Sketsa Harian [54] Content Is King

Berkaca dari pengalaman saat pertama membangun dan mengembangkan Kompasiana, dua kelengkapan lainnya, yaitu "gamification" dan "notification", tidak boleh diabaikan.

Rabu, 29 Januari 2020 | 08:16 WIB
0
381
Sketsa Harian [54] Content Is King
Ilustrasi (Foto: thepixel.com)

Beberapa waktu lalu saya memenuhi undangan FGD yang diselenggarakan Direktorat Sistem Perbendaharaan Kemenkeu tentang forum intranet yang mereka namakan Forum Kajian Perbendaharaan. Dua hari sebelumnya permintaan disampaikan oleh Pak Dody yang bekerja sebagai Litbang.

Seperti biasa saya menyiapkan beberapa halaman presentasi menggunakan Power Point versi jadul berupa gambar/foto yang saya labeli teks di tubuh gambar itu. Teks sebagai kata kunci yang berfungsi sebagai pengingat (reminder) saja, selebihnya saya menarasikannya.

"Kekola Konten Forum", demikian judul presentasi saya. Hanya ada dua pemateri dalam FGD selama 3 jam itu, yakni saya dan Pak Silih yang membahas "branding" sebuah produk. Mungkin tepatnya dia membahas "contect", saya membahas" content" sesuai keahlian saya.

Lagi, keberadaan saya di Kemenkeu ini, kalau biasanya sharing ilmu menulis dan karenanya atribusi yang melekat dalam diri saya "jurnalis", sekarang saya hadir karena atribusi "Pendiri Kompasiana" dan pernah bertanggung jawab terhadap Forum Kompas.com saat masih bertugas di kawasan Palmeran beberapa tahun lalu.

Direktorat rupanya ingin menimba pengalaman saya mendirikan, mengelola dan membesarkan Kompasiana. Saya tidak menolak atribusi ini, kadang nama saya yang melekat ke Kompasiana ini membawa berkah tersendiri. Thanks, God, Allah SWT.

Karena bicara mengelola konten forum, dua slide saya gunakan untuk menampilkan dua buku yang pernah saya tulis, yaitu "Citizen Journalism" (PBK) dan "Kompasiana Etalase Warga Biasa" (GPU). Saya bercerita ringkasan atau hal-hal penting yang ada di dua buku tersebut kaitannya dalam mengelola konten.

Tetapi, saya memulai paparan dengan slide pertama berupa foto mahkota raja di bawah ini yang saya tulisi "Content Is King, Conversation Is Queen". Saya analogikan pernyataan ini dalam permainan catur. "King" adalah Raja, dan "Queen" Menteri, buah catur paling kuat. "Tanpa Raja atau rajanya mati, permainan selesai," kata saya saat membuka paparan.

"Facebook, Instagram, Twitter atau bahkan Kompasiana itu hanyalah media. Mereka tidak akan berarti apa-apa tanpa konten yang dibuat oleh para penggunanya (users generated content). Tugas Anda sebagai penyedia forum adalah mengisi media yang kosong itu dengan konten berupa thread yang dibuat penggunanya," kata saya.

Baru kemudian saya masuk ke pembicaraan konten seperti apa yang cocok untuk keberadaan sebuah forum diskusi, yang sebenarnya tidak jauh-jauh dari buku yang pernah saya tulis, yaitu mengelola "conversation" dengan memperhatikan tujuh hal sebagai berikut:

1. Content
2. Comment
3. Response
4. Discuss
5. Share
6. Gamification
7. Notification

Apa maksudnya? Ya, para admin dan superadmin forum inilah yang akan mengelola percakapan para penggunanya.

Content, misalnya, yaitu berupa thread dalam bentuk artikel/opini. Ketika satu thread ini dikomentari (comment) banyak orang dan satu komen ditanggapi (response) orang lain, terjadilah proses dialektika virtual (discuss). Semua proses percakapan harus dimungkinkan untuk dibagikan (share) ke media sosial maupun ke WA.

"Tugas admin mengawasi lalu-lintas seluruh percakapan itu," kata saya.

Ketujuh hal yang saya sebutkan di atas nantinya berkaitan dengan mesin forum yang akan dibuat, misalnya ketersediaan fitur-fitur yang memungkinkan para pengguna dengan aman dan mudah berdiskusi meski hanya menggunakan ponsel.

Berkaca dari pengalaman saat pertama membangun dan mengembangkan Kompasiana, dua kelengkapan lainnya, yaitu "gamification" dan "notification", tidak boleh diabaikan.

"Gamification" bisa berupa peringkat, kepangkatan atau pencapaian para penggunanya. Siapa yang paling rajin berinteraksi, maka dia berhak menyandang pangkat "Lurah", misalnya. Di bawah "Lurah" ada "RW", "RT" dan seterusnya.

Sedangkan "notifivation" adalah pemberitahuan melalui ponsel (pada masa lalu Kompasiana menggunakan SMS) mengenai thread yang pernah kita buat atau karena kita mengomentari/menanggapi thread lain.

"Ketika ada seorang pengguna mengomentari thread kita, maka notifikasi itu kita dapatkan melalui ponsel dan bisa langsung dibuka dengan merujuk ke thread yang dimaksud. Ini selain penulis merasa dihargai, ia juga senang karena thread-nya ramai dikomentari banyak orang. Begitu nature-nya," kata saya.

Karena terbatasnya waktu, tidak banyak pertanyaan yang diajukan, sehingga saya gunakan untuk membedah tampilan Forum Kajian Perbendaharaan yang memang masih sangat sederhana dan masih jauh dari "friendly users".

Bahwa ada keinginan pihak Direktorat Sistem Perbendaharaan untuk me-rebranding dan memperbaiki tampilan forum dengan konten yang bermanfaat, itu yang saya acungi jempol sehingga lahirlah tulisan ini.

So long....

#PepihNugraha

Tulisan sebelumnya: Sketsa Harian [53] "Alena", Sebuah Eksperimen Penulisan "Cerpen Bersambung"