Jaga Tradisi Bulan Ramadhan di Era Pandemi Covid-19

Jumat, 5 Juni 2020 | 18:13 WIB
0
192
Jaga Tradisi Bulan Ramadhan di Era Pandemi Covid-19
Ramadhan

Tahun 2020 menjadi masa yang berat bagi siapapun di muka bumi. Sejak penghujung tahun lalu, dunia mulai disibukkan dengan permasalahan virus corona.

Waktu terus bergulir, namun persoalan belum kunjung usai. Hal itu terasa hingga memasuki bulan puasa dan kala Idul fitri tiba.

Perayaan Idul Fitri kali ini tak lagi sama seperti sediakala. Tak ada suara takbir menggema ditiap masjid.

Tak ada warga yang berbondong datang ke masjid sembari membawa sajadah dan alat solatnya. Tak ada deretan warga berkerumun dan saling bersalaman sebagai simbol memaafkan.

Kebanyakan dari mereka memilih untuk solat berjamaah dirumah. Begitu pula dengan yang dilakukan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, dirinya solat dihalaman Wisma Bayurini, Istana Kepresidenan Bogor hanya bersama keluarga beserta sejumlah pengawal.

Dalam solat tersebut, Jokowi beserta jamaah lainnya juga memakai masker dan memberi jarak satu sama lain. Langkah ini selaras dengan kebijakan pelarangan solat berjamaah di masjid dan lapangan yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Kendati demikian tak semua wilayah memberlakukan aturan tersebut. Misal di Masjid Khairul Huda di Mataram atau di Masjid Jami Al Hidayah di Bekasi Timur, Jawa Barat tetap mengadakan solat Ied karena masuk wilayah berzona hijau alias nol pasien positif Covid-19.

Apalagi ziarah kubur ataupun mudik ke kampung halaman tampaknya itu mustahil untuk dilakukan di masa pandemi ini. Selain dilarang, Jakarta masuk ke dalam zona merah penyebaran Covid-19.

Kedua tradisi khas bulan ramadhan itu, dikhawatirkan bakal mengundang kerumunan. Terlebih durasi PSBB di Jakarta diperpanjang hingga 4 Juni mendatang.

Namun ragam tradisi tadi seakan bisa terobati dengan kemudahan berkomunikasi dan kecanggihan teknologi di masa kini. Berkat teknologi-lah semua sanak saudara dan kerabat yang tinggal berjauhan pun tetap dapat menyambung silahturami. Mulai dari sekadar bertukar kabar lewat chatting, telepon, hingga bertatapan lewat layar ponsel.

Kondisi itu otomatis membuat penyedia internet mendulang rezeki berkali-kali lipat. Misalnya IndiHome dan Biznet mencatat adanya lonjakan trafik data sejak diberlakukannya kebijakan Work From Home (WFH).

Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), peningkatan mencapai angka 20 persen. Sedangkan Asosiasi Penyelenggara Jasa Telekomunikasi Indonesia (ATSI) mencatat, kenaikan trafik data sekitar 10-15%.

Kemudian pihak IndiHome turut mengungkapkan bahwa ada peningkatan jumlah pelanggan baru, kira-kira 30-40 persen hanya dibulan Maret saja. Lonjakan trafik didominasi oleh penggunaan aplikasi belajar online seperti Ruangguru, Paket Ilmupedia, dan Google Classroom yang meningkat lebih dari 5404 persen.

Ada pula peningkatan pengguna layanan aplikasi penunjang untuk bekerja dari rumah yakni layanan konferensi video seperti Zoom, Microsoft Teams, dan CloudX milik Telkomsel lebih dari 443 persen. Aplikasi pesan instan seperti WhatsApp, Line, dan Telegram naik hingga 40 persen dan gim online sebesar 34 persen.

Meski begitu tetap saja, rindu ingin jumpa terus menggebu-gebu dalam dada dan sayangnya masih harus tertahan hingga waktu yang tak ditentukan. Demi meminimalisir penularan dan menjaga kesehatan kita.

Oleh: Sony Kusumo