Presiden Joko Widodo nyatakan masyarakat sudah mulai diperbolehkan untuk tidak mengenakan masker saat melakukan aktivitas di luar ruangan. Hal tersebut merupakan bukti suksesnya pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 di Tanah Air yang terus menunjukkan tren perbaikan.
Penanganan pandemi Covid-19 yang sudah lebih dari dua tahun melanda Indonesia terbukti sangat baik dilakukan oleh Pemerintah. Pasalnya penurunan kurva sudah terjadi bahkan hingga saat ini kurva penyebaran Covid-19 sudah sangat landai. Selain itu tingkat penyebaran vaksinasi juga sudah menyebar dengan sangat merata ke seluruh masyarakat.
Kemudian beberapa kebijakan juga telah dilakukan oleh Pemerintah, mulai dari pelonggaran sedikit-demi sedikit kepada masyarakat agar mulai bisa melakukan aktivitasnya seperti sedia kala, diperbolehkannya melakukan perjalanan mudik saat Lebaran Idul Fitri 2022 kemarin dan sama sekali tidak terjadi kelonjakan kasus, hingga yang terbaru Presiden Joko Widodo sudah mengizinkan masyarakat untuk melakukan aktivitas di luar ruangan meski tanpa mengenakan masker.
Rahmad Haryono selaku Anggota Komisi IX DPR menyatakan bahwa dengan adanya kebijakan yang berani tersebut, berarti memang membuktikan bahwa penanganan pandemi Covid-19 yang selama ini diupayakan oleh Pemerintah menuai sukses besar. Selama ini semangat gotong royong selalu digaungkan dengan sinergitas antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, sejumlah tokoh masyarakat hingga para pemangku kepentingan turut serta berjibaku untuk bisa memutus rantai penularan Covid-19.
Kondisi Covid-19 memang sudah dibilang sangat terkendali saat ini di Indonesia, maka dari itu keputusan mengenai pelonggaran aktivitas ini adalah keputusan penyesuaian menurut Rahmad.
Pasalnya hingga 12 Mei 2022, keterisian kamar tidur di Rumah Sakit rujukan Covid-19 terus mengalami penurunan hingga mencapai angka 2 persen saja. Sehingga sudah bisa dikatakan bahwa memang pandemi telah terkendali.
Pemerintah sendiri pastinya juga sudah melakukan sejumlah riset dan kajian dengan para ahli, sehingga memperbolehkan untuk tidak menggunakan masker di beberapa tempat. Hal tersebut didukung oleh Anggota Komisi IX DPR Luqman Hakim mengatakan sejauh ini upaya pengendalian pandemi yang dilakukan Pemerintah melalui pengukuran yang presisi, sistematis dan juga konsisten dalam pengerjaannya.
Tidak bisa dipungkiri, bahwa nyatanya keberhasilan penanganan pandemi juga merupakan hasil dari kepatuhan masyarakat selama ini untuk terus menjalankan protokol kesehatan sesuai anjuran Pemerintah sehingga ini merupakan kesuksesan bersama. Mulai dari bagaimana masyarakat terus menggunakan masker dan juga mendatangi gerai vaksinasi yang sudah disediakan.
Maka dari itu imunitas yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia cenderung relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara lain seperti China dan Amerika. Terutama ketika melawan adanya varian baru Corona BA2. Oleh sebab itu, Pemerintah mulai membiasakan pelonggaran kebijakan masker agar masyarakat terbiasa dengan percepatan transisi pandemi ke endemi.
Dalam sebuah kesempatan, Menkes Budi menunjukkan bagaimana tingkat imunitas masyarakat Indonesia. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa antibodi yang dimiliki oleh masyarakat sudah mencapai angka 99,2 persen dalam merespons Covid-19. Kemudian antibodi tersebut dikatakan terbentuk karena vaksinasi ataupun juga karena terdapat beberapa orang yang pernah terinfeksi virus.
Sejumlah data dan fakta tersebut menunjukkan bahwa memang Indonesia sudah optimal dalam penanganan pandemi Covid-19. Keberhasilan tersebut merupakan kesuksesan bersama yang telah diupayakan sejak awal pandemi, sehingga diharapkan dapat mempercepat transisi pandemi ke endemi demi pulihnya perekonomian nasional.
Wahyu Irawan, Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews