Kita harus memberikan dukungan kepada orang-orang waras yang masih berhati nurani. Kita harus mendukung orang-orang baik.
Demo-demo besar seperti bisa terjadi karena dua hal :
1. Pemerintah yang sudah terlaku zolim dan otoriter. Seperti peristiwa demo mahasiswa tahun 98 yang menggeruduk gedung DPR memaksa Soeharto lengser.
2. Ada design dari orang-orang yang ingin melengserkan pemerintahan dengan memakai UANG untuk menggerakkan massa.
Sekarang kita coba telaah masalah bangsa ini dengan pikiran waras dan hati nurani.
Pemerintahan Jokowi itu tidak zolim. Tidak otoriter. Bahkan pro rakyat. Jokowi bangun infrastruktur untuk kepentingan rakyat dan negara. Tapi kok masih ada demo-demo besar??
Ya jelas, demo itu digerakkan pakai UANG. Ada bohirnya.
Ada kepentingan besar!!
Dan cara terbagus adalah pakai cara agama, pakai ayat.
Karena masyarakat kita masih rada-rada bodoh. Mudah disetir pakai agama.
Ini "gara-gara" Jokowi yg berani membubarkan Petral. Membubarkan HTI. Menggasak Freeport. Dan belakangan ini menyita asetnya Tommy Soeharto.
Ya tentu marah dong mereka yang ingin 'status quo'. Ingin tetap hidup nyaman kayak di era ORBA.
Makanya, sebagai anak bangsa kita-kita yang masih waras dan rada- rada pinter sedikit jangan cuma menjadi 'silent majority'. Kita harus bangkit bersuara, berteriak meskipun cuma di medsos. Terus- menerus bersuara dan menyuarakan kebaikan demi rakyat, bangsa dan negara!!
Jangan terlalu berharap kepada para politikus dan partai. Sebab sedikit partai dan sedikit politikus yang benar-bebar masih punya akal sehat dan hati nurani. Mereka itu membawa kepentingan pribadi dan kelompoknya.
Kalau pun masih ada politikus yang waras dan berhati nurani, mereka pasti tidak akan mampu melangkah sendirian. Mereka tak kuasa melawan policy partainya dan kemauan pimpinan partainya.
Kita harus memberikan dukungan kepada orang-orang waras yang masih berhati nurani. Kita harus mendukung orang-orang baik.
Jika orang-orang baik diam, maka para penjahat yang akan berkuasa.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews