Virus corona memang menyerang tak kenal status sosial, kaya atau miskin, pejabat atau bukan pejabat, rajin ibadah atau tidak semua berpotensi terpapar virus corona.
Masyarakat Indonesia mempunyai warisan leluhur cara makan yaitu dengan "dipuluk" (Jawa) atau makan dengan jari tangan. Hampir semua suku di Indonesia melestarikan makan dengan jari tangan atau dipuluk.
Di negara lain, seperti India, Bangladesh, negara Timur Tengah juga seperti kebanyakan masyarakat Indonesia yaitu makan dengan jari tangan.
Negara China, Korea, Jepang cara makannya menggunakan sumpit.
Negara-negara Eropa dan Amerika cara makannya menggunakan sendok dan garpu.
Makan dengan menggunakan jari tangan dianggap kurang higienis atau tidak memenuhi unsur dari kebersihan maupun kesehatan. Sekalipun sebelum makan sudah cuci tangan. Bahkan masyarakat Eropa dan Amerika memandang makan dengan jari tangan jauh dari kata higienis atau dianggap masyarakat terbelakang.
Makan menggunakan sumpit dan sendok atau garpu memang lebih memenuhi unsur dari kebersihan dan kesehatan atau menjauhkan dari virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh.
Nah, terkait wabah atau virus corona yang sudah membuat kalang kabut banyak negara dan jatuh korban jiwa, justru malah banyak menyerang negara-negara yang menerapkan standar kesehatan, kebersihan atau higienis yang tinggi terhadap cara makan yaitu menggunakan sumpit atau sendok dan garpu.
Jumlah korban jiwa yang meninggal atau yang positif atau terinfeksi virus corona seperti Jepang, Korea, China dan negara-negara Eropa atau Amerika justru virus corona sangat mengganas dan banyak menyerang masyarakatnya yang terkenal standart kebersihan yang tinggi atau higienis dalam menerapkan hidup sehat.
Tapi sebaliknya, masyarakat Indonesia dan India yang dianggap jauh dari kata bersih atau higienis dan bisa dikatakan jorok karena makan dengan jari tangan, justru jumlah korban jiwa atau yang terinfeksi corona jumlahnya lebih kecil dibanding dengan negara-negara Eropa dan Amerika yang mengaku paling bersih atau higienis cara makannya.
Bukankan virus corona bisa masuk ke dalam tubuh melalui media tangan? Makanya dianjurkan untuk sering-sering cuci tangan.
Virus corona memang menyerang tak kenal status sosial, kaya atau miskin, pejabat atau bukan pejabat, rajin ibadah atau tidak semua berpotensi terpapar virus corona.
Pada akhirnya virus corona lama-lama akan dianggap biasa atau masyarakat bisa menerima dengan pikiran jernih. Di luar rumah memang bisa dengan mudah terpapar virus corona, tapi apakah orang-orang yang berada di rumah akan bebas dengan penyakit?
Berdiam diri di rumah dalam jangka panjang juga akan menimbulkan atau menyebabkan penyakit lainya yaitu darah tinggi, jantung dan diabet.
Artinya di luar rumah atau di dalam rumah manusia selalu terancam dengan namanya penyakit.
Waspadalah!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews