Hidup di Masa Prapandemik Covid-19 yang Abnormal

Sebelum pandemik covid-19, cara atau gaya hidup sebagian besar warga masyarakat adalah tidak normal alias abnormal.

Senin, 25 Mei 2020 | 20:42 WIB
0
348
Hidup di Masa Prapandemik Covid-19 yang Abnormal
Hidup normal di masa pandemi (Foto: tribunnews.com)

Akibat pandemik covid-29, kini muncul istilah "new normal life" atau "hidup baru normal".

Sesungguhnya, justru hidup yang dijalani oleh masyarakat sehari-hari sebelum dilanda pandemik covid-19 (masa pra-pandemik covid-19) adalah hidup yang "tidak normal".

Kenapa saya katakan "hidup yang tidak normal" atau gaya hidup yang tidak normal?

Karena, sebelum pandemik covid-19, orang-orang tidak peduli akan kebersihan kedua telapak tangan. Sangat jarang atau hampir tak ada yang memahami pentingnya kebersihan tangan. Betapa kedua belah telapak tangan itu penuh dengan bakteri, kuman, yang kasat mata.

Jauh sebelum pandemik covid-19, apabila kamu datang ke rumah sakit untuk membesuk teman atau saudara yang dirawat, maka kamu akan melihat di tembok dekat pintu kamar pasien rawat inap ada digantung sebuah botol berisi cairan disinfektan.

Setiap kali dokter, perawat atau tamu pasien datang dan sebelum memasuki ruang kamar perawatan pasien itu, terutama sang dokter, mesti membersihkan kedua telapak tangan terlebih dahulu dengan menyemprotkan cairan disinfektan.

Dan jauh-hari hari sebelum pandemik covid-19, banyak orang tidak memahami bahwa menjaga jarak fisik kita dengan seseorang (physical distancing) itu penting. Selain alasan kesehatan juga ada alasan psikologisnya.

Alasan kesehatan agar kita jangan tertular penyakit dari orang yang berdekatan dengan kita. Kita tak tahu apakah orang yang berdekatan dengan kita itu apakah mempunyai sesuatu penyakit. Misalnya TBC.

Sedangkan alasan psikologis adalah kita seharusnya menjaga jarak dengan seseorang (physical distancing). Apalagi orang tersebut belum kita kenal atau bukan kawan dekat. Karena, ketika seseorang, apalagi yang berlainan jenis kelamin, mendekati kita, mengajak bicara, dengan jarak tubuhnya dengan tubuh kita sangat berdekatan kurang dari satu meter.

Maka, itu artinya orang itu sudah memasuki wilayah pribadi kita. Dia sudah melanggar jarak sosial dengan kita.

Kita harus mencegah jangan sampai seseorang berdiri terlalu dekat dengan kita saat berbicara. Minimal harus 1 meter. Beda halnya apabila sedang di pesawat, bis, bioskop.

Sesungguhnya, jaga jarak fisik (physical distancing), cuci tangan dengan sabun/disinfektan adalah cara hidup yang normal.

Justru, sebelum pandemik covid-19, cara atau gaya hidup sebagian besar warga masyarakat adalah tidak normal alias abnormal.

Kemudian, masalah pakai masker. Di bumi yang tingkat polusinya sudah sangat tinggi, seharusnya setiap orang wajib memakai masker. Paling tidak, memakai masker akan menyaring debu-debu halus memasuki hidung dan mulut.

Jadi, sesungguhnya, dengan adanya pandemik covid-19, kita, manusia, diingatkan kembali, untuk bisa hidup secara benar dan normal. Sebelum pandemik covid-19, banyak manusia sudah tidak hidup secara benar dan hidup abnormal.

***