Makan Gunakan Tangan Kosong Lebih Higienis Dibanding Garpu dan Sumpit?

Virus corona memang menyerang tak kenal status sosial, kaya atau miskin, pejabat atau bukan pejabat, rajin ibadah atau tidak semua berpotensi terpapar virus corona.

Minggu, 26 April 2020 | 21:13 WIB
0
214
Makan Gunakan Tangan Kosong Lebih Higienis Dibanding Garpu dan Sumpit?

Masyarakat Indonesia mempunyai warisan leluhur cara makan yaitu dengan "dipuluk" (Jawa) atau makan dengan jari tangan. Hampir semua suku di Indonesia melestarikan makan dengan jari tangan atau dipuluk.

Di negara lain, seperti India, Bangladesh, negara Timur Tengah juga seperti kebanyakan masyarakat Indonesia yaitu makan dengan jari tangan.

Negara China, Korea, Jepang cara makannya menggunakan sumpit.

Negara-negara Eropa dan Amerika cara makannya menggunakan sendok dan garpu.

Makan dengan menggunakan jari tangan dianggap kurang higienis atau tidak memenuhi unsur dari kebersihan maupun kesehatan. Sekalipun sebelum makan sudah cuci tangan. Bahkan masyarakat Eropa dan Amerika memandang makan dengan jari tangan jauh dari kata higienis atau dianggap masyarakat terbelakang.

Makan menggunakan sumpit dan sendok atau garpu memang lebih memenuhi unsur dari kebersihan dan kesehatan atau menjauhkan dari virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh.

Nah, terkait wabah atau virus corona yang sudah membuat kalang kabut banyak negara dan jatuh korban jiwa, justru malah banyak menyerang negara-negara yang menerapkan standar kesehatan, kebersihan atau higienis yang tinggi terhadap cara makan yaitu menggunakan sumpit atau sendok dan garpu.

Jumlah korban jiwa yang meninggal atau yang positif  atau terinfeksi virus corona seperti Jepang, Korea, China dan negara-negara Eropa atau Amerika justru virus corona sangat mengganas dan banyak menyerang masyarakatnya yang terkenal standart kebersihan yang tinggi atau higienis dalam menerapkan  hidup sehat.

Tapi sebaliknya, masyarakat Indonesia dan India yang dianggap jauh dari kata bersih atau higienis dan bisa dikatakan jorok karena makan dengan jari tangan, justru jumlah korban jiwa atau yang terinfeksi corona jumlahnya lebih kecil dibanding dengan negara-negara Eropa dan Amerika yang mengaku paling bersih atau higienis cara makannya.

Bukankan virus corona bisa masuk ke dalam tubuh melalui media tangan? Makanya dianjurkan untuk sering-sering cuci tangan.

Virus corona memang menyerang tak kenal status sosial, kaya atau miskin, pejabat atau bukan pejabat, rajin ibadah atau tidak semua berpotensi terpapar virus corona.

Pada akhirnya virus corona lama-lama akan dianggap biasa atau masyarakat bisa menerima dengan pikiran jernih. Di luar rumah memang bisa dengan mudah terpapar virus corona, tapi apakah orang-orang yang berada di rumah akan bebas dengan penyakit?

Berdiam diri di rumah dalam jangka panjang juga akan menimbulkan atau menyebabkan penyakit lainya yaitu darah tinggi, jantung dan diabet.

Artinya di luar rumah atau di dalam rumah manusia selalu terancam dengan namanya penyakit.

Waspadalah!

***