Etika di Medsos

Akun sosmed itu rumah maya kita. Pemiliknya pengin bersih dan menarik. Bukan sebaliknya, justru rumah itu malah dipenuhi sampah-sampah berita hoaks dan ujaran kebencian.

Rabu, 10 Februari 2021 | 07:22 WIB
0
181
Etika di Medsos
MEdia sosial (Foto: sribu.com)

Informasi hoaks dan ujaran kebencian mudah ditemukan di media sosial. Judul berita yang cukup provokatif sering menarik hati. Tanpa berpikir panjang, informasi itu disebarkan. Usut punya usut, ternyata informasi itu hoaks dan sangat tendensius.

Tulisan-tulisan di media sosial itu bisa memancing beragam komentar. Baik pro maupun kontra. Namun, sering itu diabaikan begitu saja. Tiada rasa bersalah sama sekali orang yang menyebarkannya. Boro-boro minta maaf. Ketahuilah bahwa tulisan, meskipun sekadar komentar, bisa menjadi pahala dan atau sekaligus dosa jariyah.
Ada lima etika yang perlu diperhatikan saat bermain di sosial media, yakni :

1. Jaga Kata

Pilihlah kata yang sopan. Niat baik harus diikuti cara yang baik pula. Meskipun isi mungkin komentar baik dan bermanfaat, itu akan diabaikan karena kata-katanya tidak sopan. Tulisan kita adalah gambaran isi kepala.

2. Berpikirlah Dewasa

Pikirkan masak-masak sebelum komentar atau share informasi. Salah "klik" bisa berakibat fatal. Maka, usahakan komentar sesuai dengan bidang atau passion-nya. Ini semata agar kebebasan di sosmed tidak menjadi senjata makan tuan. Jangan merasa lebih pintar dari yang lain.

3. Tahan Diri Saat Emosi

Tidak bermain di sosmed saat marah, dendam, atau sakit hati. Tidak ada kebaikan sedikit pun dari kemarahan. Maka, jauhkan hape dari jangkauan tangan ketika hati sedang gundah. Tidak ada perbedaan akibat karena kecerobohan.

4. Gunakan Narasi sebelum Share

Entah link berita, dokumen, video atau foto, awali dengan narasi seputar isinya. Jangan sampai kita share sesuatu, tetapi kita malah belum membaca isinya. Dari sini juga pembaca bisa berpikir untuk memberikan solusi. Tangan jauh dari kepala agar pemiliknya berhati-hati dengan jarinya.

5. Segera Hapus Bila Infonya Salah
Informasi hoaks atau palsu akan menjadi dosa jariyah bagi orang yang menyebarkannya. Ujaran kebencian bisa menyebabkan kisruh, pertengkaran, pertikaian, hingga perang. Sepintas sepele, tapi akibat kerusakannya sangat dahsyat.

Akun sosmed itu rumah maya kita. Namanya juga rumah, tentu pemiliknya pengin bersih dan menarik. Bukan sebaliknya, justru rumah itu malah dipenuhi sampah-sampah berita hoaks dan ujaran kebencian. Jangan sampai kita punya tabungan dosa jariyah akibat latah. Na'udzubillaahi min dzalik.....

Firman Allah:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ


“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu". (QS al-Hujurat : 6)

Johan Wahyudi

***