Ayo kita bersama-sama melawan budaya kekerasan. Paling tidak, kita sendiri tidak melakukan kekerasan kepada orang lain.
Beberapa waktu yang lalu sempat beredar di media sosial sebuah video seorang ibu berusia lanjut menjambak rambut dan memukuli seorang cewek di kereta. Katanya si ibu marah karena si cewek itu tak berhak duduk di kursinya. Andaikan, misal si cewek memang salah, apa tindakan ibu itu bisa dibenarkan?
Saat ini ada semacam pembenaran bahwa kita bisa memaksakan 'apa yang kita anggap benar' kepada orang lain, termasuk dengan kekerasan. Apakah Anda menyadari itu? Maksudnya ingin menerapkan kebenaran, namun dengan cara yang salah.
Pembangunan gereja diteror, orang tua memukuli anak, guru menganiaya murid, pencopet dipukuli massa, warung makan dirusak saat buka siang hari di bulan puasa, hingga razia-razia yang sering dilakukan ormas tertentu. Tujuannya menegakkan aturan namun dengan cara melanggar aturan lainnya.
Naluri bertindak sewenang-wenang, merasa superhero, itulah dasar melakukan kekerasan terhadap pihak lain. Dilandasi perasaan bahwa dirinya lebih berkuasa, lalu dia merasa berhak bertindak sewenang-wenang.
Merasa lebih tua, merasa lebih pintar, merasa paling benar, merasa mayoritas, merasa punya jabatan, merasa punya banyak massa, merasa paling kuat secara fisik, semua itu melahirkan perasaan: berhak menghakimi orang lain dengan kekerasan.
Di negara hukum, tak seharusnya ada tindakan main hakim sendiri. Tak seharusnya warga sipil melakukan kekerasan terhadap warga sipil lainnya. Apapun alasannya.
Menyampaikan kebenaran dengan baik diperintahkan oleh Allah dalam AlQuran surat AnNahl ayat 125. Bukan hanya menjaga perilaku saat menyampaikan kebenaran, bahkan ketika berdiskusi (berdebat) pun kita harus tetap berdiskusi dengan kata-kata yang baik.
Dan kalau untuk menyampaikan kebaikan saja kita tak boleh menggunakan kekerasan, apalagi kekerasan yang lain seperti premanisme, kekerasan rasisme, kekerasan senioritas dll, tentu saja itu harusnya lebih dihindari.
Ayo kita bersama-sama melawan budaya kekerasan. Paling tidak, kita sendiri tidak melakukan kekerasan kepada orang lain. Marilah kita sampaikan kebenaran dengan cara yang benar. Tanpa kekerasan, tanpa kesewenang-wenangan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews