Buat Traveller wajib hukumnya untuk enjoy dengan cara nya sendiri dalam dan mampu menikmatinya serta mampu mengambil makna dari tiap perjalannnya, “Travellers just care”.
Kita semua menikmati travelling dengan caranya masing-masing, ada yang suka traveling gaya “bourjois” ada yang suka travelling dengan “budget terbatas”, akan tetapi semua mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin bersenang senang
Berikut beberapa kebiasaan yang kerap mereka lakukan ketika melakukan perjalanan
Tourist langsung belanja, Traveller menikmati suasana
· Tourist, begitu sampai di tempat tujuan langsung pergi ke shopping mall dan belanja belenji
· Traveller sibuk mencari map, tap water lalu duduk di bangku taman menikmati suasana
Tourist dengan fancy koper, Traveller dengan tas seadanya
· Tourist pergi dengan satu koper besar pulang dengan lima koper besar bahkan lebih, walaupun untuk short trip
· Traveller pergi dan pulang dengan tas yang sama tanpa ada tambahan apapun
Tourist stick dengan agenda yang sudah ditentukan Traveller tidak ada agenda
· Tourist biasanya mengikuti paket tour yang telah ditetapkan oleh travel agent, banyak rencana sedikit aktifitas
· Traveller sering tidak membuat rencana dan melakukan uplanned trip dengan mengikuti kemana kaki melangkah, sedikit rencana banyak aktifitas
Tourist tidak tahu tempat yang di kunjungi, Traveller memahami setiap lokasi
· Tourist menggunakan jasa tour dan sering kali tidak pernah mengerti tempat-tempat yang mereka kunjungi dan tidak menikmati nya, yang membuat mereka kehilangan “essence” dari perjalanan itu sendiri
· Traveller sangat menikmati setiap spot yang dikunjungi dan sangat mengerti isi dan sejarahnya
Tourist tidur di hotel mewah, Traveller tidur dimana saja
· Tourist atas alasaan kenyamanan dan keamanan lebih menyukai tidur ditempat mewah dengan facilitas mewah
· Traveller tidur di dormitory room yang berisi 25 beds yang semuanya orang asing belum pernah mereka kenal sebelumnya, tidur di bus terminal, train station, shelter {jika kepepet] atau tidur di rumah orang local agar bisa get along dengan mereka
Tourist sibuk dengan baju baru, Traveller sibuk mencari sabun cuci atau laundry machine
· Tourist memakai baju dan perhiasan fancy, membeli baju, baru dan memakainya untuk berswa photo walaupun persediaan baju di kopernya sudah berlebihan
· Traveller tidak pernah membeli baju baru kecuali kepepet, selalu membawa baju dengan jumlah sedikit dan seringkali dipakai berulang-ulang, dan selalu mencoba meniru gaya berpakaian orang local
Tourist selalu membawa uang cash dalam jumlah yang besar, Traveller anti uang cash
· Tourist lebih pede dengan membawa uang cash yang banyak yang disimpan di dompet nya ketimbang melakukan transaksi cashless yang membuat mereka menjadi “incaran empuk” para copet disana
· Traveller, berbekal uang secukupnya, tidak ada uang cash di dompet nya, jika kehabisan uang mereka akan mencari kerja part time dimanapun mereka berada
Tourist pergi dengan berkelompok, Traveller pergi sendiri
· Tourist sangat tergantung dengan teman dan tidak pernah memisahkan diri dari kelompoknya, sering menggunakan jasa tour guide, ikut paket tour
· Traveller sangat independent tidak tergantung pada orang lain dan menikmati kesendiriannya, serta mudah mendapat teman baru
Tourist makan di fancy restaurant, Traveller hunting makanan local.
· Tourist mencari makanan sesuai dengan selera mereka, dan hampir tidak punya interest untuk mengubah pola makan mereka di setiap negara yang mereka kunjungi.
· Traveller akan merasa perjalanan mereka sempurna jika mereka sudah mencoba makanan lokal walaupun keesokan hari nya harus mengalamai sakit perut akibat makanan tersebut.
Buat Traveller wajib hukumnya untuk enjoy dengan cara nya sendiri dan mampu menikmatinya serta mengambil makna dari tiap perjalananya, buat kami “Travellers just care”,
Travelling – it leaves you speechless, then turns you into a storyteller – Ibn Battuta.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews