Hoax semakin lama semakin mudah tersebar dengan meningkatnya penggunaan media sosial. Hoax sains juga tak kalah populer dengan hoax politik pada saat pilpres kemarin untuk saling menjatuhkan lawan.
Hoax terjadi karena kurang meleknya kita terhadap literasi, apalagi hoax sains yang kadang membuat masyarakat semakin bingung karena ada klaim tanpa fakta resmi, tanpa riset hanya berdasar asumsi. Apalagi masyarakat sekarang, jika kita meramu hoax dengan kalimat dan bumbu kata-kata asing yang seolah ilmiah tingkat kepercayaan masyarakat akan meningkat dan menyebarkannya dengan mantap seolah adalah kebenaran ber-data.
Kasus pernyataan komisioner KPAI beberapa bulan lalu salah satunya. Pernyataan bahwa “berenang bisa menyebabkan kehamilan” membuat heboh masyarakat dan menjadikan Indonesia terkenal luar biasa sampai beberapa kali muncul di media luar negeri, misalnya yang berjudul “Indonesian health official declares women can get pregnant if ‘strong sperm’ sneaks up on them in chlorinated swimming pools” yang muncul di nydailynews.com yang juga banyak muncul di media internasional lain.
Pernyataan tersebut entah dari mana sumber awalnyanya, katanya jurnal ilmiah, tapi setelah ditelusuri ternyata tidak ada buktinya. Karena hampir semua hasil penelitian membuktikan sebaliknya, tak ada kehamilan karena berenang.
Akhirnya pernyataan itu menghasilkan fakta baru, komisioner KPAI Sitti Hikmawatty akhirnya dipecat karena pernyataan itu. Kasihan memang, namun bagaimana lagi…
Banyak sekali hoax sains yang beredar sejak lama, termasuk tulisan-tulisan Harun Yahya alias Adnan Oktar yang begitu mendunia seolah fakta sejak beberapa puluh tahun yang lalu contohnya. Bagaimana buku-bukunya pernah menjadi referensi dan begitu dipercaya. Mengapa ada hoax sains?
Berbeda dengan hoax politik yang tujuaanya mengalahkan. Hoax sains biasanya bertujuan untuk bisnis atau mungkin untuk pencitraan, atau sekarang paling sering untuk meningkatkan klik akun medsos atau bahkan mungkin iseng.
Produk-produk kesehatan ajaib penyembuh segala penyakit dengan embel-embel “nanoteknologi, nanopartikel, inframerah, air alkali” dan lain sebagainya begitu dipercaya oleh masyarakat.
Saat ini, berbagai produk berharga mahal dengan tambahan mantra sains menggantikan mantra dukun, apalagi jika yang berjualan dianggap orang pintar yang memiliki kemampuan memberi sugesti.
Mari bijaksana, meningkatkan pengetahuan dengan memahami literasi untuk mengedukasi, bukan memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat untuk kepentingan pribadi. Mari…
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews