juga ada tujuh tangkai gandum yang hijau dan tujuh tangkai gandum yang kering. Hanya Nabi Yusuf yang mampu menguak dan membongkar misteri di balik mimpi horor tersebut.

Karena terkesan akhirnya Firaun Raja Mesir mengutus orang agar Yusuf dihadirkan di hadapannya. Namun Yusuf, melalui utusan tersebut, meminta agar Raja terlebih dahulu menanyakan pada para perempuan mengenai masalah atau kasus Yusuf sampai dipenjara tersebut.

Saat Raja menanyai mereka, para perempuan itu menjawab, “Mahasempurna Allah, kami tidak mengetahui sesuatu keburukan darinya.”

Zulaikha membenarkan mereka, “Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggoda dan merayunya dan sesungguhnya dia termasuk orang yang benar.” (Alquran Surat Yusuf (12: 50-51)

Jadi sebelum dikeluarkan dari penjara Nabi Yusuf ingin agar namanya dibersihkan dulu dari tuduhan. Agar jangan ada fitnah di antara penduduk Mesir soal dirinya. Jika kasus ini sudah klir (dan bukan sekedar di SP3-kan) barulah ia mau keluar dari penjara dan membantu Raja Mesir dengan mimpi buruknya itu. Begitu ceritanya…

Jadi jika Rizieq Shihab benar-benar ulama yang bersih dari tuduhan prilaku mesum yang dituduhkan kepadanya maka seharusnya ia mencontoh sikap nabi Yusuf tersebut. Ia harus mendorong pengadilan untuk mengusut kasusnya dengan serius sampai terbukti bahwa sebenarnya Rizieq hanya difitnah dan tidak ada kasus mesum seperti yang dituduhkan kepadanya. Jadi bukan malah minta agar kasus tersebut di-SP3-kan alias dibekukan. 

Meski kasus-kasus ini demikian jelas dan gamblang tapi anehnya masih banyak saja umat Islam yang bisa terpedaya oleh para pelanggar syariat agama tersebut dan bahkan membelanya dan memuja-mujanya. Sungguh memilukan… 

Surabaya, 14 Januari 2022

Satria Dharma