Hidup Tanpa Media Sosial Dongkolnya Sampai Ubun-ubun

Alasan Pemerintah mengambil langkah pembatasan sementara akses tertentu di media sosial tersebut adalah untuk mencegah provokasi hingga penyebaran berita bohong.

Kamis, 23 Mei 2019 | 08:28 WIB
0
533
Hidup Tanpa  Media Sosial  Dongkolnya Sampai Ubun-ubun
Ilustrasi media sosial (Foto: Riau1.com)

Tanggal 22 Mei 2019, selain menghadapi ujian kedewasaan  berdemokrasi untuk bangsa Indonesia juga menjadi sebuah ujian hari  di mana dunia medsos masyarakat Indonesia seperti FB dan WA, khususnya dalam hal penyebaran foto dan video dibatasi pemerintah.

Lewat sumber media online Kompas.com hari ini Kementerian Komunikasi dan Informatika membatasi akses aplikasi perpesanan WhatsApp dan media sosial untuk sementara waktu.

Alasan Pemerintah mengambil langkah pembatasan sementara akses tertentu di media sosial tersebut adalah untuk mencegah provokasi hingga penyebaran berita bohong kepada masyarakat.  Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam pada hari ini.

Baca Juga: Milenial, Ideologi Pancasila dan Media Sosial

Hal ini membuat banyak pengguna whatapp dan media sosial lainnya merasa dongkol sampai ke ubun-ubun, sebab Whatsapp dan media sosial lainnya sudah menjadi teman paling dekat setiap orang dalam menjalani aktifitas sehari hari. Bisa dibilang tanpa medsos memang hidup seperti mati gaya.

Istilah yang jauh jadi dekat, yang dekat menjadi jauh sudah tidak asing lagi sejak munculnya aplikasi media sosial, tidak jarang terjadi fenomena saat ini dimana masing masing dalam sebuah keluarga ataupun suatu kumpulan lainnya, tidak lagi saling bicara satu sama lain, melainkan asik dan sibuk dengan smartphone masing - masing.

Tidak bisa dibantahkan bahwa Whatsapp dan Facebook adalah salah satu alat komunikasi dan interaksi yang paling digandrungi diseluruh dunia khususnya di Indonesia.

Lewat berita online Kompas.com selasa 5 februari 2019 silam pengguna medsos di Indonesia sudah sampai pada angka 150 juta jiwa penduduk, angka ini didapat lewat riset dari perusahaan media We Are Social yang bekerja sama dengan Hootsuite.' di mana hal ini juga sangat berhubungan erat dengan aplikasi whatsapp.

Satu hari kita lupa di mana kita meletakkan smartphone kita atau mungkin lupa membawa smartphone atau mungkin juga sedang habis kuota banyak pengguna gadget akan merasa sangat panik, gondok dan mati gaya.

Baca Juga: People Power, Selebrasi atau Delegitimasi Kedaulatan Rakyat?

Rasa gondok dan kesal yang dirasakan memang bukan tanpa alasan. Salah satunya ialah masalah kesulitan berkomunikasi dengan keluarga, kerabat, rekan bisnis atapun rekan kerja yang hal itu bisa saja menyebabkan satu kerugian.

Bayangkan, bagaimana jadinya hidup kita jika akhirnya jauh dari media sosial?

Tidak mudah untuk melupakan segala bentuk kemudahan yang didapat dari media sosial tersebut, walaupun dalam sisi negatifnya media sosial sudah mengikis ikatan emosional sesama manusia, karena berbicara secara langsung dan saling berinteraksi didunia nyata semakin nyata jauh berkurang dan mungkin lama lama akan hilang.

Luber Sitanggang

***